Hwang Yunseong, disini semuanya di mulai.
Ketika Nyonya Hwang mengandung janin yang di ketahuinya saat berusia 4 bulan. Tuan Hwang sangat bahagia mendengar kabar tersebut.
Sudah selayaknya cerita sebuah keluarga.
Nyonya Hwang sangat berhati-hati ketika kandungannya mulai membesar dan mendekati tanggal melahirkan.
Tuan Hwang menambah penjagaan menjadi semakin ketat.
Sinbi juga ikut berdiam diri di rumah, menemani Nyonya Hwang.
Hingga suatu malam.
Tiga tembakan peluru yang bersarang di kepala Nyonya Hwang berhasil merenggut nyawa nya.
Sinbi tidak memperdulikan para bodyguard yang tengah berusaha melindungi mereka berdua dan segera memapah Nyonya Hwang menuju rumah sakit yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Sinbi menatap datar tubuh Nyonya Hwang yang dibawa ke ruangan operasi.
Hati nya mencelos, "Tuan Hwang brengsek,"
Di langkahkan kakinya menuju tempat duduk. Mata Sinbi menatap nanar setiap orang yang memperhatikannya.
Baju Sinbi 24/7 di dominasi darah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa bahwa Sinbi ikut berada di garis depan, namun dirinya lah yang mengundang banyak cipratan darah.
Sinbi orang yang harus di lindungi.
Tuan Hwang datang dengan jas yang di tentengnya. "Sinbi! Mama mana?"
Sinbi mengangkat kepalanya, menatap nyalang Tuan Hwang.
"Punya otak kan? Pake lah," jawab Sinbi acuh.
Tuan Hwang menghela napas. "Sinbi-"
"Jangan panggil saya Sinbi. Nama saya Eunbi." Sarkas Sinbi. "Saya bukan dosa,"
"Tapi-"
"Panggilan kesayangan dari Nenek? Persetan." Potong Sinbi. "Panggilan benci kali cocoknya,"
Tuan Hwang diam. Sinbi memang dendam sekali terhadapnya dan keluarga besarnya.
Karena mereka, nyawa Nyonya Hwang diincar banyak pembunuh bayaran.
"Gimana keadaan Mama?" Tanya Tuan Hwang setelah menghela napas.
Sinbi mengendikkan bahunya acuh, bertepatan dengan keluarnya seorang suster.
"Dengan keluarga Nyonya Hwang?"
"Iya, saya suaminya sus. Bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Tuan Hwang.
Sang suster menoleh ke arah Tuan Hwang, "Ah, kebetulan. Tuan, cepat tentukan. Nyawa istri anda atau nyawa anak anda?"
"Hah?" Tuan Hwang kaget.
Sinbi menghentakkan kakinya, "Dua-duanya!"
"Saya mohon maaf, tapi keduanya berada dalam kondisi yang paling kritis. Dengan kemampuan kami, kami hanya bisa menyelamatkan salah satunya. Silahkan di pikirkan," balas Sang Suster. "Dengan cepat,"
"Kalo gue bilang dua-duanya ya dua-duanya bangsat!" Ujar Sinbi seraya berdiri.
Tangannya tremor, takut kehilangan salah satu diantara keluarganya. Kecuali Tuan Hwang.
Tuan Hwang bergerak mendekati Sinbi dan menepuk pundaknya, "Bi,"
"Apa?!" Balas Sinbi kesal.
Tuan Hwang menatap Sinbi dengan pandangan yang bisa Sinbi simpulkan dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
about you [yunseong junho]
FanfictionSegala rahasia, segala fakta yang di sembunyikan, perlahan terungkap dan mengundang berbagai pandangan.