Selama Sadam di rumah sakit Casi selalu menemaninya, selama satu minggu selepas shiftnya dia pasti berada di ruangan Sadam dan tentunya Daffa melihat semua itu.
"Lo kok murung banget sih?" Tanya Santi.
Daffa menghela nafas berat sebagai jawaban pertanyaan Santi.
"Muka lo udah ngegambarin semuanya deng percuma juga gue tanya" kikik Santi.
"Lo kenapa sih gengsi banget, lo tuh sebenernya cuma butuh jawaban aja dari dokter Casi, kenapa sih gak nanya sama dia, apa perlu gue yang tanyain"
Daffa menghentikan langkahnya, otomatis Santi ikut berhenti lalu Daffa memegang pundak Santi dengan kedua tangannya dan menatap Santi.
"Udah gue bilang lo gak usah ikut campur, okay" ucapnya lalu Daffa berlalu meninggalkan Santi yang bengong seperti tersihir oleh ketampanannya.
Santi menyadarkan diri lalu memukul pelan pipinya. "Sadarrrr, San! Duh gila juga pesona si Daffa masih bikin gue tersihir gini"
Beberapa detik menenangkan diri akhirnya Santi berjalan mengekori Daffa, mereka memang akan masuk ke ruang UGD.
Tanpa diketahui mereka berdua, Casi berada dibelakang melihat semua adegan tadi. Dia menghela nafas, dadanya sesak, dengan cepat dia berjalan ke ruangannya yang memang berada di samping UGD.
Casi duduk di belakang meja kerjanya sambil memegang dadanya. "Ternyata masih sakit ngeliat lo sama cewe lain Daf"
Dia meneguk air yang berada di gelas mencoba menenangkan dirinya. "Keputusan gue buat pindah ke Bali udah bener kayaknya"
...
"Casi, you should go home and rest" ucap Sadam.
"No"
"Please Casi, I'm getting better"
Casi menghela nafas, dia memang tahu bahwa Sadam sudah lebih baik dan 2 hari lagi sudah boleh pulang. Menemani Sadam adalah alasan dia agar tidak pulang, karena jika dia sendirian pikirannya pasti akan dipenuhi oleh Daffa.
"Okay, I will go home now"
Sadam tersenyum. "You still thinking of Daffa right?" Casi hanya terdiam mendengar pertanyaannya, Sadam menghela nafas kecil. "Casi, you should tell the truth what did happened to you to Daffa"
"Sadam, please"
Sadam menggenggam tangan Casi yang berada disisi tempat tidurnya. "I just don't like see you like this"
Casi tersenyum. "Thank you, I will go home. Bye"
"Bye, rest well"
...
Saat melihat Casi memasuki mobilnya, Daffa masuk ke ruangan Sadam. Dia berniat neminta maaf atas kejadian terakhir mereka bertemu.
Karena Casi selalu berada di ruangan Sadam semenjak kejadian kecelakaan mereka dan baru kali ini dia bisa hanya berdua dengan Sadam.
"I've been waiting you to come in, I see you while you in front my room many times" ujar Sadam.
Daffa tersenyum tipis. "I just want to say sorry about the last we meet"
"No problem"
Daffa berdiri tidak nyaman. "So, you with Casi now?"
Sadam tersenyum. "As you see"
Daffa mengangguk. "Okay, congratulations. I hope you can take care of her"
"Of course, I will" ujar Sadam. "Oh, Daffa .." panggil Sadam saat Daffa akan keluar dari ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Amor 🤍
Romance"Hello again Indonesia!" Casi melangkah dengan ragu keluar dari pintu bandara kedatangan Internasional, dalam hatinya dia sangat merindukan sosok yang selama ini selalu dia mimpikan. ... Bagaimana rasanya setelah berpisah selama 4 tahun dan bertemu...