CHAPTER 25 - Mi Amor 🤍

368 30 6
                                    

Desas desus bahwa Casi di datangi oleh wanita paruh baya sampai ke telinga Daffa. Selesai praktek dia berjalan di belakang beberapa suster yang sedang berjalan sambil berbincang.

"Bener loh, dokter Casi tadi itu di cafe atas, gue liat sendiri"

"Masa? Emang siapa ibu-ibunya?"

"Mana gue tau, gue liat selewat, kata suster Dina si ibu nya bilang jauhi anak saya, gitu gitu lah ada ngomong kayak gitu"

"Hah? Itu ibunya dokter Daffa?"

"Heeehh?? Dokter Daffa???"

"Lah kan dokter Casi lagi deket sama dokter Daffa"

Daffa berbalik dan berjalan setelah mendengar cerita dari para suster. Tujuan dia adalah ruangan Casi.

Tak lama dia sampai di ruangan Casi tapi gadis itu tidak ada di ruangannya lalu dia berjalan ke UGD.

"Here you are" bisik Daffa, tapi dia melihat Casi sedang sibuk dengan beberapa pasien yang datang ke UGD.

Daffa menyerah kembali ke ruangannya setelah 15 menit menunggu Casi, kondisi di UGD tidak kunjung kondusif, masih banyak pasien dan Casi sangat sibuk.

...

Daffa: Tell me when you in your room, I'll be there.

Casi membaca pesan Daffa.
I think he knowing what happened to me this morning.
Casi, lo harus gimana ngadepin Daffa?

Casi bingung saat posisi seperti ini dia harus bersikap seperti apa, berkata jujur bahwa dia sakit hati oleh ibunya, or pretending I'm okay everything fine.

Casi mengetik beberapa kalimat lalu dia memasukan ponselnya kembali ke saku celananya dan kembali dengan pasien di UGD.

Untunglah hari ini banyak pekerjaan disini, semuanya datanglah kesini agar Casi lupa apa yang terjadi pada dirinya dan agar dia tidak harus bertemu dengan Daffa.

Sudah gila memang Casi, masa semua orang harus celaka atau sakit dan datang ke rumah sakit agar dia bisa sebentar melupakan masalahnya.

...

Sebentar lagi jam kerja Casi berakhir, badannya terasa sangat pegal. Casi mengambil alih semua pasien yang masuk ke UGD hari ini, tak lain dan tak bukan agar pikirannya teralihkan.

Tapi mau bagaimanapun Casi tidak memikirkannya, dia tahu bahwa end of the day she must be facing Daffa and explain what going on.

Pakaian dinasnya yang kotor dengan darah dan jas dokternya Casi pegang sambil berjalan memasuki ruangannya.

"Hai" sapa Daffa yang sedang duduk di sofa, di dalam ruangan Casi.

Haduh dia udah ada aja disini.
Casi menghela nafas pelan.

"Halo" sapanya lalu dia berjalan ke wastafel mencuci tangannya.

"A tough day?" Tanya Daffa sambil berdiri menghadap Casi.

Jiah pertanyaannya, padahal gue udah nahan-nahan dari tadi, kok ya pertanyaannya langsung kena di hati, pikir Casi.

Casi membalikan badannya lalu menatap Daffa, air mata yang sedari tadi dia tahan mendesak ingin di bebaskan.

Casi berjalan ke arah Daffa lalu memeluk pria itu, tak di sangka tangisnya akan pecah saat dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Daffa.

Beberapa menit berlalu, Daffa hanya mengelus rambut Casi, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Daffa membiarkan Casi menumpahkan semua emosinya.

Mi Amor 🤍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang