Bab 6

3.6K 402 70
                                    

Dokter Iman kembali kekamar sambil membawa obat untuk Hyujin. Lalu Iman menyuapkan obat itu kepada Hyujin. Kemudian tabib Hong bertanya. "Apakah tidak apa-apa, meminum obat sebelum makan?"

Iman tersenyum lalu berbicara. "Ketika kau menderita sakit magh, pertama yang di lakukan meminum obat maghnya terlebih dahulu satu jam sebelum makan. Setelah itu barulah makan tapi jangan makan yang keras-keras, makan bubur saja sudah cukup."

"Baiklah, kalau begitu anda kami angkat menjadi tabib Resmi yang mulai raja Hyujin. Dan sebagai Pendamping yang Mulia Hyujin." ujar para tabib itu.

"Apa? Apa maksud dari kata pendamping?" ujar Iman.

"Kau resmi menjadi permaisuriku, besok kita akan melakukan upacara pernikahan." ujar Hyujin.

'Benar-benar sinting, tapi Hyujin cakep juga sih, aaaah bahkan jauh lebih tamfan dari Si Glen biadab itu. Boleh juga aaah, agak-agak jual mahal dikit ah jangan langsung di iyakan.' Gumam Iman.

Iman masih diam saja, tapi tangannya masih aktif menyuapi Hyujin. Lalu Iman berbicara. "Apa kau gila ha? Semua kaisar di abad ini menikah dengan wanita, kenapa kau menjadi lengan yang di potong? Emangnya kau tidak malu?"

Note: "Lengan yang di potong adalah istilah dari legenda cina kuno. Dulu ada seorang kaisar yang sangat mencintai pasangan sesama jenisnya, atau lebih tepat permaisurinya. Saat itu sang kekasih sedang tertidur pulas berbantal lengannya, saat itu kaisar ada keperluan, namun ia tidak ingin membangunkan kekasihnya yang tertidur, kemudian sang kaisar memotong lengannya agar sang kekasih tetap tertidur pulas."

Hyujin kemudian tersenyum, entah kenapa senyumnya membuat Iman meleleh, kemudian Iman memalingkan wajahnya. Hyujin menarik tangan Iman, lalu berbicara. "Disini aku bukan satu-satunya kaisara lengan di potong, masih banyak kaisar di luaran sana yang juga lengan di potong."

"Benar nak, ada Kaisar Jung yang menikahi Kaisar Yuwen Rong. Ada Kaisar Shin yang menikahi ajudannya sendiri, menteri Yung." ujar Ibu Suri.

"Tapi begitu banyak wanita di luaran sana kenapa tidak menikah dengan wanita saja? Garis keturunan kalian juga sudah pasti jelas." ujar Iman.

"Jika hati dan perasaan mengatakan lain, apa boleh buat? Wanita secantik bidadari bisa terkalahkan dengan ketampanan yang tak biasa. Contohnya dirimu, tampan, manis, ah bahkan kau sebagai pria terlalu cantik." ujar Hyujin.

"......." Iman diam saja, lalu ia pergi membawa semua peralatan makan dan obat.

Saat Iman sedang berjalan menuju ke dapur, ia mendengar semua orang berteriak. Kaisar Hyujin pun keluar lalu ia melihat Iman masih berdiri disana. "Ada apa?"

"Aku tidak tau, semua berteriak disana." ujar Iman.

Hyujin dan Iman pergi ke dapur lalu saat melihat ada seekor ular yang sangat besar Hyujin langsung mundur dan mengambil busur panah dan akan memanah ular itu. Iman melarangnya, lalu Iman berbicara. "Kalian diam dan jangan bersuara,  Tetap disana dan jangan bergerak."

Iman bersiul, lalu ular itu menoleh kearah Iman. Iman bersiul lagi, kemudian Iman berjalan mundur dan ular raksasa itu mengikuti Iman hingga kehalaman yang luas, semua orang melihat adegan itu. Mata Iman seolah memancarkan cahaya, lalu ular itu mendekatkan kepalanya kewajah Iman, kemudian mata mereka bertemu.

"Kau terluka," ujar Iman sambil mengusap kepala ular itu.

Iman menelusuri tubuh ular itu, lalu menemukan benda yang menancap di tubuh ular yang besarnya melebihi tubuh manusia. Iman mencabut benda itu, lalu ular itu berubah menjadi manusia. Saat berubah menjadi manusia, Iman akan menyentuhnya tapi ia harus ijin kepada Hyujin. "Yang mulia ijinkan hamba untuk..."

BL- Door Skylight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang