Pengumuman 26 Desember 2020

219 81 12
                                    

Akhirnya ... saya sampai juga di tahap sunting ejaan. Setelah berbulan-bulan bergelut (asli gelut, camkan, bukan kiasan) dengan naskah, akhirnya saya bisa lihat garis finisnya. Idealnya saya post lagi nanti, sesudah tahap sunting ejaan beres, tapi saya lagi kurang motivasi dan butuh dukungan. (Asli. Dukung saya. Plis, banget, dah. Bilang kalau saya enggak pusing-pusingan cuma buat kesia-siaan belaka!) Siapa pun bakal jadi begini, saya rasa, kalau kelewat sering dicekokin deretan huruf yang itu-itu aja (bangsat abis!). Tambahan tugas buat nulis ulang World Processor yang baru sama sekali gak bantu, dan sekarang saya pengen muntah rasanya.

Pengumuman ini dibuat untuk memberitahukan kepada Anda-Anda sekalian kalau saya membuat sedikit perubahan terhadap bagian pertama cerita ini. Kebanyakan revisi baris, tapi ada informasi-informasi penting yang saya selipin di versi baru. Buat Anda yang baru baca karya ini sebelum tanggal 26 Desember 2020, abaikan ocehan saya—Anda sekalian sudah baca versi yang terbaru. Buat Anda tanggung baca versi lama, boleh dibaca ulang (kalau Anda memang sekurang kerjaan itu).

Untuk Anda yang sibuk dan tidak terlalu kurang kerjaan, saya buatkan rangkuman revisinya. Berikut poin-poin penting yang cukup berpengaruh terhadap plotnya:

· Siswa tetangga Fakri. Selain punya rambut ala mangkuk, dia juga punya hidung bengkok bekas pukulan—macam berandalan.

· Di waktu istirahat, radio Emsisi FM (radio SMA) diputar lewat sistem sepiker sekolah.

· Ada informasi yang menyatakan bahwa Fakri biasa untuk mengerjakan tugas langsung di kelas begitu sepulang sekolah.

· Fakri bawa-bawa Cukong—celengan babinya—ke sekolah dan biasa menggosoknya macam guci antik.

· Ada informasi yang bilang kalau syarat penerima beasiswa itu "tidak pernah melakukan tindak kriminal".

· Zakir bilang pada Fakri kalau Ela adalah putri kepala sekolah dan dia mesti hati-hati kalau punya dendam padanya.

· Ada informasi soal moto keluarga Fakri: "Tangguh, lebih dari besi dan baja, lebih dari bukit dan gunung."

· Haina bilang kalau tampang Fakri itu memang serem dan mustahil dia suka Fakri. (Kasihan.)

· Saya juga putuskan untuk memberi sub-bab untuk memberi keterangan sudut pandang, berhubung nantinya cerita akan dikisahkan juga lewat mata Haina selain mata Fakri. Indahnya, sih, saya gak udah kasih keterangan dan biarkan Anda sekalian cari tahu, tapi takutnya Anda malah bingung terus mabok.

Selain itu, saya juga memperkasar bahasa Fakri supaya dia lebih kelihatan biadab. Lebih banyak umpatan, lebih banyak hinaan, dan lebih banyak sungutan! "Mulut" diganti jadi "bacot", dan "uang" diganti jadi "fulus". Yah, Anda bisa bayangkan betapa mengerikannya dia sekarang.

Selamat membaca, kalau begitu. []

Detektif Palsu: Fail Romansa Si AntibetinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang