Hai jangan lupa Vote dan Komennya ya...
Iman sudah sampai dirumahnya, lalu ia kembali membereskan barang bawaannya. Tetapi masih ada satu yang mengganjal di hatinya, ia merasa tidak tega meninggalkan orang asing itu tadi. Tapi Iman juga harus berhati-hati kepada orang asing, karena ia takut akan terjadi hal yang tidak menyenangkan. Sementara di hutan, pria asing yang mengenakan pakaian kerajaan itu sadar, bahkan lukanya sudah sembuh setelah di obati oleh Iman. Lalu saat ia bangun, ia mendapati perban dan sapu tangan yang tertinggal. Ia mencari si pemilik saputangan itu, namun ia tidak berhasil. Ia mencium aroma Vanila di sapu tangan itu, aroma Parfume Iman.
"Siapapun kamu, aku ucapkan terimakasih, aku akan selalu mencari dan akan berusaha menemukanmu." ujar Pria itu.
Pria asing itu melihat ada nama Iman disana, ia menyimpan saputangan itu ia selalu menghirup aroma yang menenangkan itu, lalu tiba-tiba saat ia berjalan kearah perbatasan ia melihat Iman tengah berjalan di hutan dan sedang memotret hewan dan tumbuhan untuk hobi photography-nya. Pria asing itu mengikuti Iman, aroma tubuh Vanila, ia kenal aroma itu. Lalu pria asing berambut panjang dan mengenakan pakaian bangsawan pun berada di hadapannya saat Iman akan memotret salah satu tumbuhan.
"Kau sudah sadar? Syukurlah..." seru Iman kepada Pria itu.
"Kau mengenalku?" ujar Pria itu.
"Sebelumnya aku minta maaf padamu, sehabis aku mengobati lukamu, aku meninggalkanmu di hutan karena aku tidak berani membawamu kerumahku." ujar Iman.
"Tidak perlu minta maaf, terimakasih. Apakah saputangan ini milikmu?" ujar Pria itu sambil menyerahkan sapu tangan.
"Benar, tapi itu buatmu saja, aku masih banyak yang lain. Tapi apakah aku boleh mengatakan sesuatu?" ujar Iman.
"Katakan saja," ujar Pria itu.
"Kamu habis main teater dimana? Pakaianmu aneh sekali, seperti sedang main drama saja." ujar Iman sambil tersenyum kecil.
"Aku.... Suatu saat nanti kau akan tau, pergilah kembali kerumahmu, hari semakin gelap." ujar Pria itu.
"Sampai bertemu kembali..." ujar Iman.
Pria itu mengangguk, lalu saat Iman melambaikan tangan pria itu melihat cincin giok itu. Seperti mengenal cincin itu ia sedikit marah dan kesal, entah apa yang di kesalkannya dan membuatnya marah. Tetapi di satu sisi ia masih terlihat tenang karena aroma Vanila itu. Pria asing itu pergi dan menghilang dari sana. Iman sampai di rumahnya, telponnya berdering dan mendapat tugas di rumah sakit kembali. Iman benar-benar sibuk dan tidak bisa menikmati liburannya. Iman sampai dirumah sakit, ia pun langsung masuk kedalam ruangan operasi, setelah beberapa jam ia pun selesai. Iman baru menyadari orang ia operasi adalah kekasihnya Glen. Terlihat Glen tengah menunggu diluar ruangan oeprasi.
"Kenapa bisa seperti ini?" ujar Iman.
"Dia mengalami kecelakaan, mobil yang di bawanya masuk kejurang, beruntung orang-orang mampu menolongnya." ujar Glen.
"Ya, masa kritisnya sudah lewat... Jadi tidak perlu khawatir," ujar Iman.
"Terimakasih," sahut Glen lemah.
Iman mengangguk, lalu pergi meninggalkan Glen disana sendirian. Hari sudah menunjukan pukul tujuh pagi. Iman membasuh wajahnya dan keluar dari ruangan menggunakan seragam lengkap. Ia kembali memeriksa pasien satu persatu, tak terlupakan juga Aditya yang ia operasi malam tadi.
"Dokter, sudah dua hari ini anda belum istirhat, bahkan anda tidak kembali kerumah." ujar salah satu suster.
Iman menghela napas panjang, lalu ia berbicara. "Mau tidak mau ya begini, aku akan mengambil cuti besok, dan tugasku di alihkan ke dokter Ruan dan Huanjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- Door Skylight
FantasySeorang dokter muda dan sangat tampan harus terjebak di dunia yang rumit. Bagaimana ia bisa masuk kedunia itu? sulit di jelaskan, mari di baca ceritanya kuy... Iman Saputra