^.happy reading.^
•••
"Dasar kau penghian–akh!"Ucapan Erlan terpotong akibat kepalanya dihujami rasa sakit yang luar biasa. Erlan jatuh berlutut dengan kedua tangan memegang kepalanya.
"Hahaha!" gelak tawa Elis menggelegar di seluruh ruangan.
"Kau! Akh...," tubuh Erlan limbung—terbaring dilantai dan hilang kesadaran.
"Enaknya di apain ya penyihir putih ini?"
1 menit kemudian...
"Aha! Lebih baik ku ikat sajalah, lagi pula aku tak ingin mengotori tanganku dengan darah haramnya."
Lalu dengan kekuatannya, Elis mengangkat tubuh Erlan sehingga tubuh Erlan melayang di udara. Kemudian ia dudukkan di salah satu kursi ruangan itu, tak lupa Elis mengikat tubuh Erlan dengan tali sihirnya.
Flashback off
"Shit! Apa yg akan kau lakukan dengan darah Alena!" seru Erlan geram.
"Tentu saja untuk melakukan ritual pemindahan kekuatan," kata Elis seraya menyiapkan semua keperluan untuk melaksanakan ritual.
"Lepaskan aku sekarang!"
"Diamlah!"
***
*will's pov*
Bugh...bugh..bugh..
Aku menyerang para penyihir itu satu per satu. Dan akhirnya aku berhasil masuk ke dalam istana. Aku mencoba mencari keberadaan mate ku dengan mencium aroma tubuhnya.
"Aku rasa Alena tak jauh dari sini," gumamku lalu berlali menyusuri lorong.
Lebih baik cari ke penjara
Kata Leon memind link- ku."Iya aku tahu, tapi letak penjaranya dimana!" ketusku kesal.
"Shit!" umpatku ketika di hadang 3 orang penyihir.
Wush...
Dengan segera aku menghindar dari serangan mereka.
Bugh.. Bugh.. Bugh..
Bogeman mendarat kepada ketiganya. Bukan dariku, melainkan Grace dan Brandon.
"Sudah, cepat pergi cari Alena! Biar mereka kami yg urus!" seru Grace dan aku hanya mengganguk lalu kembali berlari mencari Alena.
Akhirnya aku menemukan sebuah pintu yang sepertinya pintu ruang bawah tanah. Tapi ada dua penyihir yang menjaganya, sepertinya mereka lebih kuat dari yang lain. Itu membuatku semakin yakin bahwa Alena ada di dalam sana terutama karena aromanya yang sangat kuat keluar dari ruangan itu.
"Siapa kau!"
"Mau apa ke sini!"
Seru dua penjaga itu ketika melihatku mendekat. Aku hanya berjalan dengan santai ke arah mereka sambil menyeringai.
Toni, cepat kemari bersama Merina.
Kataku me- mindlink Toni, calon betaku."Hei! jangan mendekat!"
"Sudah kita serang saja!"
Lalu keduanya bersiap untuk menyerangku. Namun sulur-sulur tanaman terlebih dahulu melilit tubuh mereka.
"Akh! Hei lepaskan!" seru keduanya.
"Hai, apa aku terlambat?"
"Tidak sama sekali. Terima kasih." Ujarku pada Merina.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL ✅END
Fantasy(lengkap) //WARNING! FOLLOW DULU SEBELUM BACA!// . . . "alena! " "apa..! tapi bagaimana mungkin?" "kau adalah putri dalam ramalan itu" "ramalan apa? dan oh ya,, aku bukan putri! "inilah takdirmu, ramalan itu mengatakan bahwa akan ada putri yg...