H-2, dua hari lagi, maka dua insan di dunia ini akan mendapat hari bahagianya. Harusnya.
Ya, harusnya.
"BRAK!"
"Maksud lo apa?!" Ujar Yunseong yang baru saja mendobrak meja di ruang kantornya.
Bomin, wakil Yunseong sekaligus sahabat Yunseong, menggertakkan giginya, "Kurang jelas lagi kata-kata gue, Hwang? Junho hilang!"
Yunseong mendengus lalu menghempaskan dirinya ke bangku belakangnya. Ia memijit pelan pangkal hidungnya sebelum akhirnya beranjak dari ruangannya, diikuti oleh Bomin.
"Choi, lu tau darimana Junho hilang?" Tanya Yunseong sembari berusaha menenangkan batinnya yang bergemuruh tidak karuan, khawatir melanda.
Bomin mengangkat layar handphone, "Bibi Lee ngasih tau gue, katanya Junho gak keluar dari kamarnya buat makan siang, akhirnya Bibi Lee nyamperin ke kamar Junho tapi waktu dibuka Junho gak ada dan kamar Junho berantakan."
"Culik?"
"Bisa jadi," Bomin kemudian menunjuk ke arah kanan, "Kesana, mobil gue disana."
Akhirnya mereka pun meluncur memakai mobil Bomin untuk mencari Junho.
"Ada tujuan kita kemana?" Tanya Bomin sembari memakai sabuk pengaman.
Yunseong menggertakkan giginya, "Ayo ke apart gue dulu. Temuin Bibi Lee,"
Bomin mengangguk dan segera menyetir menuju apart Yunseong.
Sesampainya di apart Yunseong, mereka segera masuk dan di sambut oleh raut cemas Bibi Lee.
"Bi? Junho kemana?" Tanya Yunseong tanpa salam.
Bibi Lee menoleh ke arah kamar Junho, "G-gak tau Bibi, tadi pas Bibi buka kamar Nak Junho, sudah hancur seperti kapal pecah."
Yunseong menggeram lalu menuju kamar Junho yang memang benar, hancur seperti kapal pecah.
"Bibi ada dengar keributan dari kamar Junho?" Tanya Yunseong.
Lagi-lagi Bibi Lee menggeleng, "Tadi Bibi ketiduran di ruang tv,"
Yunseong mengepalkan tangannya erat. Bisa-bisanya Sang Bibi ketiduran?
Bomin memegang pundak Yunseong, "Tenang dulu, ayo kita tanya Bibi. Siapa tau kita dapat petunjuk."
Yunseong mau tak mau mengangguk walaupun dia sangat khawatir.
Dan di ruang tv lah, mereka berakhir. Ditemani tiga cangkir teh manis.
"Bi, bibi yakin gak dengar apa-apa?" Tanya Bomin. Bibi Lee mengangguk takut-takut.
Bomin ikut mengangguk pelan.
"Kalo dilihat dari kondisi kamar Junho, ini jelas penculikan. Apa Bibi lihat sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Bomin.
Bibi Lee menunduk sedikit, mengingat-ingat.
"Lagian Bibi kenapa bisa ketiduran?!" Ujar Yunseong kesal.
"M-maaf Tuan, Bibi juga gak tau. Tiba-tiba Bibi ngantuk dan gak bisa ditahan, padahal Bibi sudah minum kopi segelas." Jawab Bibi Lee, jujur.
Bomin menepuk punggung Yunseong, menyuruhnya tenang dulu.
"Bibi, lihat sesuatu yang mencurigakan sebelum Bibi tidur?" Tanya Bomin sekali lagi.
Bibi memegang dagunya, "Ah! Betul! Eh tapi, ini lebih seperti hanya halusinasi Bibi...,"
"Apa itu?"
"Jadi tadi sebelum Nak Junho masuk kamar buat tidur sebentar, Bibi sempat bersih-bersih kamar Nak Junho. Dan, di jendela kamar, Bibi liat ada siluet hitam, dari bentukannya sih itu kayak kepala orang..., tapi habis itu siluetnya hilang. Jadi Bibi kira itu halusinasi Bibi.."
Yunseong dan Bomin saling berpandangan.
(A/n) :
Hi, long time no see.
anw,
Jendela-bayangan/siluet hitam. Ada yang ngeeh gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
about you [yunseong junho]
FanfictionSegala rahasia, segala fakta yang di sembunyikan, perlahan terungkap dan mengundang berbagai pandangan.