#17. Penolong rahasia

57 27 0
                                    

****

"Ternyata ia masih mengingat janji itu."

"Siapa? Janji apa?" Sahut Naomi yang ada disebelahnya memasang ekspresi bingung saat mendengar gumaman dari Sunmi.

Sunmi yang memahami apa yang terjadi, segera ia menggelengkan kepalanya ringan mengatakan tidak ada apa-apa. Naomi pun memahami hal tersebut dan memilih memfokuskan diri pada ponsel yang digenggamannya.

Kini mereka tengah berdiri di pinggir jalan, entah apa yang mereka ingin tunggu tetapi ini permohonan dari Naomi sendiri, mau tak mau Sunmi pun juga ikut berdiri disampingnya.

"Sunmi aku pulang duluan ya!" Seru Naomi mengejutkan gadis Jung dari lamunannya, kini sebuah motor sport sudah berhenti dengan sempurna di hadapan kedua gadis tersebut. Sunmi yang mendengar ucapan Naomi hanya mendelik kebingungan.

"Apa? Bukannya kita mau pulang naik bus ya?" Tanya Sunmi takut ditinggali sendiri disaat Naomi sudah naik di kursi penumpang dan memakai helm dengan sempurna.

"Naik bus? Ah aku lupa bawa tiket bus jadi aku menyuruh sepupuku ini." Ujar Naomi senang mengetuk-ngetuk helm pria yang menjadi pengendara motor tersebut. Sunmi membelalakan matanya kaget, ancang-ancang sang sopir ingin menginjak gas namun langsung di cegat oleh Sunmi.

"Naomi! Pulanglah bersamaku!" Mohon Sunmi mengatup kedua tangannya.

"Aku akan membayar ongkos busmu juga," Ucap Sunmi mulai dengan air wajahnya yang ketakutan.

Sedikit melirik, gadis Jepang itu menghela napas gusar menggeleng tidak. "Maaf Sunmi, aku ada urusan lain dan sangat terburu-buru lalu kasihan sekali sepupuku ini datang menjemputku." Jelas Naomi, Sunmi yang mendengar itu hanya bisa menatap sendu sang pengendara motor yang masih memakai helm menutupi seluruh wajahnya, mendengus pasrah ia mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Yaudahlah, hati-hati di jalan." Sapa Sunmi melambaikan tangannya pada mereka dan setelah itu pergi menancapkan gas meninggalkan Sunmi berdiri sendiri.

Gadis Jung itu menoleh kekanan dan kekiri berusaha mencari halte bus terdekat, tetapi jujur saja gadis itu tidak mengetahui banyak tempat di lokasi tersebut. Tak ada cara lain selain memberanikan diri untuk berjalan. Hatinya semakin ketakutan disaat melihat tak ada begitu banyak penjalan kaki disekitar, ada sih beberapa walau Sunmi tak sungkan bertanya saat melihat raut wajah mereka yang sedang gak enak hati.

Ia teringat sesuatu, segera merogoh ponselnya membuka kontak mencari nama seseorang yang ia butuhkan saaat ini. Sebelum gadis itu menekan ikon telepon, ia berdoa terlebih dahulu di dalam hatinya.

"Semoga dia gak sibuk, semoga dia gak sibuk." Mohon Sunmi dan dengan berani mulai menelpon kontak tersebut.

'Hallo Sunmi?' Jawab disebrang sana membuat Sunmi bernapas lega dan tak lelah-lelahnya mengucap terimakasih.

"Soobin kau sedang sibuk kah?" Tanya Sunmi masih takut untuk mendengar jawaban selanjutnya dari pria yang ditelponnya.

'Tidak terlalu sibuk, memangnya kenapa?'

Tidak terlalu sibuk? Apa itu sibuk atau enggak? Batin Sunmi bertanya-tanya. Ingin sekali meminta bantuan tetapi dari nada suara sosok tersebut membuat dirinya tak enak hati. Terdengar lelah.

'Halo Sunmi? Apa ada sesuatu yang terjadi?' Tanya Soobin dengan nada cemas, Sunmi samar-samar menggelengkan kepalanya tidak.

"Tidak ada Soobin, aku hanya menanyai kabarmu doang."

'Kau sedang dimana?'

"Tentu saja sedang bersama Naomi." Dusta Sunmi memeras pinggiran dressnya, sedikit mengeluh kedinginan akan angin malam yang menerpa badannya.

Spoiled // Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang