Iman berjalan sambil membopong biji-biji teratai itu, lalu Hyujin memanggil pelayan dan menyuruh pelayan itu mengambil wadah. Pelayan itu memberikan wadah itu kepada Iman, lalu Iman menerimanya dan meletakan biji teratai di wadah itu. Beruntung baju Iman tidak kotor jadi ia tidak perlu berganti pakaian.
"Selanjutnya apa yang ingin kamu lakukan dengan biji teratai ini?" ujar Hyujin.
Iman melihat pelayan itu lalu berbicara. "Bawa aku kedapur istana, aku ingin mengolah biji-biji teratai ini."
"Baik yang mulia," ujar pelayan itu.
"Er-Gege tunggu di istana saja, aku kedapur dulu." ujar Iman.
Hyujin tersenyum dan mengangguk, lalu Iman membawa wadah itu. "Yang mulia, biar saya saja yang membawa wadah dan biji teratainya."
Iman tersenyum lalu ia berbicara. "Biar saya saja, ini berat."
Si pelayan tersipu malu saat Iman tersenyum padanya. Sang ratu yang ramah dan tidak memandang kasta itu tersenyum padanya. Kemudian Iman sampai di dapur, lalu semua pelayan dan koki di istana berdiri dan membungkuk memberi hormat. Kepala dayang istana menghadap dan berbicara.
"Y-yang mulia ada apa? Kenapa anda kemari?" ujar kepala dayang istana.
"Tidak ada apa-apa, aku kemari hanya ingin mengolah biji teratai ini menjadi makanan atai cemilan yang lezat. Ijinkan aku memakai dapur ini dan semua peralatan masak mu." ujar Iman.
"Silahkan yang mulia, tapi apakah biji teratai bisa di makan?" ujar kepala dayang dapur istana.
"Biji teratai ini bisa di olah atau pun di makan mentah," ujar Iman sambil tersenyum.
Lalu Iman mencuci semua biji teratai itu hingga bersih. "Kalian harus perhatikan kebersihan makanan, alat-alat makan, dan memasak. Kalian juga harus melihat apakah air yang di masak itu bersih atau tidak."
Semua pelayan mengangguk, lalu Iman mulai menyiapkan segala macam bahan untuk memasak biji teratai itu, bentuknya seperti kacang polong. Iman kemudian menjemur biji-biji itu. Cuaca sangat panas jadi tidak butuh waktu lama untuk menunggu biji itu kering. Setelah dua hari akhirnya biji-biji itu kering, kepala dayang dapur istana memberitahukannya kepada Iman. Lalu Iman menyiapkan bumbu untuk ngolah biji teratai itu.
Iman mencampur semua bumbu dan mengaduknya menjadi satu dengan biji teratai itu. Lalu Iman memanggang biji-biji itu. Iman meletakan biji-biji yang sudah matang itu di tempat yang bersih. Aromanya sangat semerbak hingga keseluruh penjuru istana, aroma nikmat yang menggugah selera tercium di seluruh istana. Ibu suri yang mencium aroma itu langsung berbicara.
"Hmmm, aroma apa ini, terasa sangat lezat dan menggugah selerah." ujar Ibu suri.
Seorang pelayan yang sedang di kediaman ibu suri berbicara. "Yang mulia, ini adalah aroma masakan yang di masal oleh yang mulia Iman. Beliau sedang membuat cemilan dari biji teratai."
"Benarkah? Aku akan melihatnya dan menjadi orang pertama mencicipi masakan itu." ujar ibu suri.
Ibu suri langsung pergi depur dan disana sudah ada Hyunjin, lalu mereka semua membungkuk memberi hormat. Ibu suri berbicara. "Semua orang berkumpul disini, ada apa?"
Hyujin tersenyum lalu berbicara. "Kami disini sama seperti ibu, pasti karena aroma yang lezat ini."
"Kamu benar nak, lalu dimana menantuku itu?" ujar ibu suri.
Tidak lama kemudian Iman keluar dari dapur dan kaget melihat ada orang ramai sekali. "Yang mulia ibu suri, yang mulia raja, ada apa?"
"Kami mencium aroma masakanmu yang sangat lezat, jadi kami memutuskan kemari untuk merasakan masakan itu." ujar Hyujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- Door Skylight
FantasySeorang dokter muda dan sangat tampan harus terjebak di dunia yang rumit. Bagaimana ia bisa masuk kedunia itu? sulit di jelaskan, mari di baca ceritanya kuy... Iman Saputra