Siapa yang bilang mereka akan menjadi pasangan kekasih?
Hahaha, tentu saja tidak.
Karena Junho yang masih tetap dalam pendiriannya untuk tidak menjalain suatu hubungan dengan Yunseong, maka mereka tidak menjalin kasih.
Kasihan Yunseong.
Saling suka tapi sepihak dalam menjalankan hubungan 💀
Oh ya, kali ini Yunseong akan pergi ke kantor Ayahnya karena Taehyun yang membujuknya untuk menemui Tuan Hwang.
Yunseong awalnya tidak mau pergi menemui Ayahnya itu, tapi Taehyun memaksa dan ditambah Junho yang mendukung Taehyun.
Ya sudah, jadilah Yunseong pergi ke kantor bersama Taehyun dan Junho.
Kenapa Junho ikut? Karena paksaan dari Yunseong yang mengancam dia tidak akan bertemu dengan Tuan Hwang jika Junho tidak bersamanya.
Sesampainya disana, Taehyun berpisah dari mereka dan hanya menyuruh Yunseong untuk pergi ke lantai paling atas, ruang kerja Tuan Hwang.
Sesampainya di depan ruang kerja Tuan Hwang, Yunseong memegang dadanya dan mengelusnya untuk menetralisir detakan jantungnya.
Dia hanya akan bertemu dengan Ayahnya, tapi kenapa semenyeramkan ini.
Dengan perlahan, Yunseong memutar knop pintu dan membuka pintunya.
Menampilkan sosok Tuan Hwang yang sedang duduk di kursi nya.
"Lama tidak berjumpa, Yunseong," sapa Tuan Hwang yang dibalas anggukan oleh Yunseong. Atensi Tuan Hwang teralihkan ke arah Junho yang berada di samping Yunseong.
Mata Tuan Hwang menyipit, "Kenapa kamu bawa dia?"
"Kalo Ayah ngapa-ngapain Junho, Yunseong balik." Tegas Yunseong.
Tuan Hwang menghela napas, "Baiklah. Tapi setidaknya suruh temanmu itu untuk menunggu diluar. Ini termasuk topik pembahasan privasi."
Yunseong menatap Junho yang dibalas anggukan oleh Junho. Dengan cepat, Junho membungkuk ke arah Tuan Hwang dan pergi keluar.
"Duduk sini, Yunseong," ucap Tuan Hwang.
"Ayah mau bicarain apa? Kalo soal perusahaan, Yunseong gamau ngurus." Tolak Yunseong terang-terangan.
"Kamu emang cetakan Sinbi sama Mama ya," Tuan Hwang menghela napas. "Duduk dulu aja,"
Alhasil, Yunseong mendudukkan dirinya di depan Tuan Hwang. Sambil bersidekap tangan, Yunseong menatap Tuan Hwang tajam.
"Ayah mau minta maaf,"
"Soal?" Alis Yunseong mendelik.
"Soal kamu jadi penerus perusahaan." Balas Tuan Hwang yang membuat tatapan Yunseong melunak.
"Jadi aku bisa bebas dari tuntutan penerus?"
Tuan Hwang menggeleng, "Gak semudah itu Ayah ngebebasin kamu."
Yunseong mendecih.
"Ayah minta maaf kalo selama ini Ayah cuma mentingin pekerjaan. Dari pandangan Sinbi, Ayah ini gila kerja. Mungkin pandangan kamu juga begitu." Ucap Tuan Hwang, "Tapi, Ayah cuma mau membuat fasilitas yang nyaman buat keturunan Ayah. Ayah gamau kalo kalian sama kayak Ayah dulu,"
Hati Yunseong terenyuh.
"Selama ini, Ayah mulai bisnis Ayah dari nol sampai besar. Ayah mulai buka cabang di negara negara besar. Tapi, kesuksesan Ayah memang gak mungkin gak meliputi banyaknya musuh Ayah yang pengen ngancurin perusahaan, sampai ngancurin Ayah."
"Kalo kamu mau tau, nyawa Ayah lima bulan lalu sempet hampir melayang karena hampir di tusuk oleh pembunuh bayaran dari rival Ayah." Tuan Hwang mengangkat kepalanya, menatap langit-langit. "Ayah panik dan langsung keingetan perusahaan, kalo perusahaan ini gak ada yang nerusin dan Ayah mati, gimana kehidupan kalian?"
"Kan ada bawahan Ayah yang bakal ngurus." Cela Yunseong.
"Semua orang memang mikir kayak begitu, tapi belum tentu bawahan Ayah orang yang terpercaya."
"Lanjut, Sinb sudah cukup matang buat mendalami ini. Tapi karena ego nya, Ayah terpaksa beralih ke kamu. Mulus awalnya, tapi kamu ternyata berfikiran sama dengan Sinb."
Yunseong mendengus, "Jangan salahin Kak Eunbi."
"Gak ada. Gak ada yang salah, Ayah yang salah. Cara Ayah salah." Balas Tuan Hwang.
"Terus? Intinya apa?" Tanya Yunseong tidak sabaran.
"Ayah masih ingin kamu jadi penerus perusahaan." Ujar Tuan Hwang.
Yunseong menggeleng, "Yunseong gamau."
Tuan Hwang menghela napas. Seketika hening hingga bunyi telepon di ruang kerja Tuan Hwang berbunyi. Tuan Hwang menoleh ke arah Yunseong, "Bentar,"
Yunseong kemudian mengabaikan Ayahnya. Ia benar-benar menulikan pendengarannya ketika Ayahnya berbicara dengan seseorang di telepon itu.
Selesai. Tuan Hwang menutup telepon itu dan kemudian berdiri.
"Yunseong, ikut Ayah ke lantai bawah." Ucap Tuan Hwang tegas berarti tidak ada penolakan.
Yunseong dengan berat hati mengikuti Ayahnya ke lantai bawah.
Mereka berdua menuju kantin dan duduk di salah satu tempat paling nyaman.
"Kita mau ngapain?" Tanya Yunseong.
Tuan Hwang menoleh ke sekitar, "Ketemu seseorang."
"Siapa?"
"Tunangan kamu-"
Yunseong terbelalak. Baru dia mau menggebrak meja, Tuan Hwang mengangkat tangannya dan melambai ke seseorang.
"Sini!" Ujar Tuan Hwang kepada orang itu.
Yunseong kesal karena diabaikan. Dan berakhir menyimpan semuanya untuk nanti.
Seseorang itu datang ke meja mereka dan orang itu dengan Tuan Hwang berbicara dan menyapa sejenak.
"Oh ya, kenalin ini anak gue. Yunseong," ucap Tuan Hwang dengan bahasa gaulnya.
Orang itu menoleh ke arah Yunseong dan tersenyum. "Cakep ya kek elo pas muda,"
"Lo bisa aja wkwk," balas Tuan Hwang.
Sungguh, ini sisi yang baru dilihat Yunseong tentang Ayahnya.
"Oh ya, mana anak elo? Gak sabar gue liat calon mantu gue." Yunseong seketika jengkel.
Dia kan inginnya sama Junho!
"Mana ya? Tadi dia ke toilet," ucap teman Ayahnya itu. "Oh itu tuh!"
Yunseong mengalihkan pandangannya dan menulikan pendengaran ketika Ayahnya dan teman Ayahnya itu memanggil anak teman Ayahnya.
"Yunseong! Cepet kasih salam ke calon kamu!" Yunseong menggeleng tapi Ia dipaksa oleh Tuan Hwang.
Dan, speechless.
"JUNHO?!?!"
(A/n) :
Peek a boo! Hihi, fluff kan??
KAMU SEDANG MEMBACA
about you [yunseong junho]
FanfictionSegala rahasia, segala fakta yang di sembunyikan, perlahan terungkap dan mengundang berbagai pandangan.