Bagian 23

434 79 3
                                    

Puluhan anak anak tertawa riang. Nyanyian kebahagiaan terdengar begitu jelas. Mereka bernyanyi dengan lantang. Ada seorang pria yang tertidur pulas di atas sebuah kasur.

Di sebelah pria itu ada seorang gadis yang menatap wajahnya sambil tersenyum. Rasa hangat dalam dadanya membakar jiwanya. Pria itu suaminya yang bahkan tak ada dalam memorinya.

Ia ingat dengan jelas kalau dirinya bukan bagian dari dunia ini, tapi ia tak bisa mengingat alasan ia bisa ada di tempat ini dan menikah dengan pria di sebelahnya. Semua bagaikan mimpi yang tak bisa dipercaya.

Apa kabar dengan ibunya? Apa wanita itu masih sibuk bekerja dan tak pulang pulang kerumah? Lalu ayahnya, mungkin masih saja sering mabuk mabukan.

Pintu tiba tiba saja terbuka, terlihat seorang anak perempuan dengan malu malu masuk membawa sepiring biskuit pada Asyla.

"Kakak peri, aku membawa biskuit untuk kakak peri. Aku memasaknya sendiri" ucapnya.

Asyla tersenyum mengusap kepala anak itu dengan lembut kemudian memakan biskut tersebut.

"Siapa namamu?" tanya Asyla.

"Sa Sate, namaku Sate" ucap anak tersebut.

'Sate? Aku jadi ingin makan Sate Padang' batin Asyla.

"Biskuitnya sangat enak, terimakasih Sate"

Wajah Sate berubah jadi merah, ia meletakkan nampaknya pada merah kemudian pergi dengan terburu buru.

Asyla merasakan ada sebuah pergerakan di kasur. Antonio sudah sadar, ia terduduk sambil menatap Asyla.

'Melihat cogan di pagi hari memang ia the beast' batin Asyla.

"Dimana ini?"

"Di panti asuhan, kau pingsan setelah makan apel yang belum dicuci" ucap Asyla.

Gadis itu meletakkan tangannya di kening Antonio. Ia melepas kancing baju pria itu satu persatu. Wajahnya sedikit memerah melihat dada bidang Antonio. Lengannya sangat berotot dan lagi perutnya ada banyak kotak kotak.

"Apa aku akan diperkosa istriku?" bisik Antonio lemah.

"Bodoh aku hanya membantumu melepaskan pakaianmu"

"Kalau begitu bantu aku mandi juga. Aku tak berdaya menggosok tubuhku sendiri"

"Kau tidak akan mati jika tak mandi!" bentak Asyla sambil mendorong kasar tubuh Antonio.

"Kau tak cocok menjadi dokter maupun perawat," ujar Antonio.

"Tentu saja tidak. Aku lebih cocok membunuh orang ketimbang mengobatinya," balas Asyla dengan wajah menyeramkan.

'Dasar pria mesum' batin Asyla.

Antonio terkikik geli mendengar ucapan Asyla. Sudah lama mereka tidak berbicara lepas seperti ini. Namun wajahnya kembali masam. Apa jadinya jika gadis ini tau penyebab ia harus menikahi dirinya.

Mungkin gadis ini akan kembali pada Aster yang lebih lembut dan hangat. Sejak awal gadis itu tak pernah menyukainya. Malahan gadis itu sangat membencinya. Semakin ia berusaha mendekatinya gadis itu akan semakin menjauhinya, tapi saat ia menyerah gadis itu justru menunggunya untuk meraihnya lagi.

Antonio keluar dari ruangan bersamaan dengan Asyla. Ada sesuatu yang aneh dari penghuni panti asuhan ini namun ia mencoba untuk tidak mengubrisnya. Kepalanya masih pusing akibat ulah istrinya.

"Sebaiknya anda jangan terlalu banyak bergerak tuan," ucap seorang wanita pada Antonio.

Perempuan itu menatap Antonio dengan lembut. Asyla merasa bahwa tatapan itu akan menjadi bencana nantinya. Wanita itu adalah orang yang sama dengan wanita penipu itu.

Penulis & Dunia Novel [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang