/masih flashback/
Jam tujuh, Yunseong baru saja meyelesaikan sarapannya dan hendak beranjak menuju ruang latihan.
Tidak peduli melihat kakak kelas yang mengejar Yunseong.
Untung aja Yunseong pernah belajar jurus lari cepet tanpa nengok pake muka ala ala setan gentayangan, dari Jungmo sama Hyunjin.
Gak tau kenapa namanya itu.
Iya in aja, author lagi males mikir.
Tapi, entah kenapa, Yunseong gak sreg buat latihan, padahal niatnya mau ningkatin performa sebelum lomba.
Iya, lomba antar murid.
Daripada Yunseong gak punya kerjaan selain belajar akademik, ya Yunseong ikut lah klub dance.
Seru sih, tapi anggota senior nya pada galak.
Waktu Yunseong buka pintu ruang latihan, kosong melompong. Artinya, hari ini boleh libur.
Dengan senang hati, Yunseong menutup kembali pintu dan berjalan kembali menuju kamarnya.
Yunseong terbangun begitu mendengar suara berisik yang mengganggu tidurnya. Yunseong menoleh ke sebelahnya, tidak ada Junho disana.
Yunseong refleks bangun dan mengedarkan pandangannya kesana-kemari.
suara berisik itu muncul lagi ke pendengaran Yunseong, membuat Yunseong menengok ke arah kanan bawah,
"JUNHO?!?!"
Junho menangis dengan sebuah genangan darah di depannya.
Dengan segera, Yunseong mendekap Junho yang menangis. "Jun?! Junho, lo kenapa?"
Junho menggeleng kuat-kuat dan menenggelamkan wajah nya ke pelukan Yunseong. Tangisannya berlanjut.
Yunseong bingung, apa yang terjadi dengan Junho? Di tambah genangan darah, yang sepertinya, Junho muntah darah.
Terbukti dari ujung bibir Junho yang sedikit merah.
Yunseong mengusap punggung Junho yang bergetar karena terisak.
Junho meremat ujung baju Yunseong, "J-jun hiks, Junho g-gak salah hiks,"
"Iya, Junho gak salah, Junho gak salah," ulang Yunseong berupaya menenangkan Junho.
"Junho ta-takut hiks," lanjut Junho.
Yunseong mengerutkan dahinya, sebenarnya apa yang terjadi dengan Junho?
"Sst, Junho gak usah takut, ada gue disini." Ucap Yunseong sambil terus mengelus punggung Junho.
Junho perlahan berhenti terisak, senyap kemudian.
Yunseong menolehkan kepala Junho pelan, memastikan Junho berhenti menangis.
Iya, Junho berhenti menangis. Tapi, sepertinya Junho pingsan.
Yunseong pun menggendong Junho dan menidurkannya di kasur.
Setelah membersihkan muntahan darah Junho, Yunseong turun untuk memanggil petugas uks.
"Pokoknya, biarin Junho istirahat dulu. Jangan biarin dia ngelakuin atau mikir berat," kata Seungmin terus keluar dari kamar.
Yunseong mengangguk samar sembari memperhatikan Junho yang pucat.
Kira-kira apa yang membuat Junho jadi seperti itu?
Yunseong mengalihkan pandangannya ke arah jendela yang selalu di tatap Junho.
Jackpot!
Ada sebuah kertas yang terselip di pinggir jendela.
Yunseong mengambil kertas yang tampak sudah di remes hingga kecil dan membukanya.
"Halo, Cha.
Jangan macem macem sama gue, ya."
(A/n) :
Kira kira siapaa
Btw, ini flashback dari chapter "wandering" yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
about you [yunseong junho]
Fiksi PenggemarSegala rahasia, segala fakta yang di sembunyikan, perlahan terungkap dan mengundang berbagai pandangan.