5#' Badai

3K 388 21
                                    


"ARSENO!!!"

Sebuah suara teriakan menggelegar di seluruh sudut ruangan. Ternyata teriakan itu berasal dari salah satu abang Arsen yang entah kenapa nampak dalam suasana yang begitu buruk.

"ARSEN!!!"

Arsen yang mendengar teriakan itu lantas dengan buru-buru berjalan menghampiri sumber suara yang ternyata adalah abang Arsen sendiri yaitu Askar. Arsen meringis saat melihat keadaan Askar saat ini, dengan penampilan kacau dan mata memerah. Askar juga nampak begitu emosi, entah apa yang menjadi penyebabnya. Semoga saja bukan Arsen yang menjadi sumber amarah abangnya itu.

"A-ada apaan bang ?"

Arsen dengan perlahan menghampiri Askar dengan tidak lupa menjaga jarak. Bagaimanapun juga Arsen akan tetap takut apabila Askar mengamuk meskipun ia dan Askar memiliki hubungan yang bisa dibilang dekat.

"Ada apaan lo bilang?! Lo kemaren pas gue suruh bawain tas lo taro mana itu barang hah?!!!!"

Askar dengan emosi yang membara menjawab pertanyaan Arsen dengan sentakan yang dibarengi dengan suara Askar yang semakin meninggi. Pertanda bahwa Askar semakin tersulut emosi.

"G-gue kan digigit ular bang kemaren."

"YA TERUS LO LEPAS TANGGUNG JAWAB GITU AJA HAH!!!"

Askar benar-benar berteriak hingga suaranya menggema di seluruh sudut apartemen. Teriakan yang ditujukan untuk Arsen. Dan hal itu demi apapun menciutkan Arsen hingga tanpa sadar Arsen memundurkan tubuhnya.

"G-gue gatau bang, g-gue digendong terus dibawa balik kesini sama Bang Theo. Jadinya gue gatau tas lo bang."

Arsen mencoba tenang untuk menjelaskan pada Askar yang saat ini terlihat benar-benar tidak dapat diajak berbicara.

"Lo udah gue baikin malah ngelunjak ya."

Kali ini Askar tidak meninggikan suaranya, sebaliknya malah merendahkan suaranya disertai tatapan mata Askar yang menggelap. Askar seperti tengah dirasuki oleh roh jahat saat ini.

Sedangkan Arsen di sisi lain benar-benar dibuat terkejut hingga melebarkan dua bola matanya ketika mendengar suara rendah Askar barusan.

Arsen semakin menjauhkan tubuhnya dari Askar sebagai respon atas rasa takutnya pada Askar saat ini.

"B-bang g-gue-"

"Udahlah lo kayanya perlu disadarin bia-"

"Apaan ni!!" Sebuah suara memotong kalimat Askar.

"Bang Theo."

Bersamaan dengan panggilan yang keluar dari mulut Arsen, anak itu juga lantas berjalan mendekat dan bersembunyi di balik punggung Theo yang kini tengah berhadapan dengan Askar.

"Bang please gue bener-bener lagi serius, lo juga nggak akan ikut campur masalah orang lain kan ?"

Askar nampak berusaha memadamkan sedikit emosinya saat berhadapan dengan Theo. Bagaimanapun juga Theo tidak bisa dianggap remeh kalau Askar ingin mengamuk di hadapan Theo saat ini.

'Astaga! Bang Theo sekali aja ikut campur dong bang'

Arsen di sisi lain baru saja menyadari bahwa Theo memiliki kemungkinan yang begitu kecil untuk membantunya menghadapi Askar. Well bahkan Arsen sudah mendengar sendiri alasan Theo bisa menjadi berhati dingin hingga sekarang ini.

Hening

Hanya ada keheningan di antara tiga bersaudara itu. Baik Arsen maupun Askar masih bungkam tidak mau buka suara menunggu apa yang akan keluar dari mulut Theo. Namun dalam hati, Arsen tak henti-hentinya berdoa supaya abangnya satu ini mau barang sebentar untuk merubah prinsipnya dan membantu Arsen menghadapi Askar.

S h i t B l i n g ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang