Setelah Arsen dibawa pergi oleh Theo"Arghh, kenapa kamu biarin mereka pergi sih ?!" Alna berteriak frustasi pada Danthe yang hanya diam saja melihat kepergian Theo dan Arsen.
"Kamu tenang dulu Al, aku biarin mereka cuman mau kasih liat sama Theo kalau apapun rencana dia akan selalu gagal." Danthe menjawab Alna dengan tenang.
"Dari tadi kamu bilang soal rencana terus, sebenarnya ada apa sih ?" Alna nampak masih kurang puas dengan jawaban Danthe.
"Denger, Theo itu berusaha biar Arsen nggak celaka tadi. Tapi dia kurang nekat, dia cuman kasih peringatan sama Arsen." Mendengar perkataan Danthe barusan,
Alna masih saja emosi. Alna merasa belum puas atas apa yang dia lakukan pada Arsen. Baru saja akan kembali protes, Alna dipotong oleh penjelasan Danthe selanjutnya."Theo itu belum ngasih tau soal aku sama Arsen. Kamu tau kenapa Arsen bisa basah kuyup gitu pas sampe sini ?" Kalimat pertama Danthe membuat Alna melebarkan matanya terkejut. Namun kalimat Danthe selanjutnya membuat Alna mengerutkan keningnya bingung.
"Aku pikir Arsen udah dikasih tau astaga. Emang kenapa sama Arsen tadi ?" Alna nampak baru menyadari ada yang aneh saat Arsen datang karena anak itu bisa basah kuyup sedangkan ketiga kakaknya menggunakan mobil untuk ke rumahnya.
"Jadi sebenarnya, Theo sama Askar udah ada firasat kalau aku ataupun kamu bakal celakain Arsen. Bodohnya mereka cuman kasih peringatan aja sama si Arsen pas Arsen di toilet buat ganti baju tadi. Kamu pikir mereka bisa kasih peringatan selama aku sama mereka. Makanya mereka bagi tugas, Askar tugasnya bikin Arsen basah biar Theo bisa bawa Arsen dan kasih peringatan sama dia." Danthe yang sudah benar-benar mengenal saudaranya itu dapat dengan mudah membaca siasat Theo yang akhirnya gagal.
Arsen tetap saja celaka dan anak itu bahkan belum menangkap maksud peringatan Theo saat di toilet tadi. Untuk hal itu, Danthe benar-benar tertawa puas menertawakan kebodohan para saudaranya.
"Astaga jadi gitu, kamu bikin Theo basah juga biar dia ke toilet dan kamu biarin aku celakain Arsen tadi. Great." Alna kini nampak puas dengan penjelasan Danthe. Kini Alna bahkan sudah berpindah tempat ke pangkuan Danthe, dan yang selanjutnya terjadi pastilah kegiatan bersensor hingga mereka puas.
***
"Dengerin kita! Danthe itu punya alter ego."
"Namanya Saga, dan dia itu kriminal !"
Kedua kalimat itu terputar terus dipikiran Arsen. Ia masih tidak habis pikir dengan apa yang semalam dikatakan oleh kedua kakaknya.
Semalam setelah insiden di rumah Alna, Theo kemudian membawa Arsen menuju rumah sakit. Theo langsung memeriksakan keadaan Arsen yang hasilnya belum keluar untuk saat ini. Setelahnya Theo membawa Arsen ke apartemen yang nampak asing bagi Arsen, yang kemudian setelahnya diketahui bahwa apartemen itu adalah milik Askar.
Kedua kakak Arsen tidak ada yang buka suara, semua hening. Arsen merasa tidak nyaman dengan suasana yang terasa mencekam baginya. Apalagi kepala Arsen masih cukup pusing pasca perbuatan Alna beberapa saat yang lalu. Namun apa daya, Arsen bahkan tidak cukup berani untuk pamit tidur kepada kedua kakaknya yang sedari tadi nampak cukup terguncang.
Arsen jadi bingung, 'lah kan yang dijahatin gue, kenapa malah mereka yang syok?!'
KAMU SEDANG MEMBACA
S h i t B l i n g !
Teen FictionArsen selalu merasa dirinya sebagai anak tunggal meskipun ia memiliki 3 orang kakak laki-laki. Ia yang selama ini menjadi anak manis dan penurut berubah drastis hingga menjadi berandalan semenjak satu tahun kepergian orang tuanya, mereka memutuskan...