Bab 25

1.4K 169 18
                                    

Hai jangan lupa Vote dan Komennya ya....

Yuza menggendong kelinci berwarna abu-abu sementara yang putih di gendong oleh Raka.

(Aku ambil kelincinya Wei Ying dan Lan Zhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Aku ambil kelincinya Wei Ying dan Lan Zhan.)

Yuza sangat menyukai kelinci itu, ia mengelus dan membelai kelinci abu-abu itu. Kelinci itu tidur dengan nyamannya di gendongan Yuza. Raka memperhatikan Yuza yang sangat menyayangi kelinci itu. Mereka masih terus menelusuri jalan setapak menuju bukit. Perjalanan menuju bukit membutuhkan waktu satu malam. Sementara hari sudah gelap, Raka berbicara.

"Hari sudah gelap, lebih baik kita teruskan perjalanan besok pagi. Untuk sementara kita istirahat dulu di gubuk itu." ujar Raka.

Yuza mengangguk tanda setuju, lalu Raka mengumpulkan ranting kering untuk membuat api unggun. Lalu mereka melepas kedua kelinci itu untuk bermain-main. Yuza melihat sekeliling, lalu ia melihat buah di pohon tempat mereka berteduh. Yuza menggerakkan tangannya lalu menurunkan beberapa buah. Kemudian Yuza memejamkan matanya ia melihat sekeliling, lebih tepatnya mencari sumber makanan yang bisa di makan. Yuza membuka matanya, lalu ia tersenyum dan mulai memanggil sumber makanan itu. Ia menghipnotis ayam hutan, ada dua ekor ayam hutan yang datang. Lalu ayam itu mendekati Yuza dan Yuza pun menangkapnya.

"Raka, lihatlah ada ayam hutan yang bisa dimakan." ujar Yuza, dari tadi Raka tidak menyadari kalau Yuza menggunakan kekuatannya, karena dari tadi Raka sibuk mencari ranting kering.

"Berikan padaku, aku akan membersihkan ayam itu dan membumbuinya." ujar Raka.

Yuza memberikan ayam itu kepada Raka. Raka menyembelih ayam ayam itu, lalu membersihkan semuanya. Ada sungai di dekat mereka, jadi Raka bisa membersihkan ayam ayam itu. Raka menghancurkan beberapa buah, lalu memeras airnya dan melumurinya keayam ayam itu. Ayam ayam itu sudah siap di panggang, Yuza juga sudah menyiapkan apinya. Kelinci-kelinci itu Yuza beri makan buah yang ia ambil tadi. Raka kembali membawa ayam itu, lalu memanggangnya. Raka menggunakan kekuatannya untuk menggerakkan ayam-ayam itu agar berputar-putar dan matang dengan rata.
(Berasa ayam golet uncle Muthu...)

Raka mengangkat ayam itu, lalu memberikan kepada Yuza yang satunya. "Pelan-pelan, masih panas."

Yuza menerimanya dan memakan ayam itu. Rasanya enak, terasa gurih dan ada sensasi asam dari sari buah tadi. Raka menikmati makannya, Yuza juga sama.  Lalu Raka memberikan sebotol air bersih yang ia ambil dari sumber air tadi. Mereka selesai makan, lalu mereka duduk bersebelahan dan menceritakan banyak hal.

"Kalau aku boleh tau, kenapa kau selalu berkeliaran begini?" ujar Yuza kepada Raka.

"Keadaan yang membuatku begini, aku tidak memiliki orang tua, kedua orang tuaku meninggal di bunuh oleh klan Demon." ujar Raka.

"Aku turut prihatin, aku juga tidak memiliki orang tua. Kedua orang tuaku mati di bunuh oleh Raja Dong Ha. Lalu aku di bawa pergi oleh ke tiga pengawal ayah dan ibuku kedunia atas. Raja Dong Ha bersukutu dengan Klan Demon, Penyihir, dan Klan Elf. Bahkan raja tertinggi di atas segala raja baru saja bangun yang lama terkurung, itu semua karenaku. Aku membebaskannya, aku tidak tau apa yang di rencanakan raja itu padaku. Aku takut," ujar Yuza sambil memeluk lututnya sendiri.

Raka tidak bisa berbicara apa-apa, ia melihat dimata Yuza penuh dengan kebencian. Penuh dengan amarah dan dendam, Yuza melanjutkan pembicaraannya. "Bahkan sekarang ini, aku sudah tidak mempercayai orang orang terdekatku. Aku tidak tau harus percaya kepada siapa lagi, aku bingung. Sudah beberapa kali aku mengalami hal yang sama, aku ingin mengakhiri semuanya."

