#11. Persik

93 29 0
                                    

****

Arunika memancarkan sinar paginya dari arah Timur, berusaha mengingatkan para penduduk bumi untuk bangun dan melanjutkan aktifitas di hari baru. Ada yang mulai melakukan aktifitas paginya untuk berolahraga, mandi, dan memasak sarapan pagi. 

Salah satu contohnya gadis Jung tengah bergulat dengan peralatan masaknya lengkap apron kuning melingkari pinggangnya, tampilan khas bangun tidurnya sangat melengkapi dirinya.

Sunmi mendengar suara decitan kursi segera ia menolehkan kepalanya dan menemukan Soobin yang tengah duduk sambil menguap lebar. 

"Pagi." Sapa Sunmi pada Soobin.

"Pagi." Suara Soobin terdengar sangat berat, rasanya tidurnya masih kurang cukup. Kalau saja Sunmi tak memaksanya bangun mungkin dirinya masih dapat berguling-guling di kasurnya.

"Lemas banget sih, nah makan ini dulu." Ujar Sunmi menyerahkan segelas air dan semangkuk sarapan pagi sehat untuk disantap pria itu.

Soobin terkejut akan menu sarapan paginya yang terasa luar biasa baginya. "Woah kamu sendiri yang memasak ini?" Tanyanya memperhatikan makanan bernama Dakjuk itu pada sendoknya.

"Tentu saja, aku baru mempelajarinya kemarin." Sunmi ikut datang duduk di hadapan Soobin menunggu reaksi pria itu saat memakan masakan buatannya.

"Di coba, jangan dilihatin mulu. Emangnya gak meyakinkan ya?"

Soobin terkekeh ringan mendengar ucapan Sunmi. "Ini mengingatkanku pada ibuku." Ungkap Soobin setelah itu memasukkan sesendok Dakjuk pada mulutnya, mengunyah dan merasa-rasa ala juri-juri masak di acara TV sehingga membuat Sunmi mencengkram tangannya satu sama lain gugup akan penilaian yang akan dilontarkan Soobin kepadanya.

"Bagaimana rasanya?"

Ia mengangguk-angguk suka, Sunmi langsung berseru bahagia akhirnya usahanya tak sia-sia. "Aku suka ini pas tak begitu lembek dan tak begitu keras." Jelas Soobin seperti seorang koki senior yang sedang menilai masakan juniornya.

"Wah benarkah? Kalau begitu aku akan berlatih lagi untuk mempelajari masakan yang lainnya!" Seru Sunmi semangat bukan main langsung beranjak dari duduknya kembali melanjutkan acara masak memasaknya. 

"Ei?" 

"Ada apa?" Tanya Soobin dengan mulut penuhnya, menatap pergerakan gadis itu yang berhenti.

Sunmi menggaruk tengkuknya berangsur duduk di hadapan Soobin kembali, "Bahan makanan sudah habis Bin." Sunmi mengatakan dengan nada kecewa bercampur sedih karena tak dapat melanjutkan masak memasaknya. 

"Ouh." Acuh Soobin masih fokus akan santapan sarapannya.

Sunmi merotasi matanya malas, ia heran mengapa pria itu tak peka sediki pun, padahal Sunmi sedang mengodenya untuk mengajaknya berbelanja menggunakan kartu kredit miliknya yang tak ada batas. Sunmi sangat suka berbelanja, bukan kah semua wanita seperti itu?

Ia bangkit dari duduknya berjalan ke arah Soobin lalu memeluk pria itu dari belakang.

"Soooobiiin~" Sunmi memanggil pemilik nama itu dengan nada yang dibuat-buat imut seperti seorang anak kecil.

"Hm?" Sahut Soobin dan tetap memfokuskan sarapannya, sambil menunggu aksi imut dari gadisnya tersebut.

"Sudah belum sarapannya?"

"Soobin menunjukkan isi mangkuknya yang sudah mau habis, "Ini sudah mau habis." 

"Masih lama?"

"Masih kalau ku lama-lamain, emangnya kenapa?" 

Sunmi mendengus kesal melepaskan pelukannya berjalan meninggalkan Soobin di meja makan dengan kaki yang menghentak-hentak di lantai. "Benar-benar menyebalkan!" Teriak Sunmi ia mendudukan dirinya pada sofa ruang tamu, menaikkan kakinya lalu melipat tangannya pada dada.

Spoiled // Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang