بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ♥Buat yg baik hati, sebelum lanjut baca jangan lupa tekan⭐&💬 ya 🎀😊terimakasih :)
˙·٠•●۩۩ஜ꧁☙♔☙꧂ஜ۩۩●•٠·˙
*Alena's pov*
Setelah kira-kira 2 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di depan gedung Acadamy yang menjulang tinggi, tampak sangat modern dengan halaman depan yang sangat luas. Setelah mobil diparkirkan, aku kemudian turun dan melihat beberapa siswa yg juga melihatku.
Tak lama kemudian, aku berjalan dan menghampiri wanita bersurai hitam pekat dengan mata coklat terang yg sangat indah, dia memiliki kulit putih langsat yg membuatnya terlihat sangat cantik. Ia sedang duduk di kursi taman—depan gedung dengan membaca sebuah buku.
"Hi!" sapaku pada gadis itu.
"Hi juga, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya, sambil menatap ke arahku.
"Emmm, I–iya, a–apa aku bisa minta tolong antarkan aku ke ruang ke–kepala Acadamy?" tanyaku sedikit gugup.
"Haha! kau kenapa? Sudahlah, tidak usah gugup begitu. Mari kuantar!" ujarnya lalu berjalan. Aku hanya tersenyum kikuk lalu mengikutinya. kami pun berjalan berdampingan—masuk ke dalam gedung acadamy.
Setelah memasuki gedung, kami langsung menuju lift lalu gadis itu menekan angka 3.
Ting..
Pintu lift terbuka, kami pun keluar. Sepanjang perjalan tadi, kami hanya berkenalan dan bercakap-cakap biasa. Dan kini aku tahu bahwa gadis di sampingku ini ternyata bernama Zena.
Putri Zena Almandos Fagos.
Ya, dia Putri dari Kerajaan Fagos. Anak dari Raja Fairy(Almandos). Kerajaan yang terkenal akan keramahan warganya, dan juga terlihat dari sikap tuan putri mereka.Tak lama kami pun sampai didepan pintu yang bertuliskan "Ruang kepala Acadamy."
Zena langsung mengetuk pintu itu, hingga terdengar suara sahutan dari dalam, kemudian kami pun masuk."Selamat pagi menjelang siang pak Robert," sapa Zena kepada kepala Acadamy yang di papan namanya tertulis Mr. Robberto Frankolis.
"Selamat pagi menjelang siang kembali putri Zena. Silahkan duduk, ada yg bisa saya bantu?" jawab pria paruh baya tersebut.
"Ini, saya mengantar murid baru," ucap Zena sambil melirik ke arah ku.
Aku yang dilirik pun hanya tersenyum kikuk.
"Owh, ya, kamu pasti murid pindahan yg mendapat beasiswa itu bukan?" tanya pak Robert kepadaku
"Emmm, i–iya pak Robert" sahut ku gugup.
"Baiklah, siapa namamu?"
"Salena Imanuel Frans."
"Owh baiklah, silahkan kamu isi formulir dan datamu dulu," ujar pak Robert seraya memberikan ku kertas formulir.
***
"Ini pak, sudah saya isi," ujarku sambil memberikan kertas formulir tadi.
"Baiklah, kalau begitu ini kartu pengenalmu. Ini juga kunci untuk membuka pintu asrama mu," jelasnya sembari memberikan aku kartu seukuran kartu KTP.
"Baik, terimakasih pak. Owh ya, asrama saya nomor berapa ya pak?" tanyaku.
"Asramamu nomor 451. Di sini, setiap asrama ada 4 kamar."
"Wow! Ternyata kita satu kamar!" pekik Zena tiba-tiba—sontak membuat aku dan pak Robert kaget.
"Ah, maaf pak, Al, saya terlalu bersemangat."
Aku dan pak Robert hanya bisa terkekeh melihat kelakuan tuan putri dihadapan kami ini. Setelah itu, aku dan putri Zena pamit menuju asrama kami yg terdapat di lantai 4.
*Alena pov end*
*Author pov*
Asrama putri ada dilantai 4 bagian timur, sedangkan asrama putra dibagian barat.
Sepanjang jalan menuju asrama, Zena terus menjelaskan beberapa praturan di Academy dan memberitahu Alena tata letak ruangan kelas-kelas dan sebagainya di gedung Acadamy itu. Alena hanya mendengarkan dan sesekali mengangguk paham.
Kira-kira setelah 15 menit, akhirnya mereka sampai di asrama putri dan menuju ruangan no 451. Zena menjelaskan cara membuka pintu dan Alena mengangguk paham.
Alena dan Zena pun masuk, di dalam mereka disambut oleh kedua teman Zena.
"Hei, zena! siapa gadis cantik yang kau bawa ini?" tanya gadis bersurai pirang.
"Apa dia teman asrama baru kita? Wah, dia cantik sekali! Siapa namamu? apa keturunanmu? kau putri dari mana?" pertanyaan bertubi-tubi dari gadis bersurai putih dengan mata berbinar.
"Hei, hei! kalian bisa tenang tidak? tolong biarkan dia duduk dulu," ujar Zena sedikit kesal.
"Hehe, maaf. Mari, silahkan duduk," ujar gadis bersurai putih tadi mempersilakan.
"Baik, terimakasih," balas Alena.
Mereka pun duduk di ruang tamu yang lumayan luas, Alena duduk disamping Zena dan berhadapan dengan kedua gadis tadi. Mata Alena menjelajahi setiap sudut ruangan yg terkesan modern itu, di atas samping pintu ada televisi yang cukup besar, lalu disudut atas kanan ada AC. Jika masuk lebih dalam, ada dapur dengan berbagai alat masak, kalau-kalau ingin masak sendiri dan terlihat pula kulkas yang menghadap ke rung tamu.
"Sudah seperti apartemen saja," gumam Alena.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut part berikutnya ya 😊
Maaf kalau kependekan🤒
⭐💬وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ♡
Aca»
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL ✅END
Fantasy(lengkap) //WARNING! FOLLOW DULU SEBELUM BACA!// . . . "alena! " "apa..! tapi bagaimana mungkin?" "kau adalah putri dalam ramalan itu" "ramalan apa? dan oh ya,, aku bukan putri! "inilah takdirmu, ramalan itu mengatakan bahwa akan ada putri yg...