****
"Ayah apakah kau sudah mendapatkan pesan dari tuan Choi?" Pria tua itu menoleh lemah menatap anak perempuannya yang tengah mencemberutkan bibirnya.
"Sudah." Jawab ayahnya lembut, gadis berparas cantik dan imut itu menerbitkan senyumannya bahagia melebihi apa pun.
"Jadi apa yang beliau katakan?" Yewon antusias bertanya sambil menarik kursinya mendekati kepada sang ayah yang tengah menyantap sarapan paginya.
Menegak segelas air untuk meluncurkan roti panggang yang ada ditenggorokannya, sang anak masih senantiasa menunggu ayahnya untuk berbicara. "Ia akan segera merencanakan janji temu kalian, untuk saling mengenal satu sama lain." Ujarnya sambil mengelus penuh cinta bahu putri kesayangannya, bukannya mendapatkan respon yang baik malahan ia mendengar suara helaan napas kasar dari Choi Ye-won sambil mencemberutkan bibirnya kesal seperti seekor bebek.
"Masih merecanakan? berarti belum pasti tanggal, hari, dan waktunya? Ayah aku harus menunggu berapa lama lagi??" Eluh Yewon masih mencemberutkan bibirnya tak ingin menunggu terlalu lama.
Pria tua itu hanya dapat terkekeh ringan melihat putrinya yang sangat lucu dan manja, ia sebenarnya juga tidak ingin menunggu lama momen itu. Orang tua mana yang tak ingin menimang seorang cucu digendongannya? Tentu saja itu adalah impian setiap orang tua disaat melihat usia anak-anaknya yang sudah cukup untuk menikah.
"Bersabarlah nak, cepat atau lambat kita akan mendapatkan kabar darinya." Ia berusaha menenangkan putrinya tersebut, kembali ia menerbitkan senyumannya yang paling manis membuat kedua pipi putih dan tembab itu tercetak.
"Baiklah ayah!" Seru gadis bernama lengkap Choi Ye-won.
"Ngomong-ngomong pria itu juga sama marganya denganku yaitu 'Choi' ?" Tanyanya,
"Ya tentu saja nak."
Gadis itu pun menangkup kedua pipinya yang terasa panas merona, menggeleng-geleng sambil menghilangkan pikiran yang ada di otaknya. Tingkah lucu gadis itu membuat sang Ayah hanya terkekeh gemas.
"Ada apa denganmu?" Tanya sang Ayah penasaran.
"Dia dan aku kan marganya sama, jadi aku seperti sudah membayangkan bahwa... aww Ayah aku maluu!!" Lagi-lagi ia berteriak heboh tak karuan, menutup wajahnya sepenuhnya menggunakan kedua telapak tangan.
"Lalu siapa nama lengkap pria itu?" Yewon mengedip-ngedipkan kedua matanya menunggu Ayahnya yang masih mengunyah sisah sarapannya.
"Namanya adalah..."
+×+
"CHOI SOOBIN!!!!"
Seketika burung-burung yang sedang asik bertengger pada dahan pepohonan yang tak jauh dari apertemen pun terbang menyebar tak beraturan ke langit-langit, mereka terkejut akan suara yang menggelengar terdengar dari kamar apertemen bernomor 445. Siapa lagi kalau bukan penghuninya ialah Jung Sunmi beserta dengan kedua anaknya yaitu Choi Soobin dan Choi Beomgyu.
Diantara beribu lebih kamar, cuman kamar itulah yang satu-satunya setiap hari selalu terdengar begitu heboh, padahal bukan 10 orang yang tinggal melainkan cuman 3 orang saja, ralat saat ini sudah menjadi 4 ditambah seseorang, apakah kalian tidak lupa siapa dia.
"Soobin cepat bangun!! Antar aku dengan Naomi pergi ke museum kotaaaaa!!" Untuk kedua kalinya dihari pagi cerah Sunmi sudah mulai berteriak untuk menyakitkan tenggorokannya sendiri.
Tak menyerah ia masih senantiasa menggoncang badan bongsor milik Choi Soobin yang masih terkulai lemah di atas sofa tamu, ya mulai tadi malam Soobin harus tidur di sofa bersama Beomgyu karena Sunmi dan Naomi telah menguasai kasur kebangsaan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled // Choi Soobin
Fanfiction(Baca aja dijamin candu) -Soobin he is my boyfriend, my spoiled boyfriend- Bagaimana riwehnya seorang Jung Sunmi mengurusi seorang Choi Soobin yang manjanya minta ampun, membuatnya pusing kepayang. Namun hal itulah yang membuat dirinya menyukai ia...