Bagian 2

2.5K 365 38
                                    

Istana saat ini sedang sibuk menyiapkan pesta penyambutan selir kaisar. Kenyataan bahwa selir hanyalah akan jadi tawanan kaisar hanya diketahui oleh beberapa orang. Banyak kabar yang mengatakan tentang keajaiban selir.

Ada gosib yang beredar bahwa sang kaisar sangat mencintai selir. Namun, karena selir adalah seorang budak yang melarikan diri ia tak akan pernah bisa menjadi permaisuri jika selir tak memiliki potensi. Satu-satunya peran selir hanyalah sebagi wanita yang akan melahirkan pewaris kerajaan.

Selama persiapan Asyla dikurung di salah satu kamar tamu kerajaan dengan kakinya diikat pada tempat tidur. Ikatan tersebut disembunyikan di balik selimut dan orang yang mengikat kakinya adalah kaisr sendiri. Giofarel sang kaisar itu sendiri berdalih bahwa selir memiliki fisik yang lemah. Ia tak dapat berdiri lebih dari 3 jam dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Ck, alasan yang bagus.

Sementara itu Asyla hanya pasrah dengan perlakuan calon suaminya yang baru ia temui seminggu yang lalu. Ashe ditugaskan untuk mengawasi Asyla dengan kedok sebagai pengawal pribadi. Pernikahan mereka akan dilangsungkan sebulan lagi.

"Halo tuan Ashe yang bijaksana bisakah kau melepaskan ikatan ini?"

Asyla berbicara dengan mengumpulkan sedikit keberaniannya. Sejujurnya Asyla bukanlah anak yang ramah seperi Felicia, tapi bukan juga seseorang yang kasar. Asyla hanyalah seorang hikikomori yang sangat jarang keluar dari kamarnya sama halnya dengan author Manusia Kacang. Sifatnya yang tertutup itu membuatnya hanya cocok menjadi penulis yang penyendiri.

"Tidak bisa" ucap Ashe dengan ketus menatap Asyla dengan jijik.

"Kau tau iblis itu mengikatku dengan sangat kuat. Kakiku bisa putus jika dibiarkan seperti ini terus," omel Asyla.

"Jika kau sadar siapa lawanmu sebaiknya kau menyerah saja tuanku sudah berbaik hati mau menikahimu"

"Dasar pria brengsek. Perempuan mana yang mau dinikahi oleh pria iblis macam dia? Arogan, sombong, kejam, tak berperasaan, wajahnya memang tampan tapi ia kejam. Hiks mama"

Setelah melontarkan umpatannya Asyla langsung menangis memanggi mamanya.  Ashe hanya bisa menatapnya jengkel. Penyihir cengeng seperti dia sangatlah tak cocok dengan kaisarnya yang tangguh itu.

***

Saat ini aku hanya bisa memaikan peran sebagai gadis cengeng. Jika saja aku terdampar dalam novel karya penulis lain mungkin saja aku sudah mengutuk penulis novel itu. Bisa-bisanya aku hanya menjadi tokoh figura pada novel karyaku sendiri. Aku adalah penulisnya setidaknya aku harus naik jabatan dari figura menjadi antagonis maupun protagoni. Ugh, kakiku bertahanlah sebentar lagi. Antonio biadab itu tega sekali dia padaku.

Saat aku sedang meratapi nasibku pintu kamarku langsung dibuka oleh seseorang. Akhirnya yang aku tunggu datang juga. Aku yakin telah membuat deskripsi tentangnya mengenai kejeniusannya tapi bisa bisanya dia menjadikanku istrinya yang namaku saja belum ia ketahui. Mari kita hitung mundur tiga dua satu.

"Katakan padaku siapa namamu?"

'Sudah aku duga,' ucapku dalam hati.

"Ehem, yang mulia kaisar Antonio Giofarel de Mocassio yang terhormat. Apa anda kesini hanya menanyai nama saya? Saya merasa tersanjung atas kunjungan anda jika itu bukan untuk tujuan membunuh saya" Aku berucap dengan setenang mungkin sambil tersenyuman manis dengan tatapan yang lembut.

"Namamu. Katakan padaku sekarang juga!" Ia mengatakan itu padaku dengan nada membentak. Gendang telingaku rasanya mau pecah. Bersabarlah jantung, jangan sampai kau berhenti berdetak.

"Asyla Khaira" jawabku dengan nada datar dan dengan ekspresi yang datar juga.

"Baiklah Asyla, jangan pernah mengira aku menikahimu karena aku mencintaimu. Aku melakukan itu agar kau bisa aku manfaatkan. Sihirmu bisa berguna menjaga wilayahku dari serangan monster dan sebagai balasan atas jasamu aku menjadikanmu selirku sebagai jaminan aku tak akan membunuhmu"

Penulis & Dunia Novel [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang