Casi POV
Akhirnya gue bisa jujur juga sama lo, Daf. Kalo di pikir-pikir cuma tinggal cerita gitu aja susah banget sih lo, Casi duh.
Meskipun responnya Daffa tadi agak mengecewakan tapi ya sudah mau bagaimana lagi, emang gue expect kayak gimana, orang juga pasti shocked kalo denger cerita gue ini, pengecut.
Oke enough Casi, saatnya lo mikirin besok ke Bali selama 5 hari kedepan. Nanti rencananya gue akan caru apartment dengan harga yang terjangkau dan dekat dengan pantai.
Meskipun akan pergi bersama Sadam tapi gue pikir Sadam gak akan bener-bener pindah ke Bali deh. Beres dari situ gue mau ajuin resign ke rumah sakit.
Yang jadi masalah sekarang adalah Ibu dan Papah, duh gimana ya gue ngomongnya, masa baru juga pulang udah mau pergi lagi, gak mungkin juga gue gak ngabarin beliau.
Kalo soal Ahza, gue gak terlalu mikirin dia, she knowing me like alot hihii. Bahkan saat gue ke Palestina pun gue gak terlalu mikirin dia karena gue tau dia tau gue bakal baik-baik aja.
Selain itu gue seneng banget kalo Ahza emang lagi hamil, engganya gue bisa menebus rasa sayang yang belum pernah gue kasih ke anak gue dan gue bakal kasih ke anaknya Ahza nanti.
Duh kebiasaan banget gue kalo udah mikirin sesuatu tuh pasti merembet kemana-mana, udah ah fokus gue lagi packing baju buat besok ke Bali.
Penerbangan gue jam 08.00, rencananya Sadam akan jemput gue pake taxi lalu berangkat bareng ke bandara. Selain buat cari apartment gue harap selama di Bali gue bisa merasakan ketenangan.
Gue pasti bisa, toh semuanya udah released dari diri gue, udah gak ada beban lagi soal Daffa. Saatnya melanjutkan hidup dengan lebih bahagia seperti apa yang diucapkan Sadam.
...
Author POV
Jam masih menunjukan pukul 4 dini hari untuk badannya menerima hujaman air dingin, mulai dari ujung kepala sampai kaki mendapatkan guyuran agar diri dan otak dapat berpikir waras.
Setelah satu hari full Daffa hanya berdiam diri di apartmentnya, akhirnya dia sadar juga apa yang harus dilakukannya.
Dia bertekad untuk mendapatkan Casi kembali jika memang Casi masih mencintai dirinya, bergegas dia merapihkan apartmentnya dan membuat kopi, setelah itu berangkat ke rumah sakit.
Seperti biasa dia memarkirkan mobilnya di basement khusus staff rumah sakit lalu berjalan langsung ke UGD untuk bertemu dengan Casi, dia sampai hafal jadwalnya.
"Liat dokter Casi?" Tanya Daffa langsung pada seorang suster yang berjaga di front desk UGD.
"Loh dokter Daffa gak tau ya, dokter Casi cuti"
"Cuti?" Tanyanya dan hanya dibalas anggukan oleh suster tersebut.
Daffa berjalan ke arah ruangan Ahza, tapi niatnya menanyakan keberadaan Casi buyar saat mendengar dirinya dipanggil ke ruangan pediatric intensive care unit.
Bergegas Daffa berlari, seharian kemarin dia memang tidak masuk ke rumah sakit tapi dia sudah minta asisten dokternya dan beberapa dokter residen untuk menjaga pasien-pasiennya dan melaporkannya setiap ada perkembangan.
...
Jam menunjukan pukul 11 saat Daffa keluar dari ruangan pediatric ICU, perutnya sedang demo menuntut jatahnya, masih memakai baju casual dia belum mengambil jas dokter di ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Amor 🤍
Romance"Hello again Indonesia!" Casi melangkah dengan ragu keluar dari pintu bandara kedatangan Internasional, dalam hatinya dia sangat merindukan sosok yang selama ini selalu dia mimpikan. ... Bagaimana rasanya setelah berpisah selama 4 tahun dan bertemu...