#19. Kebenaran

67 24 1
                                    

****

Setelah beradu mulut dengan Sunmi akhirnya, unit yang mereka tempati itu kini sudah kembali bersih. Ini semua berkat Soobin yang membersihkan semuanya dengan sendirian ditambah ia harus mendengar omelan Sunmi tiada henti.

Soobin menduduki dirinya di sofa mencoba untuk merileks kan otot-ototnya. "Aduh rasanya tulangku semua mau patah." Eluh Soobin memukul-mukul area bahunya menggunakan kepalan tangannya sendiri.

Dari belakang, sepasang tangan datang mendarat dibahu Soobin, Sunmi menggantikan posisi Soobin dan kini memijat lembut bahu itu.

"Kau lelah?" Tanya Sunmi disela-sela kegiatannya. Tanpa bersuara Soobin mengisyaratkan melalui anggukan kepala dan Sunmi tentu memahami hal tersebut.

"Ah ngomong-ngomong Soobin, bukannya tadi kamu sedang bersiap-siap sebenarnya kamu ingin kemana pagi ini?" Tanya Sunmi yang langsung membuat Soobin mendirikan badannya. Ia menepuk dahinya sendiri dan merutuki ingatannya yang sangat begitu lemah.

"Astaga aku harus mandi dulu. Aku ada urusan." Ucap Soobin tergesa-gesa memasuki kamar mandi meninggalkan Sunmi sendiri yang masih terbengong.

Dengan hati bahagia Sunmi kini tengah berkutik di dapur. Tentu saja ia sedang menyiapkan sarapan pagi. Sambil bersenandung ia menyusun piring, garpu dan sendok di meja lalu ditatanya rapi, gadis Jung merasa moodnya meningkat saat sarapan buatannya telah 100% berhasil tanpa kegagalan. Padahal ia baru mempelajari resep baru itu semalam dan kini dirinya sudah bisa menyajikan dengan sempurna.

"Luar biasa." Girangnya meletakkan menu utama di meja. Kini kegiatan yang ia lakukan adalah duduk manis dan menunggu Soobin keluar untuk sarapan dengannya. Tiba-tiba saja dari arah luar suara bel berbunyi terdengar memenuhi unit tersebut.

Tanpa berpikir lama Sunmi segera berlari kecil ke pintu utama. "Sebentar!" Teriaknya untuk memberitahu sang pemencet bel supaya tidak membunyikan bel tersebut berulang kali. Sungguh berisik sekali.

"Ck, kau sangat tidak sabaran sekali Beom--" Ucapan Sunmi tergantung saat melihat sosok yang memencet bel bukanlah Beomgyu.

"Siapa ya?" Tanya Sunmi pada orang asing tersebut, ya tentu saja asing karena ia tidak pernah bertemu dengan gadis dihadapannya itu. 

Bukannya menjawab pertanyaan singkat dari Sunmi, bagai tuli wanita itu lebih memilih mengintip dan melihat celah kedalam unit, seperti tengah mengecek sesuatu yang ada didalam sana. Sunmi sedari tadi memahami gerak-gerik gadis tersebut. Dengan kesal ia merapatkan pintu unit walau masih menyediahkan sedikit celah. Sehingga membuat tatapan kedua gadis ini berjumpa.

"Maaf anda siapa? Dan tiba-tiba saja datang mengintip unit orang? Apa anda tidak memiliki sopan santun?" Sunmi berbahasa formal, seberusaha mungkin tak memaki sosok di hadapannya.

Gadis itu tersenyum miring dan melipat tangannya didada tak lupa sebelah alis matanya terangkat terlihat seperti menantang Sunmi untuk bertengkar. Sunmi menahan bahasa kasarnya dihati, tak ingin menyemprot isi mulutnya.

"Apa kau mencari seseorang?" Tanya Sunmi berusaha mengubah nadanya dengan lembut. Gadis yang lebih tinggi darinya itu hanya menganggukkan kepala ringan sebagai jawaban. 

"Siapa? Beom--"

"Soobin." Sela Yewon tegas dengan nada angkuhnya. 

Sebentar Sunmi terdiam, berusaha mencerna pikirannya. Gadis Jung menatap penampilan tamu dihadapannya itu dari atas sampai bawah. Sosok tersebut terlihat lebih elegan dan berwibawa. 

Sunmi memetik jarinya paham, "Ah rekan kerjannya--"

"Bukan." Lagi-lagi gadis bernama lengkap Choi Ye-Won itu menyela ucapan Sunmi yang belum selesai. Tanpa melunturkan senyum miringnya, Yewon dengan santai menerobos masuk ke unit itu tanpa memperdulikan Sunmi yang kesabarannya sudah mulai habis.

Spoiled // Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang