Seperti biasanya Asyla dan Aster akan pergi ke luar hutan Dark Flores untuk memebeli bahan-bahan makanan yang tak bisa ditemukan di hutan berkebut itu. Mereka menyamarkan warna mata dan rambut mereka dengan sihir Aster. Tak ada yang menyadari penyamaran mereka karena mereka melakukannya dengan sangat natural.
"Hei, lihat ini! Bukankah itu gaun yang indah," ucap Aster sambil menunjuk sebuah gaun pernikahan yang terpajang di sebuah toko pakaian. Asyla menatap gaun itu dengan tatapan tak tertarik sama sekali.
"Apa kau bercanda? Aku bahkan pernah mengenakan gaun yang lebih indah dan mewah dari itu. Pernikahanku diadakan dengan sangat meriah. Aku menikah seperti layaknya cinderela," sombong Asyla. Gadis itu tiba-tiba terkejud dengan apa yang baru saja ia katanya. Matanya melotot tak percaya karena dulunya dia pernah menikah.
Sedangkan Aster juga terkejut karena Asyla dapat mengingat pernikahannya. Niat hati hendak mengode kalau dia mau melamar Asyla tapi gadis itu malah mendapatkan sekeping ingatannya yang hilang.
'Tau begini mending tak usah kuperlihatkan dia gaun pengantin' batin Aster.
"A Aster, apa sebelumnya kita sudah menikah?" tanya Asyla.
Aster mengerukan keningnya dan kemudian memeluk Asyla sambil berkata "Sayang, apa kau mengingat sesuatu?" dengan berbisik pelan pada telinga Asyla. Asyla mencoba mengingat sesuatu. Ia merasa dulu pernah mengenakan gaun pengantin yang begitu berat dan berwarna pink. Mempelai prianya adalah seseorang yang memiliki rambut berwarna hitam. Aster juga memiliki rambut berwarna hitam.
'Semoga kau tak mengingat siapa suamimu,'batin Aster.
"Aster, kau jahat! Kenapa tidak bilang kalau kita sudah menikah? Tunggu, suamiku itu memiliki mata merah dan rambut hitam sepertiku tapi dia sedikit lebih tinggi darimu ditambah lagi dia itu sepertinya lebih tampan darimu. Aster, kau bukanlah suamiku. Aster aku mau bertemu suamiku. Kau pasti tau siapa dia"
Aster tertawa dengan tingkah lucu Asyla. Ia mencubit hidung gadis itu karena gemas dan kemudian mengecup keningnya. Tak lama setelah itu Asyla tampak seperti orang yang kebingungan.
"Aster tadi kita habis membicarakan apa?" tanya Asyla.
"Apa kau lupa?"
Asyla mengangguk sebagai jawaban iya. Ia merasa tak ingat apa apa tentang sesuatu yang tadi ia bicarakan dengan Aster. Keduanya melanjutkan belanjanya. Saat itu Asyla tak sadar bahwa ia telah berpapasan dengan Antonio yang mengenakan pakaian rakyat biasa berjalan ke suatu tempat bersama Felicia.
Keduanya merasa sesaat perasaan rindu yang mendalam. Asyla berhenti sesaat begitu juga dengan Antonio. Keduanya menoleh kebelakang. Mata mereka bertemu namun hanya untuk sesaat.
'Aneh, kenapa rasanya aku mengenali orang itu,' batin Asyla. Ia segera memalingkan mukanya saat Aster memanggilnya.
Sementara itu Antonio hanya menatap Asyla dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia merasa gadis berambut coklat yang ia tatap itu memiliki aura yang sama dengan Asyla tapi gadis itu tidak mungkin Asyla. Permaisurinya itu tidak suka jika mengenakan gaun yang panjang seperti yang dikenakan wanita di hadapannya.
"Yang Mulia, kita harus segera sebelum orang itu pergi" ucap Felicia memecahkan lamunan Antonio. Mereka pada akhirnya berjalan pada arah yang berlawanan. Saling tidak mengenali satu sama lain.
Setelah selesai berbelanja baik Aster maupun Asyla kembali ke Dark Flores dengan menggunakan sihir teleportasi. Dalam sekejap mata mereka sudah berada di dalam castel. Keduanya kembali menjalankan rutinitas masing masing. Asyla akan sibuk membereskan barang barang belajaan kemudian berlatih memanah dan bertarung dengan belati miliknya. Aster akan sibuk mengatur dan memimpin para penyihir, mengatur mereka layaknya seorang raja yang memimpin rakyatnya.
****
Sementara itu Felicia dan Antonio telah sampai di cafe yang waktu itu pernah ditunjukan oleh Asyla pada Felicia. Tentu saja Felicia langsung menghampiri Aes karena ia tak tau sandi rahasia yang hanya diketahui para pembeli informasi khusus.
"Halo nona kita bertemu lagi. Ngomong-ngomong siapa pria ini dan dimana kakakmu?" tanya Aes dengan ramah pada Felicia.
"Bisakah kita bicara ditempat waktu itu?"
"Apa pria ini bisa dipercaya. Aku curiga kalau dia adalah seorang kesatria kerajaan yang menyamar. Lihat saja lengannya dia terlihat seperti orang yang sudah sering pergi berperang"
"Aku bersumpah akan menjaga semua rahasiamu," ucap Antonio.
Aes menatap tajam mata Antonio dan ia melihat tekat kuat yang terpancar pada matanya. Pria berambut merah itu pada akhirnya menghela nafas pasrah. Ia mengajak kedua orang tamu tak diundang itu untuk pergi ke taman pribadinya.
"Melihat dari espresimu pasti telah terjadi sesuatu pada kakakmu," tebak Aes tanpa basa basi.
Felicia dan Antonio saling bertukar kode dan pada akhirnya keduanya sepakat menjelaskan situasi yang mereka hadapi pada Aes bahkan informasi tentang identitas mereka. Awalnya Aes mengira kedua orang itu berbohong namun saat Antonio melepas penyamarannya barulah pria rambut merah itu percaya.
"Sebenarnya Dark Flores itu dulunya adalah hutan biasa. Ribuan tahun lalu manusia hanya memiliki warna mata coklat, embel dan ada beberapa yang memiliki pupil mata biru. Rambut merekapun tidak memiliki warna pelangi seperti saat ini. Orc, gobli bahkan fairy hanya dianggap sebagai mitos oleh peradaban manusia. Dataran di dunia ini terbagi menjadi 6 benua. Dulu penyihir itu tidak ada. Manusia saling bersaing akan kecanggihan senjata dan teknologi. Saat itu terjadilah perrang besar-besaran yang dinamakan 'Perang Dunia III'
Perang ini memakan banyak korban. Mereka bertarung dengan menggunakan monster dari besi. Seluruh sumber daya dikerahkan hingga tak ada lagi yang tersisa. Meski begitu manusia masih tidak puas. Mereka kemudian tetap berperang dengan menggunakan kayu dan batu.
Suatu hari sebuah meteor jatuh ke bumi. Benua di bumi hanya tinggal 1 dan itu adalah benua Antrozodia yang kita tempati saat ini. Ledakan meteteor memiliki efek lain bagi kehidupan di bumi. Mahkluk seperti goblin dan orc tiba tiba saja ada. Sebagian manusia dapat menggunakan sihir dan warna rambutnya berubah menjadi putih sementara sisanya memiliki fisik yang super kuat. Mereka yang tak bisa sihir menjadi takut dengan para penyihir dan mengusir penyihir itu. Para penyihir kemudian mengungsi ke sebuah hutan kabut yang saat ini kita kenal sebagai Dark Flores. Aku hanya tau tentang kisah ini saja karena sejarah ini sudah dilupakan dan hanya ada di perpustakaan kekaisaran Aesteler. Kau pasti bisa mencari sisanya. Selama berjuang Yang Mulia"
Setelah mengatakan itu Aes menteleportasi Felicia dan Antonio di dekat istana kekaisaran Aesteler. Keduanya tak mengerti dengan maksud Aes. Buku apa yang dia maksud dan dimana letaknya, keduanya hanya harus membaca buku buku itu. Lagi pula perpustakaan Aesteler hanya menyimpan 763.819.192 buah buku.
Bersambung....
Terimakasih sudah membaca (♥ó㉨ò)ノ♡
Jum'at, 25 Desember 2020
Manusia Kacang
KAMU SEDANG MEMBACA
Penulis & Dunia Novel [Tamat]
FantasyStatus : Tamat Up date: - Penyihir? Itu kata pertama yang aku dengar saat berada di dunia ini. Tanpa diizinkan mengucapkan sepatah katapun mereka langsung menyeretku ke suatu tempat yang tak asing bagiku. Tempat dengan rumah-rumah pohon. Rambut mere...