Bab 2

6.1K 670 75
                                    

Hai jangan lupa mampir kecerita baruku yak....

Hai jangan lupa mampir kecerita baruku yak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author promo sedikit boleh lah ya... Nah buat kamu pekanbaru sekitarnya yang mau belajar make up atau mau make up untuk acara penting. Kuy di Follow aja instagramnya author ya. @iimaansaputra thank u.....

_______________________________________

Setelah selesai dengan tugasnya, Iman pun kembali kerumah. Karena pekerjaannya hari ini cukup banyak dan melelahkan Iman pun sampai dirumah tepat jam dua malam. Iman membereskan semua barang yang ia bawa, ia melihat ada setangkai bunga mawar yang masih segar diatas mejanya. Iman mengambil bunga mawar itu lalu menciumnya. "Aromanya masih segar dan wangi, tapi siapa yang melakukan ini? Rumah aku kunci semua,"

Iman bertanya-tanya dan mencari orang itu. Akhirnya Iman pun tidak perduli dan meletakkan bunga mawar putih itu ke sebuah Pas bunga bening dan diisi air juga dua butir es batu kecil agar tetap segar. Iman selesai membereskan semuanya, lalu ia bergegas beristirahat. Iman tertidur pulas, lalu sosok pria tua itu datang menjenguknya.

"Suatu hari nanti anak muda, kau akan merasakan kebahagiaan itu. Tetapi sebelum kau menemui kebahagiaan kau akan menderita, ini sudah menjadi takdirmu." gumam Pria tua itu kemudian pergi meninggalkan Iman.

Iman merasakan ada seseorang yang datang dan memperhatikannya, ia terbangun dan melihat kanan dan kiri, ia melihat jam di atas nakasnya. Iman tidak kuasa menahan kantuknya, lalu ia pun tertidur pulas. Pagi hari telah menjelang, matahari menyinari bumi yang indah ini. Iman bangun kebetulan hari ini ia libur. Iman bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas kekamar mandi. Saat ia mencuci mukanya dan melihat wajahnya di cermin, wajahnya sedikit berubah, ia jauh lebih tampan, manis, dan di satu sisi terlihat anggun, dan sexy. Sebagai pria semua itu ada pada dirinya saat ini. Jerawat yang tadinya banyak dan berkumpul di wajahnya kini hilang dan bersih. Bulu mata lentik, bibir merah ranum, dan kulit putih bersih. Iman beberapa kali mengerjabkan matanya, lalu mengucek dan masih tidak percaya. Iman pun memutuskan untuk pergi kedapur, lalu ia membuat secangkir teh.

Iman duduk minum teh sambil memakan roti selai, ia masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi dengannya. Iman melanjutkan sarapannya, setelah itu ia pergi joging keliling komplek rumah elite itu. Iman terlihat segar tidak seperti biasanya, semua orang memandang kagum dengan dokter yang satu itu. Iman menyapa semua orang yang ada di jalanan, bapak-bapak dan ibu komplek yang joging pun di sapanya. Iman biasanya akan joging di sebuah taman yang ada di komplek itu. Di taman itu ia sedang duduk dan istirahat sambil meminum air mineral yang ia bawa. Saat tengah asik istirahat Glen lewat bersama kekasih barunya itu. Iman membuang mukanya malas, lalu ia kembali berolahraga.

Tapi saat Iman akan kembali beraktivitas, Glen menyapa dari belakang. "Lihatlah, betapa mengenaskannya dirimu sejak putus denganku."

Iman tidak berbalik, ia masih membelakangi Glen. Lalu Aditya berbicara. "Sayang sekali, dokter muda harus putus dan kalah saing denganku, oops."

BL- Door Skylight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang