1#" Asing

3.3K 396 27
                                    

Dukk

Dukk

Dukk

Suara ketukan kaca mobil di samping Arsen berhasil membangunkan tidur lelap Arsen barusan. Dengan perlahan Arsen mulai membuka kedua matanya sambil menguap, ya. Selama perjalanan Arsen berhasil tertidur lelap, padahal Arsen tidak berencana untuk jatuh tidur. Arsen sebenarnya ingin pura-pura menutup mata saja dan jika ada kesempatan Arsen ingin sedikit membuka matanya dan mengintip jalan yang mereka lalui menuju kemari.

Namun Arsen malah jatuh tertidur setelah menahan kantuk di tiga puluh menit pertama rencananya dimulai. Pasalnya Arsen benar-benar tidak berani membantah Askar yang seperti tadi, Arsen disebabkan oleh rasa takut lantas melakukan yang diperintahkan oleh Askar. Dan Askar saat ini, terasa begitu asing bagi Arsen. Arsen sama sekali tidak mengenali Askar yang saat ini.

"Cepet keluar."

Seruan dari Askar barusan membuat Arsen yang masih mengumpulkan nyawa menjadi sepenuhnya terjaga. Arsen dengan segera keluar dari mobil dan berjalan mengikuti Askar memasuki sebuah rumah. Rumah yang kini mereka datangi sebenarnya tidak terlalu mewah dibanding apartemen dan salah satu rumah Saga. Namun cukup bagus bila dibandingkan dengan rumah warga sekitar yang Arsen lihat sekilas sebelum memasuki rumah.

Satu hal yang Arsen sadari. Mereka kini berada di daerah pedesaan dan menurut Arsen cukup jauh untuk menuju kota dari sini.

Sial

Arsen mulai berangan-angan bagaimana ia akan kabur dari Askar kalau ia dibawa ke tempat jauh seperti ini tanpa dibiarkan membawa sepeser uang ataupun alat komunikasi. Beberapa opsi mulai muncul dalam pikiran Arsen, mulai dari jalan kaki semampu Arsen dengan resiko kelelahan dan ditemukan lagi oleh Askar bahkan sebelum Arsen sampai ke kota.

Bodoh

Arsen tidak akan berjalan kaki untuk kabur. Arsen juga baru sadar bahwa ia sama sekali belum makan apapun sejak membuka mata dan menyaksikan perkelahian Theo dan Askar tadi. Ugh berpikir keras seperti ini membuat perut Arsen protes minta diisi.

Cklek

Untung saja Arsen sudah kembali fokus ketika Askar tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membuka pintu sebuah ruangan yang sebelumnya terkunci.

"Lo masuk, cepet beresin. Gue mau tidur."

Askar berucap dengan nada dingin dan tatapan datar yang mampu membuat Arsen menelan ludahnya gugup. Kalimat protes yang akan Arsen layangkan bahkan kembali tertelan setelah diintimidasi oleh Askar sedemikian rupa. Dalam hati Arsen menyadari satu hal, ternyata Askar bisa menjadi lebih menyeramkan dibanding dua abangnya yang lain.

Karena tidak ada pilihan lain dan tidak berani melawan juga, Arsen lalu menghela napas pelan sambil mengangguk dan mulai masuk ke kamar yang dimaksud Askar untuk ia bersihkan.

Setengah jam kemudian Arsen menyelesaikan perintah Askar, ia lalu keluar dan menghampiri Askar yang sedang merokok di teras.

"Udah bang."

"Bagus sekarang beresin semua sudut rumah, jangan cuma enak-enak diem. Gue mau tidur, awas kalo lo kabur."

Glek

Mendengar kalimat Askar barusan Arsen berhasil dibuat jengkel sekaligus menelan ludah takut. Bisa-bisanya Arsen dikatai hanya enak-enak oleh Askar, sedangkan Askar sendiri dari tadi hanya menyuruh Arsen lalu merokok. Yahh memang betul sih Askar juga dari tadi menyetir selama perjalanan, tapi apa Arsen bahkan minta untuk dibawa minggat oleh Askar. Hell no!

Huft

Dengan setengah hati Arsen masuk ke dalam rumah setelah dari tadi hanya melamun memikirkan Askar. Sedangkan, Askar yang dipikirkan oleh Arsen malah meninggalkan Arsen usai menyelesaikan kalimat perintahnya pada Arsen.

S h i t B l i n g ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang