"Tuan,"
Minhee menoleh kearah Bibi Park yang berjalan menujunya.
Kemudian Minhee mengeluarkan helaan nafas, "mereka emang bodoh ya?"
Bibi Park diam tidak menjawab.
Minhee mengangkat kakinya dan menaruhnya diatas meja. Matanya terpejam, mengingat rencana kedua.
Mereka berdua diam. Saling memikirkan rencana gila yang dirancang oleh Minhee sendiri.
"... Tuan yakin mau menjalankan rencana kedua?" Tanya Bibi Park dengan wajah datarnya.
Minhee membuka matanya lalu menoleh, "Bibi ragu?"
Bibi Park menggeleng.
"Saya bersedia,"
"Bagus," balas Minhee puas.
Bibi Park ikut mengangguk lalu tenggelam dalam pikirannya sendiri, "... tapi,"
"Hm?" Gumam Minhee sebagai sahutan.
"Saya mau tahu siapa lelaki yang berambut putih," lanjut Bibi Park.
"Putih?" Gumam Minhee. "Ah... itu Kang Taehyun,"
"Apa dia ikut ke acara pernikahan?"
Minhee melihat kalender, "entah. Tapi seharusnya dia ikut, Junho kan sahabatnya."
Bibi Park mengangguk. "Baiklah, terimakasih."
"Saya pamit,"
Minhee melambaikan tangannya lalu Bibi Park keluar dari ruangan Minhee.
"Astaga, den Junho balik! Bibi hampir mau nangis kalo den gak ketemu!" Ujar Bibi Lee heboh ketika melihat Junho yang digendong oleh Yunseong.
Junho tersenyum menanggapi Bibi Lee. "Makasih udah khawatirin Junho, Bi."
"Den gak kenapa-napa? Den Junho ada luka?" Tanya Bibi Lee.
"Nggak kok Bi, Junho baik."
Yunseong mencibir, "Bi, bikinin makanan buat Junho. Junho belum makan."
Bibi Lee mengangguk lalu pergi ke dapur.
"Lo dikamar gue aja ya, kamar lo masih berantakan." Ucap Yunseong yang diangguki Junho. Dibawanya Junho kekamar Yunseong.
Setelah mengantar Junho, Yunseong kembali ke ruangtamu yang masih ada Taehyun dan Bomin.
"Makasih ya," ucap Yunseong.
Taehyun dan Bomin mengangguk.
"Ini, pernikahan lo diundur gak?" Tanya Bomin.
Yunseong terlihat berpikir, "lihat keadaan Junho sih harusnya diundur, tapi undangan udah terlanjur kesebar, apalagi ke temen bisnisnya ayah. Gue bakal suruh Junho istirahat sampai hari h deh."
Taehyun dan Bomin lagi-lagi mengangguk.
Mereka bertiga ngobrol sebentar hingga akhirnya Taehyun nyeletuk.
"Seong, gue kayaknya gak bisa ikut ke acara pernikahan lo."
Yunseong menatap Taehyun, "lah kenapa?"
"Besok gue berangkat keluar kota bareng Kak Beomgyu. Ada urusan bisnis diluar kota," jawab Taehyun. "Sorry banget nih, tapi gue usahain cepet selesai."
"Owalah," sahut Yunseong. "Sans Tae, palingan Junho yang sedih soalnya sahabatnya gak ada."
"Sampein ke Junho, gue minta maaf."
Yunseong mengangkat jempolnya.
"Gue pulang dulu ya," pamit Bomin.
"Eh tunggu, anterin gue ke asrama ngambil mobil gue." Tahan Taehyun.
"Iya-iya, gue tunggu di mobil."
Taehyun mengangguk. Setelah Bomin keluar dari apart Yunseong, Taehyun menatap Yunseong serius.
"Gue ingetin sekali lagi, hati-hati pas hari h. Tambahin bodyguard, jangan biarin orang aneh atau yang gak diundang masuk."
Yunseong mengerutkan dahi, "kenapa tiba-tiba gini?"
"Lo udah berurusan sama Kang Minhee. Kang Minhee berhubungan sama Park Jiae. Park Jiae adalah perancang bom."
Taehyun mendekap kedua tangannya, "lo paham?"
Yunseong mengangguk.
"Udah sana lo pergi,"
Sepulangnya Taehyun dan Bomin, Yunseong tengah cuddle dengan Junho.
"Yunseong, Junho khawatir."
Yunseong berdeham. "Kenapa?"
"Kalo semisalnya Minhee bakal datang lagi, gimana?"
"Gak usah dipikirin ya? Gue janji nanti kita bakal lancar-lancar aja,"
Junho mengerucutkan bibirnya, "iya,"
"Gitu dong, manisnya Yunseong." Balas Yunseong lalu mengecup pelan bibir Junho. Membuat yang dicium malu.
(A/n) :
Dua chapter lagi mungkin...
vomment dong....
KAMU SEDANG MEMBACA
about you [yunseong junho]
Hayran KurguSegala rahasia, segala fakta yang di sembunyikan, perlahan terungkap dan mengundang berbagai pandangan.