Sudah tiga tahun berlalu semenjak Arsen tinggal dengan ketiga abangnya. Banyak hal yang telah berlalu selama tiga tahun belakangan, beberapa di antaranya adalah Danthe dan Theo yang sudah tidak tinggal satu apartemen dengan Arsen dan Askar.
Kedua abang Arsen tersebut masing-masing telah memiliki kekasih. Dan hal itulah yang membuat Danthe dan Theo keluar dari apartemen pemberian orang tua mereka lalu memutuskan tinggal secara terpisah dengan kekasih masing-masing. Danthe akhirnya berhasil menemukan seseorang yang tidak hanya mampu mengisi hatinya namun juga seseorang yang sanggup menerima adanya Saga dalam hidup Danthe.
Sementara Askar, abang Arsen satu itu sudah lama menyelesaikan studi magister-nya. Kini Askar sudah bekerja di perusahaannya sendiri, abang Arsen satu itu memutuskan untuk membuka usahanya sendiri meskipun saat ini Askar masih sering dibantu oleh Danthe dan Theo. Sedangkan Arsen sendiri, kini sudah menamatkan jenjang SMA dan telah melanjutkan pendidikannya di sebuah universitas-
"BOHONG !"
"Nggak, nggak bohong! Orang baru satu bulan gue tinggal sama abang-abang." Suara Arsen memotong narasi yang sengaja ditulis Abel untuk menipu para readers.
"Nihh ya, nggak ada tuh yang keluar apart karena ada cewek, lulus magister lulus SMA, nggak ada. Semuaa masih nge jonggrok di apart ini." Arsen menggebu-gebu ketika menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada para readers.
"Ada apaan sih cil, kok lo ngomong sendiri ?" Suara dari arah belakang terdengar membuat Arsen seketika menolehkan kepalanya, dan menemukan Danthe berjalan turun di tangga.
"Ng-nggak ada apa-apaan kok bang." Arsen menjawab pertanyaan Danthe dan kembali melakukan kegiatannya tadi memainkan ponsel.
"Sini temenin gue sarapan." Danthe mengajak Arsen menuju meja makan yang kemudian langsung diiyakan oleh Arsen.
"Iya bang-" Belum sempat Arsen menyelesaikan kalimatnya, Danthe tiba-tiba saja menghampirinya dan mengapitkan lengannya di sekitar leher Arsen.
"Sst sst Theo turun tuh." Danthe tiba-tiba berbisik di telinga Arsen sesaat sebelum Danthe mulai mengeratkan rangkulan tangannya pada leher Arsen.
"I-iya bang, uhukk bang kekencengan u-hukk ini." Arsen menjawab bisikan Danthe sambil mulai terbatuk mengingat rangkulan Danthe yang makin lama makin erat daripada sebelumnya.
Napas Arsen semakin terputus-putus ketika Danthe mulai menggunakan tangan satunya untuk mempererat rangkulannya pada leher Arsen.
Dukk
Kaki kiri Arsen baru saja ditendang oleh Danthe dari belakang yang meskipun tidak terlalu keras tetapi hal itu berhasil mengakibatkan Arsen jatuh berlutut dengan leher yang masih terjerat di antara lengan Danthe. Hasilnya kini wajah Arsen semakin memerah karena sulitnya udara masuk terhalang lengan Danthe yang masih menjerat leher Arsen.
"WOY!!"
"Woah woah stop Ga. Lepas!" Dan dengan berakhirnya teriakan Theo barusan ia menyentak lengan Danthe agar melepaskan leher Arsen.
"Lo apa-apaan sih?! Lo udah janji ya sama gue." Theo berujar sinis sambil menatap tajam Danthe, mengira bahwa yang dihadapannya kini adalah Saga. Sedangkan tangan Theo tanpa sadar mengusap leher hingga dada Arsen yang sedang terengah-engah menghirup udara untuk paru-parunya.
"Lo yang apaan?!! Ngapain lo ikut campur urusan gue! Kalo gue bilang dia ada salah sama gue lo tetep mau belain tu anak ha ?!" Danthe menjawab kalimat sinis dari Theo dengan menggebu yang mana kalimatnya berhasil membungkam Theo. Kalimat Danthe berhasil mengingatkan Theo akan prinsip hidupnya yang tidak akan mencampuri masalah orang lain bahkan orang terdekatnya sendiri.
"Ya tapi nggak gitu juga caranya! Pokonya gue gamau liat lo kaya gitu lagi sama Arsen! Denger kan lo!" Theo mengabaikan kegundahannya dan memutuskan untuk tetap membela Arsen.
"Pfft bhuahahaha"
Selanjutnya yang terdengar adalah suara tawa Danthe yang begitu keras.
"Yes gue berhasil juga bikin lo luluh sama Arsen. Aduhh hahaha muka lo pas galau tadi tuh kocak banget tau ga." Theo yang sebelumnya dibuat melongo oleh tawa Danthe kini mulai menunjukkan wajah keruhnya setelah mendengar kalimat Danthe barusan.
"Oh jadi lo nipu gue ?!!" Kalimat Theo membuat Danthe kembali mengeraskan tawanya. Theo yang jengah dengan kelakuan Danthe pun kini mengalihkan tatapannya pada Arsen yang masih melongo melihat Danthe tertawa.
"LO! Lo ikut-ikutan kan sama Danthe?! Lo kerja sama buat nipu gue sama Danthe, iya ?!!" Theo mengarahkan telunjuknya pada Arsen sambil meluapkan emosinya yang seharusnya tersalurkan pada Danthe.
"Ng-nggak bang, Arsen bener-bener nggak bisa napas tadi tuh." Arsen gelagapan membalas pertanyaan Theo, tatapan Theo sempat menajam sambil menatap Arsen dengan intes sebelum akhirnya kembali menatap Danthe yang demi apapun baru saja selesai tertawa.
"Haduuh sampe sakit nih perut gue, lawak banget lo berdua. Seru kan Sen ngerjain Theo nya ?" Danthe berusaha menetralkan tawanya sambil berbicara dengan nada main-main pada Arsen.
"Nggak seru sama sekali! Apaan gue-
Glupp
"Emm maksudnya Arsen tadi tuh bener-bener susah napas tau nggak si bang." Arsen mengucapkan sanggahannya atas kalimat Danthe tersebut namun sedikit terpotong di tengah kalimatnya.
Well, memang hanya Theo lah yang masih cukup disegani (read: ditakuti) oleh Arsen. Cara bicara Arsen dengan Theo pun berbeda dengan cara bicara yang biasa digunakan Arsen untuk Danthe dan Askar. Jadi ketika Arsen ingin memprotes Danthe tadi, tiba-tiba saja Theo menatap lekat sepasang manik milik Arsen dan hal itu sukses membuat Arsen menelan ludah ngeri lalu dengan terbata mengganti cara bicaranya dengan Danthe.
"Apaan sih lo, garing tau nggak ?!!" Theo akhirnya buka suara setelah Danthe kembali tertawa pasca mendengar kalimat protes dari Arsen.
"Aduuh perut gue kaya ketusuk gitu kebanyakan ketawa huaah. Udah finish jangan ketawa lagi Dan." Danthe hanya berusaha menghentikan tawanya dan menghiraukan seruan Theo barusan.
"Lo tuh yang apaan. Gue pengen lo tuh selalu peduli sama Arsen kaya barusan. Lo pikir gue bela-belain keluarin Saga dan buka hati buat dia cuman buat disakitin sama abangnya sendiri kaya lo." Danthe berucap sarkas mengungkapkan tujuan sebenarnya tindakan yang baru saja ia lakukan pada Arsen.
Theo yang mendengar kalimat Danthe kini dibuat termangu, sedang Arsen ditempatnya hanya menghela napas pasrah.
'Gini amat cuman mau akrab aja ama abang gue sendiri~'
To be continued
Detik-detik adegan penipuan Danthe
AAAAAAAAA AKU LAGI MALU BANGETTTTTT, SINI HIBUR AKUU
Aku lagi malu bangett sekarangg, kalian harus hibur aku pokonyaaaaa. Ayoo manaa hibur aku, aku malu banget sekarang. Udah aku kasih season dua tuh ayo bilang kalo aku ga malu2in T~T
See you next time
jateng , 27-12-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
S h i t B l i n g !
Teen FictionArsen selalu merasa dirinya sebagai anak tunggal meskipun ia memiliki 3 orang kakak laki-laki. Ia yang selama ini menjadi anak manis dan penurut berubah drastis hingga menjadi berandalan semenjak satu tahun kepergian orang tuanya, mereka memutuskan...