****
"Kita sudah sampai tuan." Ucap sang sopir sedikit meninggikan nada suaranya disaat ia menyadari bahwa penumpangnya tengah pulas tertidur.
Sekali lagi ia bersuara dengan nada tinggi dan hasilnya pun tetap sama sosok penumpang itu masih tertidur nyenyak. Ya tidak akan ada yang bisa mengganggu pria itu walau raja Poisedon sudah menenggelamkan Bumi.
Tak ada cara lain selain melakukan satu hal yang dapat membuat orang jantungan,
TINNNNN!!!
"Astagaaa!" Jaemin terbangun dari alam mimpinya, ia sangat-sangat terkejut bukan main sedangkan sang sopir yang notabenya adalah pelaku yang membuyikan klakson mobil tersebut hanya bisa menahan tawanya.
"Sudah sampai tuan." Ujarnya membuka jendela kaca belakang melalui alat pengontrol yang ada di jok sopir.
Jaemin mengejapkan matanya berapa kali untuk menyadarkan penglihatannya dan benar dia memang sudah sampai. Sebentar ia merenggangkan setiap otot badannya setelah itu keluar dari mobil tak lupa membayarnya juga.
"Ah hyung memberikanku misi yang aneh-aneh." Eluhnya mengeluarkan beberapa lembar foto dari dalam map coklat setelah itu melangkahkan kakinya malas menuju ke sebuah rumah besar bergaya Mediterranean yang dipadukan dengan warna cat coklat putih yang menambahkan seni klasik dari desain rumah itu, tak lupa juga halaman rumput yang luas menambahkan penampilan menjadi sangat sempurna.
Jaemin memencet tombol bel yang tersedia disana, dengan kasar ia memencetnya membabi buta tak memperdulikan dirinya dipecat maupun di potong gajinya, intinya kini ia ingin membaringkan badannya yang lelah karena tak pernah berisitirahat selama tiga hari penuh.
"Iya-iya sebentar!" Teriak seseorang dari dalam dengan tergesa-gesa ia berlari dan segera membukakan pintu bagi Jaemin.
Ternyata seorang wanita tua lah yang membukakan pintu baginya, terlihat dari tampilannya ia adalah pembantu yang di pekerjakan oleh sang pemilik rumah. Jaemin memilik etika sopan yang tinggi, ia membungkukkan badannya lemas tak lupa mengucapkan salam terhadap wanita tua itu.
"Halo Bi, selamat siang." Sapa Jaemin sopan tak lupa menerbitkan senyumannya.
"Halo juga ada yang bisa saya bantu?"
Jaemin menganggukkan kepalanya ringan, "Benar ini kediaman Jung Jaehyun?" Tanyanya sambil menunjukkan secarik kertas yang bertuliskan alamat rumah tersebut.
"Iya benar."
"Baguslah bi, saya Jae--"
"Masuk lah." Tiba-tiba sebuah suara menyela di antara mereka berdua, suara berat itu berasal dari dalam rupanya Jaehyun tadinya yang tengah berjalan dan tanpa sengaja mendengar suara Jaemin.
"Bi dia temanku izinkan saja ia masuk." Ucap Jaehyun lembut kepada sang bibi dan segera wanita tua itu memberikan jalan bagi Jaemin.
Jaehyun memerintah Jaemin untuk mengikutinya dan ya pria Na itu menurutinya lalu mengekori Jaehyun layaknya anak ayam mengikuti sang induk ayam. Setibanyaa mereka di sebuah pintu ruangan Jaemin dapat menebak pasti itu ruang kerja Jaehyun dan itu benar sekali, Jaemin tersenyum miring benaknya mengatakan bahwa Jaehyun itu adalah sosok yang sangat mudah di tebak.
"Berikan fotonya." Pintah Jaehyun saat dirinya sudah menduduki salah satu sofa disana. Jaemin pun memberikan semua foto itu beserta mapnya juga toh Jaemin tidak peduli akan hal itu semua dan segera ia menjatuhkan badannya di sofa panjang sambil bernapas legah.
"Hyung kau tahu badanku sangat lelah!" Eluh Jaemin menatap langit-langit ruangan, sesekali ia berdecak kagum akan lukisan pahatan yang baru saja ia temukan di atas sana. Jaehyun sangat detail memberikan hiasan pada seluruh rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled // Choi Soobin
Fanfiction(Baca aja dijamin candu) -Soobin he is my boyfriend, my spoiled boyfriend- Bagaimana riwehnya seorang Jung Sunmi mengurusi seorang Choi Soobin yang manjanya minta ampun, membuatnya pusing kepayang. Namun hal itulah yang membuat dirinya menyukai ia...