CHAPTER 6 - Mi Amor 🤍

732 56 4
                                    

Mungkin anak itu akan bertumbuh sebesar Razan sekarang.
Dia juga terlihat hangat pada anak kecil.
Lucu banget liat Razan dan Daffa berinteraksi.
Apakah akan seperti itu?

Itu lah yang selalu dipikirkan Casi setelah acara bermain bersama Razan dan juga Daffa, supaya lupa hal itu Casi bekerja dari pagi sampai pagi lagi.

Seperti biasa jika badan dan pikirannya disibukan oleh hal lain Casi tidak akan memikirkan masalah Daffa.

"Dokter Casi!" Teriak seorang suster, Casi melihat kearahnya dan beberapa orang berkumpul, otomatis Casi menghampiri.

Betapa kagetnya saat dia melihat Ahza sedang ditodongkan pisau kearah lehernya oleh seorang wanita, Casi membekap mulutnya, disana sudah ada Arka dan Daffa, tak lama beberapa security datang.

Entah lah Casi tidak bisa mendengar apapun yang diucapkan mereka berdua, kelihatannya Ahza sedang bernegosiasi tapi tiba-tiba wanita itu menggerakan tangannya.

"Aaaa!!! Ahza!" Teriak Casi.

Otomatis pisau tersebut mengenai leher dan seketika badan Ahza meluruh, Casi dengan cepat menghampiri Ahza, darah dari lehernya keluar banyak, dia mengarahkan Arka agar Ahza dipindahkan ke bangsal.

Dibantu Daffa, Arka memindahkan tubuh Ahza yang sudah akan kehilangan kesadaran ya. Dengan cepat Casi memasangkan infus pada Ahza, sedangkan Arka dan Daffa membantu menghentikan pendarahan yang keluar dari luka di leher Ahza.

"Aku udah kasih vaksin tetanus dan antibiotik" ucap Casi dengan tangan yang masih sibuk dengan alat medis. "Sekarang anestesi masuk" ucapnya lagi.

"Aku rasa gak terlalu dalem Ka" ucap Daffa.

Arka yang panik sudah mulai tenang sekarang saat melihat luka Ahza. "Ya bener, pembuluh darah utamanya gak rusak. Ini tinggal di jahit aja"

"Sini gue yang jahit aja" ucap Casi.

"Gue aja Cas, lo sama Daffa bantu yang lain aja, gw dibantu suster disini"

Casi dan Daffa mengangguk lalu menghampiri suster dan pasien lain, kondisi Ahza sudah bisa ditangani Arka maka dari itu Casi dan Daffa bisa meninggalkan sahabat.

Masih dengan kondisi yang shock Casi memeriksa pasien-pasien lain lalu mengirimkan pesan agar tim keamanan kumpul di lorong biasa tempat mereka briefing.

Setelah keadaan kondusif di UGD Casi berjalan ke lorong, disana sudah ada kepala keamanan dan beberapa security.

Casi datang dengan memegang kepalanya. "Kenapa bisa terjadi?!" Teriak Casi.

"Siap, Maaf dokter Casi, tadi kami sedang pergantian shift jadi ada lost" ujar sang lepala keamanan.

Casi menghela nafas. "Jangan sampai terulang lagi, kemarin saya kena tampar orang dan sekarang lebih buruk, tolong ditingkatkan lagi keamanan di UGD"

"Siap laksanakan dokter Casi, mohon maaf atas kejadian hari ini"

"Bantu dokter Arka jika dia butuh bantuan untuk pelaporan ya pak"

"Siap laksanakan"

"Oke pak udah gitu aja, boleh kembali, saya juga ada urusan lain"

"Siap laksanakan dokter Casi, terimakasih"

...

Keesokan harinya Casi datang dengan perasaan yang kurang enak, sedari bangun tidur pagi tadi dia sudah merasa badmood.

Mi Amor 🤍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang