CHAPTER 8 - Mi Amor 🤍

831 49 3
                                    

Siang ini Casi memarkirkan mobilnya seperti biasa di parkiran UGD lalu berjalan masuk, dia mendengar dari suster yang berjaga di front desk UGD bahwa ada 3 mobil yang kecelakaan beruntun.

Dengan cepat Casi masuk ke ruangannya lalu memakai jas dokternya dan kembali menunggu di UGD, siang ini UGD sedang kekurangan dokter maka dari itu dia sudah standby.

4 mobil ambulance datang dengan 4 pasien, beberapa ditangani oleh dokter dan dokter internship, Casi ikut membantu.

"Dok! Heart attack!" Ujar dokter internship.

Casi langsung mendatanginya lalu memberi intruksi untuk membawa defibrillator.

"300 joule" ucapnya lalu menerima alat. "One, two, three, clear, shoot" Casi melihat monitor lalu naik ke kasur untuk memberikan RPJ pasien.

"Gimana?" Tanyanya sambil melihat monitor.

"Charge 360 joule" lalu menerima alat lagi. "One, two, three, clear, shoot" lagi, Casi naik untuk memberikan RPJ.

"Dok, kembali" ujar dokter internship.

Casi turun dengan badan yang penuh dengan keringat. "Oke, urus yang lainnya" lalu berjalan dipinggir dan melihat dokter internship melakukan tugasnya.

"Dokter Casi" ujar suster, Casi mendekat lalu melihat pasien yang terbaring. "Ambil alat USG"

Suster datang membawa alat yang diminta Casi, lalu dengan tenang mengecek bagian perut pasien. "Tulang rusuk patah, ada masalah pada hatinya. Panggilan dokter Inggrid ya"

"Dokter Casi" ujar dokter lainnya, dia menunggu Casi datang.

"Ada apa?" Tanya Casi pada dokter yang memanggilnya.

Kondisi UGD sangat hactic dan Casu baru bisa beristirahat jam 10 malam karena ada pasien yang harus di operasi mendadak dan sekarang ini baru keluar dari ruang operasi.

Dia berjalan sambil membuka scrubs hats dan membuangnya di tempat sampah terdekat, dia belum makan apapun dari pagi, perutnya perih, sambil membuka aplikasi delivery dia berjalan ke ruangannya.

"Burger kayaknya enak sih" ucapnya lalu mengklik salah satu restoran cepat saji yang lumayan terkenal.

Setelah memastikan ada yang mengambir orderannya, Casi mencoba menelepon Sadam tapi tidak ada jawaban, aneh apa terjadi sesuatu karena tidak biasanya Sadam tidak mengangkat teleponnya, pikir Casi.

Casi menghela nafas lalu dia mendengar ketukan dari pintu, ternyata seorang suster yang mengantarkan makanan yang dipesannya, setelah mengucapkan terima kasih, suster itu pamit.

Sepaket lengkap burger bersama kentang goreng dan soda sudah tersaji di mejanya tapi Casi hanya menatap mereka tanpa ada rasa lapar sama sekali padahal tadi dia burger ini sangat menggiurkan.

Dengan semangat dia mulai memasukan satu persatu kentang goreng ke dalam mulutnya, burger dia sisakan niatnya setelah habis kentang baru si burger akan dia lahap.

Tok tok .. (lagi ketukan dipintu dia dengar)

"Masuk.." ujar Casi.

"Dok, ada yang harus dokter periksa sekarang"

Casi mendongkak. "Emergency?"

"Iya dok" jawab sang suster.

"Okay" Setelah meminum colanya dia beranjak mengikuti suster berjalan sambil memakai jas dokternya.

...

Malam ini Casi lembur di rumah sakit, UGD seperti bekerja sama dengannya kali ini membuat dirinya sibuk agar dia melupakan kegundahan hatinya, Casi bersyukur dalam hati karena jika dia berdiam diri sebentar saja pikirannya akan melayang pada kejadian masa lalu.

Mi Amor 🤍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang