****
Yewon menghentakkan kakinya geram, melemparkan beberapa lembar foto di genggamannya dengan sembarangan. Tak lupa juga ia mengarahkan sepatu heelnya untuk menginjak-injak foto itu untuk menyalurkan rasa kesalnya.
"Gak bisa di biarin! Aku akan bertindak!" Gerutunya menatap tajam kedepan, setelah itu ia meninggalkan gudang yang penuh dengan beberapa foto tangkapan dari para mata-mata suruhan dirinya.
Gudang itu sebagai tempat perjumpaan Yewon dengan beberapa orang suruhannya, ia tak henti-hentinya memata-matai kedua kegiataan dari sepasang kekasih yang ingin ia hancuri. Tidak peduli akan resiko, ia sudah terlalu ter obsesi pada pria Choi tersebut.
Ia pergi dari gudang kosong itu dengan tergesa-gesa, tak lupa ia menguncikan juga setelah itu berjalan melenggang meninggalkan tempat itu.
Seorang pria mengintip dari kejauhan, bersembunyi di antara beberapa pohon disana. Ia terlihat tengah mengeluarkan ponselnya dan menangkap beberapa foto, lalu mengirimkan kepada seseorang setelah itu pergi disaat misinya telah selesai.
'Ajak dia ngobrol.'
Sebuah pesan suara di terima oleh pria berhoodie putih itu, dengan malas ia memutar haluannya dan mengejar langkah kaki Yewon sebelum ia kehilangan jejak gadis tersebut. Tergesa-gesa namun pasti, sebelum gadis itu menyebrangi jalan dengan cekatan ia mempercepat langkah kakinya dan...
Hap!
Pria itu berhasil menangkap pergelangan tangan gadis itu, Yewon yang tidak mengenali sosok tersebut hanya menatap keheranan sambil berusaha melepaskan genggaman pria tersebut.
"Tung...gu hah seben...tar hah..." Ucap pria itu tersengal-sengal mengatur tempo napasnya, setelah beberapa menit akhirnya ia tersenyum melepas tudung putih di kepalanya.
Yewon mengenali wajah tersebut, tentu ia mengenalinya karena dirinya pernah bertabrakan eh ralat hampir saja bertabrakan dengan pria tampan di hadapannya saat ini. Senyuman akrab merekah di wajah Yewon.
"Hai." Sapa pria tampan itu sambil menunjukkan telapak tangannya, tentu Yewon membalas sapaannya.
Pria itu menggaruk tengkuknya sedikit cengegesan, "Ah maaf akan yang tadi, aku tidak bermaksud menarik tanganmu secara tiba-tiba." Ungkapnya sedikit membungkuk kan badannya sopan.
"Tidak apa-apa kok, toh kita sudah saling mengenal untuk apa harus canggung lagi." Ungkapnya ditemani oleh cengiran khasnya, namun berbeda dengan ekspresi pria dihadapannya yang hanya memasak raut bingung.
"Mengenal? Kapan ya?" Perkataan itu langsung menohok lubuk hati terdalam Yewon, rasanya nyeri sekali saat tidak dikenal oleh orang lain namun kita mengenal orang tersebut. Hal itu mengartikan kita adalah sosok yang tak penting bagi dirinya.
Oke Yewon harus sabar, pria ini tampan tak mungkin ia harus menyia-nyiakannya.
"Begitu ya, kau tau perusahaan Tuan Choi yang kau datangi seminggu lalu?" Tanya Yewon mencoba untuk menarik ingatan kembali pria tersebut, dan ya pria itu ber oh ria dan menganggungkan kepalanya mengerti.
"Lalu waktu itu kita hampir bertabrakan... Aku adalah wanita itu." Jelasnya sedikit ragu namun ia ingin pria di hadapannya ini mengingatnya..
Dan ya Jaemin memetikkan jarinya ingat, ia mengingat jelas adegan itu walau tetapi ia tidak begitu memperhatikan wajah sosok yang hampir ditabraknya tersebut.
"Ah begitu ya, maaf aku tidak begitu memperhatikanmu waktu itu."
Oke tidak apa-apa demi siapa pun tidak apa-apa, asalkan kini pria berambut abu-abu itu mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled // Choi Soobin
Fanfiction(Baca aja dijamin candu) -Soobin he is my boyfriend, my spoiled boyfriend- Bagaimana riwehnya seorang Jung Sunmi mengurusi seorang Choi Soobin yang manjanya minta ampun, membuatnya pusing kepayang. Namun hal itulah yang membuat dirinya menyukai ia...