Bab 10

2.6K 286 30
                                    

Iman memperhatikan Bai Lu yang dari tadi terdiam dan tercengang. Iman kemudian berbicara. "Heh, Bai Lu. kau kenapa kau diam saja?"

"Maaf yang mulia, ini..." ujar Bai Lu lalu mengambil batu permata biru.

"Indah bukan? Selain emas masih ada batu-batu permata dan cristal yang sangat berharga bahkan sangat mahal, di dalam batu ini ada batu permata ungu. Kita bawa dan beritahu yang mulia." ujar Iman.

Bai Lu mengangguk, lalu mereka berdua pergi meninggalkan galian tambang itu. Sesampainya di istana Bai Lu menyerahkan batu permata itu kepada Hyujin. "Yang mulia, kami menemukan sesuatu yang berharga. Lebih tepatnya yang mulia ratu."

Hyujin melihat kearah Iman lalu Iman mengangguk, saat tau apa yang di bawa oleh Bai Lu dan Iman, Hyujin kaget bukan main. "Ini.... Dari mana kamu mendapatkannya istriku?"

"Di bekas galian tambang emas, tidak ada emas bukan bearti tidak ada yang berharga lainnya. Contohnya batu-batu ini," ujar Iman.

Hyujin tersenyum lalu memeluk Iman, kemudian Hyujin memerintahkan seluruh pekerja untuk menggali dan mengumpulkan batu-batu permata yang indah dan mahal itu. Kekayaan kerajaan Hyujin semakin tak terhingga, bahkan sekarang kemajuan kerajaan Hyujin sudah terdengar keseluruh kerajaan di luar sana. Bahkan seorang raja daru kerajaan Dong Ha mengutus anak buahnya untul mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan julukan untuk Iman sebagai Jewel In The Palace pun terdengar santer di semua kalangan. Saking penasaran permata berharga jenis apa di istana semua orang berbondong-bondong datang bahkan tak segan-segan di tawar sangat mahal, namun Hyujin menolak karena permata itu tak ternilai harganya.

Raja Dong Ha yang penasaran langsung sakit hati mendengarnya. "Ciiiih, sombong sekali raha Hyujin itu. Lihat saja, suatu saat aku akan mendapatkan Jewel In The Palace itu."

"Ahahahhahahaha, sebegitu penasarannya kau dengan permata yang di miliki oleh raja Hyujin? Kau ingin tahu raja Dong Ha? Aku bisa memperlihatkannya padamu," ujar seseorang yang tak di kenal.

"Siapa kau, berani-beraninya masuk kedalam istanaku tanpa seijinku!" ujar Dong Ha.

"Ck... Aku tidak membutuhkan ijinmu... Lihatlah cermin itu baik-baik, maka kau akan melihat apa yang ada di istana itu." ujar penyihir tua itu.

Dong Ha melihat apa yang ada di cermin, lalu di cermin muncul Hyujin dan Iman. Namun di cermin itu lebih sering menunjukan wajah Iman. Dong Ha reflek dan berdiri lalu mendekat kearah cermin dan memandangi wajah Iman secara dekat. Lalu penyihir itu menyudahi penglihatan itu.

"Siapa dia?" ujar Dong Ha.

"Dialah si permata yang tak ternilai harganya. Ratu dari raja Hyujin, yaaah tapi dia hanya manusia biasa, tidak memiliki kemampuan apapun." ujar penyihir tua itu.

"Apakah dia yang membantu Hyujin memimpin kerajaannya hingga semaju itu sekarang?" ujar Dong Ha.

"Tentu saja, dan kerajaanmu tertinggal jauh. Jika kau menginginkan kerajaannya, aku bisa membantumu." ujar penyihir itu.

"Aku menginginkan istrinya juga, bisakah memberikannya padaku?" ujar Dong Ha.

"Itu hal mudah, ahahahahha...." ujar penyihir itu.

Penyihir itu berubah menjadi elang, lalu terbang keluar menuju keistana Hyujin. Elang itu melihat Iman yang tengah duduk di taman sedang mengawasi Hyujin yang tengah berlatih. Lalu elang itu mengeluarkan mantra dan menyihir Iman untuk dantang kepadanya. Namun sayang mantra itu tidak bekerja untuk Iman. Merasa ada yang mengawasinya, Iman berbalik dan melihat elang itu.

"Oh jadi ada penyusup..." gumam Iman.

Tanpa disadari Iman menatap mata elang itu, lalu menyakiti elang atau si penyihir itu. Iman tersenyum sinis, elang itu terluka lalu hancur lebur tak bersisah. Iman mengambil bulu elang itu, lalu meremasnya hingga hancur. "Siapapun yang mengirimmu kemari aku tidak perduli. Aku tau siapa kau, kau adalah salah satu penyebab huru hara di kelima kerajaan besar ini."

BL- Door Skylight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang