Semenjak kejadian kemarin, Yunseong dengan enteng bilang kalau dirinya menerima tunangan tersebut yang berarti dia juga akan menjadi penerus perusahaan.
Junho sih cengengesan, gak sabar sampai di asrama sambil godain Yunseong yang jilat ludahnya sendiri awokawokawok.
Oh, jangan lupakan Taehyun yang ternyata berkontribusi besar dalam rencana Tuan Hwang untuk menjodohkan Yunseong dan Junho.
Sambil malu-malu, Yunseong menepuk pundak Taehyun, "Hyun, thanks ya."
"Sama sama, jagain Junho atau kepala lo gak selamat." Ujar Taehyun tidak main-main. Yunseong merinding, mendengar kalau Taehyun hobi meng-headlock kepala orang.
Ya, nggak hobi juga sih. Buat lampiasin marah aja.
Setelah Yunseong yang mendapat pelajaran dasar dari tutor barunya selama tiga jam penuh, Yunseong dan Junho pulang ke asrama.
Perjalanan pulang dipenuhi adegan-adegan clingy yang sangat tidak bisa di toleran. Jadilah kita skip aja karena authornya geli.
Sesampainya di depan asrama, mereka berdua langsung masuk menuju kamar mereka setelah melempar sapa kepada orang orang yang berpas-pasan dengan mereka.
Mereka bergantian membilas tubuh dan mengganti pakaian dengan piyama.
Ketika Yunseong keluar dari kamar mandi, Ia mendapati Junho yang tengah duduk diatas kasurnya dan seperti biasa, memandangi konstelasi langit.
Ia kemudian mengambil posisi di depan Junho dan meraih tangan Junho untuk memegang handuk yang Yunseong pegang.
"Tolong keringin rambut aku," ucap Yunseong.
Junho tersenyum kecil dan menuruti Yunseong. Dengan telaten, Junho mengeringkan rambut Yunseong. Setelah menggunakan handuk, Junho meraih hair-dryer.
Perlahan, Junho menyugar rambut Yunseong sembari mengeringkannya dengan hair-dryer.
"Ini hari terakhir ya..,"
Junho bergumam, "Hm?"
"Ini hari terakhir kita ada di asrama," lanjut Yunseong. Junho mengangguk.
Setelah menerima pertunangan tadi, Tuan Hwang dan Tuan Cha setuju agar Yunseong dan Junho pindah ke apartemen yang sudah disiapkan.
Junho kembali memandang langit malam yang dipenuhi bintang.
Yunseong beranjak dari hadapan Junho dan mengambil handuk yang tadi di pegang Junho.
Yunseong pergi ke depan kamar mandi dan menggantung handuk itu di raknya. Setelahnya, Ia kembali.
"Ayo tidur!" Ajak Yunseong.
Junho menatap Yunseong bingung, "Kenapa Yunseong disini? Kasur Yunseong disana,"
"Gak ada penolakan! Simulasi jadi pasusu!" Ujar Yunseong lalu memeluk Junho dan membawanya tidur.
Wajah Junho merah, "Y-Yunseong!"
"Tidur," tegas Yunseong sembari mengeratkan pelukannya.
Junho menutup matanya gugup, dan perlahan membalas pelukan Yunseong.
"Selamat malam, Yunseong," ucap Junho.
Yunseong mengecup dahi Junho pelan, "Selamat malam juga, Junho."
. . . .‿‿‿๑❀๑‿‿‿ . . . .
Junho terkejut ketika bangun tidur, Ia mendapati muka bantal Yunseong yang tengah menatapnya lembut. Dengan jarak yang sangat dekat.
Pipi Junho jadi panas lagi.
"Y-Yun-"
"Junho, kamu tahu adarusa? Ya, itu kamu,"
Junho gelagapan, "hah? A-adarusa? Maksudnya ada rusa? Rusanya ada?"
"Adarusa, artinya orang yang pinjam sesuatu, tapi gak mau balikkin." Jelas Yunseong.
"Junho memang pernah minjem tapi gak balikkin sesuatu ke Yunseong?" Tanya Junho heran.
Yunseong mengangguk, membuat Junho semakin heran juga panik. "A-apaan?"
"Ini," Yunseong menunjuk dadanya, "Kamu gak pernah mau balikkin hati aku,"
Rona merah menjalar di pipi Junho.
(A/n) :
Banyak yang cb oktober.. aku miskin...
KAMU SEDANG MEMBACA
about you [yunseong junho]
Fiksi PenggemarSegala rahasia, segala fakta yang di sembunyikan, perlahan terungkap dan mengundang berbagai pandangan.