Yuza meneteskan air matanya, ia menangis terisak, ia memegangi dadanya. Rasanya sesak sekali, mengingat kematian ibunya yang tragis, kematian ayahnya yang sangat kejam. Ribuan anak panah menghujam tubuh Hyujin kala itu, ribuan pedang menancap di tubuh Hyujin juga. Bahkan ibu raja juga mati mengenaskan. Setelah kematian Hyujin dan ibu raja, Iman yang saat itu selamat dan berhasil mempertahankan kerajaannya kembali diserang oleh Dong Ha. Mereka mengirim kekuatan sihir yang sangat mengerikan, semua orang di kota mati akibat racun yang dikirim oleh penyihir.

Iman yang saat itu sedang bermain dengan Yuza kecil, langsung di serang oleh Dong Ha. Yuza di bawa pergi oleh Bai Lu, Lili, dan Kimjung ke dunia atas. Di saat itulah Yuza bahkan tidak tau bagaimana ibunya mati. Apakah Iman masih hidup? Ataukah sudah hancur bagaikan debu? Lalu abu mayat milik siapa yang di ambilnya saat itu di kamar Dong Ha? Sampai detik ini Yuza masih bingung. Yuza mengambil abu itu karena tertulis nama Iman di kendi itu.

Yuza masih menangis, tangisannya tidak dapat di bendung. Raka melihatnya begitu sakit, lemah, dan rapuh. Raka memeluk Yuza agar Yuza menjadi tenang. Lalu tanpa sengaja Yuza melihat dua ekor kelinci bertingkah konyol dan saling tindih. Yuza tertawa geli, Raka yang bingung kemudian berbicara. "Kau masih waraskan? Tadi menangis lalu tiba-tiba tertawa."

"Ahhaha, maafkan aku. Itu lihatlah mereka, konyol sekali. Aaah mereka mesra sekali," ujar Yuza.

Raka merasakan wajahnya bersemu merah, lalu berbicara. "Mereka itu keduanya Jantan, haih kenapa mereka begini?"

"Pppppffff ahahhahaha, aduh kenapa wajahmu memerah begitu?" ujar Yuza terkekeh geli.

Raka melihat Yuza yang kembali ceria kembali lega, karena Raka menyukai keceriaan itu. Lalu Raka berbicara. "Kelinci ini, apakah mereka belok ya?"

"Mana aku tau, haih... Aku lelah." ujar Yuza.

Yuza melihat sekitarnya, lalu ia membentang jubahnya dan mulai tidur diatas jubah itu. Raka pun ikut berbaring di samping Yuza, ia melihat bulu mata lentik Yuza, lalu kedua kelinci itu hadir di tengah-tengah mereka. Raka sedikit mengernyit, lalu menyingkirkan pelan-pelan kelinci itu agar tidak mengganggu Yuza. Tapi kelinci itu kembali lagi, Raka menghela napas, ia tidak menyingkirkan kelinci kelinci yang imut itu. Ia kembali Fokus kepada Yuza yang mulai tertidur lelap. Lalu Raka membuat kubah transparant untuk melindungi mereka tidur. Raka tidak tidur, karena ia hanya ingin menjaga Yuza.

Pagi hari telah tiba, kedua kelinci itu membangunkan Yuza dan Raka dengan mengendus hidung mereka. Raka dan Yuza terbangun, lalu Yuza menggendong Kelinci abu abu sementara Raka menggendong kelinci putih. Raka kembali menggandeng tangan Yuza agar tidak jauh-jauh darinya. Yuza melihat tangannya yang di gandeng oleh Raka. Perjalanan mereka masih panjang, Raka memperhatikan wajah Yuza yang sedikit kemerahan akibat cuaca panas.

"Apakah kamu merasa lelah? Kita bisa istirahat sebentar." ujar Raka.

"Aku baik baik saja, hanya sedikit panas. Dan suasana disini juga sangat gersang." ujar Yuza.

"Ya wajar kalau panas sekali, karena padang pasir, setelah ini kita akan masuk kehutan lagi, dan di balik hutan itulah desanya." ujar Raka.

Yuza mengangguk, lalu mereka melanjutkan perjalanan. Di sepanjang jalan Raka nyerocos tak tentu arah. Terkadang ekspresinya berubah-ubah, kadang kesal, kadang ceria, kadang entahlah. Dan itu membuat Yuza menahan tawanya. Mereka berhasil keluar dari padang pasir itu, lalu mereka masuk kehutan. Di pinggir hutan Raka melihat seekor kuda, Raka menunggangi kuda itu, lalu ia menarik Yuza dan naik keatas kuda.

 Di pinggir hutan Raka melihat seekor kuda, Raka menunggangi kuda itu, lalu ia menarik Yuza dan naik keatas kuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka dan Yuza.

Yuza duduk di hadapan Raka, Yuza sedikit memerah. Agak tidak nyaman tapi saat Raka merapatkan tubuhnya ke Yuza, Yuza sedikit lebih nyaman. Raka mengendalikan kuda itu dengan baik. Kemudian setelah menempuh perjalanan panjang, merekapun sampai di sebuah desa yang sangat ramai.








Bersambung....








BL- Door Skylight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang