****
Membuka pintu mobil secara perlahan ia menurunkan kaki kanannya duluan dari atas mobil dan disusul oleh kaki satunya. Ia melemparkan tatapannya ke penjuru gedung di hadapannya sambil mendecak kagum membaca papan nama gedung tersebut.
"Perusahaan ini sangat begitu besar." Kagumnya terpana masih menyelidiki suasana kantor yang indah, nyaman dan elegan.
"Permisi Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang gadis yang bekerja di sana sebagai pusat informasi.
"Oh iya saya ingin menjumpai CEO Utama perusahaan ini." Jawabnya sopan dengan mengulas senyuman termanisnya, membuat gadis itu terpana akan senyuman Ye-won yang begitu cantik.
"Choi Ye-won kau sudah datang?" Suara paruh baya mengejutkan kedua wanita tersebut yang sedang bercengkrama.
"Oh pemimpin Choi." Segera gadis berjas tersebut membungkuk hormat, tetapi berbeda dengan Yewon berlari antusias memeluk pria yang memiliki jabatan sebagai CEO tersebut tanpa malu.
"Papaaa." Seru Ye-won bahagia memeluknya.
"Kau sudah sampai? Siapa yang mengantarmu kesini?"
"Tadi supir ayah yang mengantarku pa." Jawab gadis itu dengan nada imutnya membuat tuan Choi terkekeh gemas mendengarnya.
"Begitu, bagaimana sambil menunggunya kita pergi ke ruangan saya? Biar saya menceritakan kisah tentangnya lebih banyak." Ujar tuan Choi mulai berjalan ke arah lift, Yewon sangat antusias ia berlari kecil dan menyamakan langkah mereka.
"Baiklah pa, aku juga gak sabar berjumpa dengan calon suami aku." Ye-won pun ikut masuk kedalam alat transportasi tersebut, sambil memperhatikan tuan Choi yang sedang menekan tombol lantai tujuan.
"Saya juga tidak sabar melihat kalian di atas altar nanti."
"Aaaa aku jadi maluu pa, aku benar-benar menantikan pertemuan iniii." Ye-won menangkup kedua pipinya yang panas memerah sambil membayangkan sosok wajah Choi Soobin, sebenarnya ia sudah pernah melihat Soobin dari layar ponsel tetapi kini ia akan melihat seorang yang bernama Choi Soobin tersebut secara langsung. Ini adalah pertemuan mereka.
Pintu terbuka, tuan Choi berjalan duluan di susul oleh Ye-won yang masih menyelidiki kesekitar. Furniture kantor tuan Choi terlihat sangat elegan dan mewah.
Tuan Choi duduk di kursi kebangsaannya diikuti oleh Ye-won yang duduk di sebrangnya.
"Sebentar lagi tempat ini akan digantikan olehnya." Tuan Choi menatap sendu sebuah pas foto yang menunjukkan foto Soobin waktu ia masih kecil.
Menghela napas ia menatap lagi ke foto lain. "Dan juga sebentar lagi foto itu akan digantikan oleh foto kalian berdua dengan memakai tuxedo dan gaun indah." Ujar tuan Choi menatap bingkai foto besar yang menempel di dinding kantornya, foto itu adalah foto tuan Choi dengan ibunya Soobin disaat hari pernikahan mereka. Terlihat senyuman mereka dulu terlihat segar bugar penuh kebahagiaan.
Foto itu telah berada disitu selama bertahun-tahun hingga Soobin lahir, besar dan menjadi sosok yang luar biasa.
"Ngomong-ngomong aku ingin berjumpa dengan nyonya Choi, beliau sangat cantik." Puji Ye-won dengan mata berbinar menatap foto raksasa itu.
Mengulas senyum tipis, tuan Choi menghela nafas gusar. "Ibunya Soobin meninggal dunia tujuh tahun yang lalu." Kata-kata tersebut spontan membuat Ye-won mengatupkan mulutnya terkejut.
"Maafkan aku, aku tidak tau."
"Tidak apa-apa nak mungkin ayahmu belum memberitahu mu."
Bibir Ye-won menerbitkan sebuah senyuman yang menghangatkan, tuan Choi ikut bahagia melihat senyuman dari calon mantunya tersebut, batinnya mengatakan bahwa ia tak salah pilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled // Choi Soobin
Fanfiction(Baca aja dijamin candu) -Soobin he is my boyfriend, my spoiled boyfriend- Bagaimana riwehnya seorang Jung Sunmi mengurusi seorang Choi Soobin yang manjanya minta ampun, membuatnya pusing kepayang. Namun hal itulah yang membuat dirinya menyukai ia...