Bab 8

3.1K 309 29
                                    

Warning 18++

Hyujin membuka semua pakaiannya, bahkan ia membuka pakaian milik Iman. Tetapi Hyujin tidak melakukan apapun, karena ia hanya ingin berpelukan tanpa sehelai benangpun. Iman menggeliat, lalu ia membuka matanya. Pandangannya kini jernih sekali, bahkan ia bisa melihat semut yang sedang berbaris di jendela. Hyujin tersenyum kearahnya, lalu berbicara.

"Kamu sudah sadar sayang?" ujar Hyujin.

Iman mengangguk, lalu ia melihat Hyujin yang bertelanjang dada. "Yang mulia kenapa tidak pakai baju?"

"Aku menginginkanmu," ujar Hyujin sambil memeluk dan meyesapkan kepalanya di leher Iman.

Iman tau apa yang di mau oleh Hyujin, Iman berbalik dan mengganti posisi. Iman diatas tubuh Hyujin, ia mencium Hyujin, Iman menjilat kedua niple Hyujin membuat Hyujin kelojotan kenikmatan. Iman terus melakukannya, hingga pada akhirnya Iman turun tepat ke benda paling sensitif milik Hyujin. Benda yang sudah mengeras dan mengacung tegak lurus. Iman mencium benda itu,  Iman memainkan lidahnya di kepala Mr.p Hyujin, mencium lagi, menjilat seperti Ice Cream, lalu Iman mengulum Adik Kecil Hyujin. Sensasi hangat mengalir hingga keubun-ubun, Hyujin baru merasakan kenikmatan itu. Kenikmatan yang tiada tara, Iman terus berlanjut menaik turunkan kepalanya.

"Aaaaaaarrrghhhh.... Aaaah ouch..." Hyujin meracau.

"*Mmmnp mnp mnp..." racau Iman juga.

Adegan itu terus berlanjut, kini Hyujin mengambil alih. Iman posisi di bawah dan Hyujin di atas sekarang Hyujin mengarahkan benda pusakanya itu ke bunga Krisan Iman.

"Aaaahhhh.... Sssaaakit..." racau Iman.

"Maafkan aku, tahan sayang, aku akan melakukannya pelan-pelan." ujar Hyujin.

Hyujin mencium lembut bibir Iman, lalu pelan-pelan Hyujin memasukan benda miliknya. Hyujin masih mencium bibir Iman, Iman ingin menjerit tetapi bibirnya masih bertautan jadi suara Iman tidak keluar, Hyujin terus memasukan pelan dan pelan. Dan...

Bleeessss

Benda itu masuk sepenuhnya, kemudian Hyujin mulai memaju mundurkan miliknya, pelan dan pelan, lalu Iman mendorong Hyujin, dan Iman mengambil alih, kini Iman duduk tepat di atas adik kecil Hyujin. Iman menaik turun kan bokongnya, dengan lihai Iman terus bermain dengan Adik Kecil Hyujin. Hyujin kelojotan dan tidak tahan lagi, akhirnya Hyujin menyemburkan cairannya di dalam Krisan Iman. Hyujin mengerang nikmat, lalu adegan itu selesai. Hyujin dan Iman pergi mandi, setelah selesai dan merasa lelah mereka pun tertidur pulas.

Pagi harinya Iman terbangun lebih dulu, ia merasa dirinya sangat bugar sekarang ini, tetapi ia juga merasa kalau ada sesuatu yang berbeda pada dirinya. Tanda di lengan kiri bagian atas terdapat lambang seperti tatto. Ia melihat lambang yang sama pada lengan Hyujin. Iman kemudian membenarkan selimut Hyujin dan Iman pergi kedapur untuk masak sarapan. Semua orang belum bangun termasuk ketiga pengawalnya itu. Iman mulai memasak makanan untuk mereka sarapan, lalu ia melihat Hyujin yang sudah bangun dan berjalan kearahnya. Iman menyambutnya dengan senyuman manis, lalu Hyujin memeluknya.

"Yang mulia sudah bangun... Duduk dulu aku buatkan teh," ujar Iman.

"Sayangku, aku harus kembali ke istana. Ibu disana sendirian, aku harap kau juga mau ikut dengan ku keistana. Nanti jika urusan di istana sudah selesai, kita akan kembali kesini lagi." Ujar Hyujin.

"Baiklah, aku ikut. Lagi pula aku sudah menjadi bagian dari istana." ujar Iman.

Iman menyiapkan sarapan, lalu ketiga pengawalnya pun sudah bangun dan makan bersama. Setelah selesai mereka pergi ke istana kini mereka tidak perlu jauh-jauh kehutan untuk menuju pintu langit karena pintu langit itu sudah terhubung di rumah itu. Mereka sampai di halaman utama istana, begitu mereka sampai mereka di sambut meriah oleh orang-orang di istana termasuk ibu suri. Iman tercengang, lalu ia melirik kearah Hyujin. Hyujin yang merasa ada lirikan tajam dan membuat jantung ser seran langsung berbicara.

BL- Door Skylight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang