****
Jung Jaehyun ia menghentikan langkahnya. Kini isi pikirannya sedang melayang entah kemana, jiwanya serasa terbagi dua. Seperti ada iblis di bahu kirinya dengan malaikat di bahu kanannya, dia benar-benar linglung.
"Argh sial.." Lirih Jaehyun mengusap kasar wajahnya, kembali ia melanjutkan langkahnya menuju keparkiraan dimana mobilnya berada.
Pria itu membuka ponsel canggihnya, membuka aplikasi kalender disana. Ia menyunggingkan senyum sehingga lesung indah terbit di pipinya. "Rupanya dua bulan sudah berlalu, tidak terasa.."
Terbangun dari lamunanya, Jaehyun segera menyalakan mesin mobilnya sedikit melirik kebelakang melihat kondisi setelah itu memundurkannya dengan perlahan. Ini adalah kesempatan emas bagi Jung Jaehyun. Maaf namun kini ia akan mengikuti suara hati penghuni di bahu sebelah kiri.
+×+
Meraba kesana-kesini gadis itu mulai frustasi karena tak kunjung-kunjung menemukan barang yang ia cari sedari tadi. Menyerah Sunmi akhirnya dengan malas menglangkahkan kakinya menuju dapur dan mencuri satu karet gelang dapur yang ia peruntukan untuk mengikat rambutnya yang semak.
Sunmi menggeram dalam hati, manik matanya tak henti-henti mencari sisa-sisa bahan makanan di dalam lemari maupun kulkas danternyata hasilnya nihil. "Mereka benar-benar tidak memiliki yangsim (hati nurani)." Rutuk Sunmi membenturkan kepalanya pada pintu kulkas. Setelah bertengkar dengan dapur, ia kembali masuk kedalam kamar memperhatikan koper kosong yang tengah mengangah di atas kasur.
"Mereka benar-benar menyebalkan! Ya Tuhan sabarkan aku." Eluh Sunmi terus menerus di pagi yang indah ini. Lima hari lagi Sunmi harus terbang kembali ke Amerika ya pasti kalian sudah tahu yaitu untuk melanjutkan kuliahnya, Naomi yaitu sahabat sekampus dan sejurusan dengan Sunmi sudah terbang duluan pagi ini. Seharusnya ia ikut juga namun Sunmi belum mau pergi meninggalkan Korea karena belum membuat kenangan indah bersama Soobin.
Andai saja pria Choi itu tidak sibuk beberapa hari yang lalu mungkin Sunmi sudah bisa pergi hari ini dengan hati legah. Malahan lebih parahnya lagi di pagi hari ini ia kembali ditinggal seorang diri di apertemen, dua pria Choi itu memang tak berperi keperhatian kepada dirinya.
Dengan wajah masam Sunmi menyusuni pakaian yang dulu ia bawa dari Amerika saat dua bulan yang lalu, itu adalah jadwal penerbangan yang sangat tiba-tiba namun ia menyukai momen tersebut.
Tanpa disadari senyuman konyol terbit dari bibirnya disaat wajah sembab milik Choi Soobin dua bulan lalu kembali terbayang-bayang di pikirannya. "Sial sekali, mengapa aku tidak memotretnya waktu itu?" Gerutunya menyesali ketidak sadaraanya tersebut.
Semua sudah di packing dengan rapi dan sempurna, tak ada yang terlewatkan. Ia merebahkan badannya di kasur, Sunmi sangat bosan hari ini dan ia bertanya-tanya kenapa dua manusia Choi itu tidak mengajaknya? Apa yang mereka lakukan sepagi ini?
Ia mengacak rambutnya frustasi, masa bodoh gadis itu memeluk guling disebelahnya mencari kenyaman. Sepertinya ia ingin kembali tidur.
Ponsel Sunmi bergetar pada sakunya, dikarenakan rasa penasaran yang luar biasa tanpa berlama-lama ia segera mencari tahu apa yang mendatangi ponselnya.
"Ey? Soobin memosting apaan?" Gumamnya setelah membaca salah satu notifikasi sosmed berlambang burung biru, pasalnya pria itu jarang sekali aktif pada akunnya.
With SooGyu's brother in Gym~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled // Choi Soobin
Fanfiction(Baca aja dijamin candu) -Soobin he is my boyfriend, my spoiled boyfriend- Bagaimana riwehnya seorang Jung Sunmi mengurusi seorang Choi Soobin yang manjanya minta ampun, membuatnya pusing kepayang. Namun hal itulah yang membuat dirinya menyukai ia...