Pengumuman! Untuk chapter2 berikutnya sedang di revisi:) mohon bersabar untuk para Reader's sekalian^.^ soalnya banyak banget chapternya😭
Buat para readers mohon sekali untuk menghargai sebuah cerita yg telah kami para author buat😊
karena seandainya🎶 kalian merasakan🎶 jadi kami, sebentar sajaaa🎶 takkan sanggup hatimu terimaa 🎶otak iniii begitu capekkk🎶😌🔫🤣
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ♥˙·٠•●۩۩ஜ꧁☙♔☙꧂ஜ۩۩●•٠·˙
*Zena's pov*
Setelah Brandon pergi, aku akhirnya bisa bernafas lega. Jujur saja, setiap kali aku melihat dia, dadaku terasa sakit sekali. Persetanlah dengan hubungan persaudaraan! Siapa suruh membuat aku kesal.
"Yaudah, yuk! kita balik juga," ajak Grace.
"Yuk!" ujarku, Alen, dan Dizi bersamaan.
Sesampainya di asrama, aku langsung masuk ke dalam kamar. Tidak memperdulikan tatapan heran dari teman-temanku. Aku masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.
Setelah selesai, aku pun mengganti baju tadi dengan piama kesayangan ku, lalu rebahan santuy dikasur empuk ku itu.
Hingga..
Tok.tok.tok
*Zena pov end*
*Alena's pov*
Setibanya kami di asrama, Zena langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa sepatah katapun. Aku, Dizi, dan Grace hanya saling lempar pandang. Aku menatap Grace dan Dizi seolah bertanya 'Zena kenapa?' Dizi dan Grace hanya mengidikan bahu karena memang sama-sama tidak tahu.
Kami pun masuk ke kamar masing-masing. Aku segera meluncur ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Aku juga mengganti dres ku tadi dengan piama warna biru bermotif beruang coklat, dan ada juga motif bunga-bunga mawarnya.
Aku masih penasaran dengan Zena."Sebenarnya dia kenapa? apa aku samperin aja ya, tapi kalau dia gak mau diganggu gimana? ya ampun, tapi jiwa kepoku meronta-ronta!"
Setelah pergulatan batin, aku akhirnya memutuskan untuk menemui Zena. Aku keluar dari kamar dan mengetuk pintu kamar Zena.
Tok. Tok. Tok.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL ✅END
Fantasy(lengkap) //WARNING! FOLLOW DULU SEBELUM BACA!// . . . "alena! " "apa..! tapi bagaimana mungkin?" "kau adalah putri dalam ramalan itu" "ramalan apa? dan oh ya,, aku bukan putri! "inilah takdirmu, ramalan itu mengatakan bahwa akan ada putri yg...