Sekali lagi Arsen harus menghadapi Saga dengan mempertaruhkan peluangnya bertahan hidup hingga hari Senin nanti.
Kini hari sudah menjelang petang dan Arsen masih terengah-engah menatap langit-langit ruang tamu dimana saat ini ia tengah berbaring di atas lantai tanpa alas apapun.
"Bang Theo." Arsen memanggil salah satu abangnya dengan suara serak.
"Hm." Hanya deheman yang diperoleh Arsen sebagai balasan dari Theo atas panggilannya barusan.
"Ke-kenapa Bang Theo sama sekali nggak nolongin aku tadi ?" Arsen bertanya cukup ragu akan pertanyaan yang ia lontarkan, ia takut Theo akan marah.
"Hm kenapa ya?..."
" Karena... gue nggak suka dan nggak akan pernah ikut campur sama urusan orang lain." Theo menjawab sambil membenarkan posisi duduknya. Yang mana saat ini Theo tengah duduk di lantai tidak jauh dari tempat Arsen berbaring sambil bersandar pada sofa dengan Danthe yang tidak sadarkan diri dan berbaring dengan kepala berada di paha Theo.
'Tapi kan gue bukan orang lain bang... Gue adek kandung lo...' Arsen masih waras untuk mengucapkan kalimat tersebut hanya dalam hati. Ia sebenarnya cukup kecewa dan marah pada Theo.
Kekecewaan Arsen pada Theo lantaran kejadian yang terjadi hari ini,
Saga yang kembali muncul dan menepati janjinya untuk menjadi perampok dan merampok rumah ini. Sedangkan Arsen yang semalam tidak mengetahui rencana tersebut pun hanya bermodalkan nekat saat menghadapi Saga tanpa strategi apapun.
Hasilnya, sangat melelahkan bagi Arsen untuk menghadapi Saga tanpa persiapan apapun. Dengan kaki yang sudah cukup mendingan, Arsen dan Saga sempat melakukan adu jotos untuk waktu yang sangat lama. Arsen bersyukur ia sering tawuran dulu saat masih kelas sepuluh. Karena pengalaman tawurannya itu, Arsen jadi kebal dengan pukulan Saga. Arsen sudah terbiasa merasakan pukulan-pukulan semacam milik Saga saat bertarung di jalanan.
Alhasil Arsen cukup menandingi Saga saat berkelahi tadi. Hingga akhirnya Saga mulai menggunakan senjata tajam untuk melumpuhkan Arsen. Arsen yang ingat pesan Danthe untuk selalu melawan Saga pun dibuat pantang menyerah.
Arsen lantas menggunakan benda apapun yang ada di jangkauannya untuk melindungi diri dan menghalau serangan Saga yang menggunakan pisau lipat itu.
Saat tiba pada momen dimana Saga sedang lengah saat menghadapi Arsen, Arsen lantas memutuskan untuk lari dan mencoba kabur dari rumah tersebut. Arsen yang sedari tadi berkelahi di area dapur lantas coba berlari ke arah depan dan menghalau pintu dengan menjatuhkan rak kaca di dekat pintu.
Saat tiba di depan, dengan penuh harap Arsen mencoba membuka kenop pintu.
Dan sialnya, pintu itu terkunci rapat.
Tenaga Arsen yang sudah terkuras pun membuat Arsen cukup sadar untuk tidak mendobraknya. Arsen juga sangat yakin pasti seluruh akses keluar masuk rumah ini telah dikunci oleh Saga. Keyakinan Arsen tersebut mengarahkan Arsen pada satu hal, yaitu bagaimanapun juga Arsen harus berhasil mengalahkan Saga untuk bertahan hidup.
Arsen yang masih ingin hidup lalu memutuskan untuk mencari senjata agar peluang keberhasilannya mengalahkan Saga semakin besar. Saat mengedarkan pandangan dan mulai menelusuri ruang tamu. Bukannya menemukan senjata yang pas, Arsen malah dikejutkan dengan kehadiran sosok yang ia tak sangka akan berada di sini.
Yaitu Theo.
Saga yang mulai kembali dari dapur pun kembali mencoba menyerang Arsen. Dengan adanya keberadaan Theo, Arsen sontak berteriak meminta bantuan pada Theo untuk melawan Saga.
Berkali-kali Arsen meminta pertolongan pada Theo, namun kakak Arsen satu itu malah hanya bungkam dan menyingkir saat dirasa ia menghalangi perkelahian Saga dan Arsen.
Arsen yang sudah sangat kewalahan berkali-kali terkena pukulan pada wajah dan rahangnya. Tendangan Saga juga sering melesat pada perut dan dada Arsen. Singkatnya Arsen benar-benar dalam kondisi yang sangat terjepit.
Dan entah bagaimana, Arsen berhasil memukulkan sebuah lampu di meja pada kepala Saga. Hal itu membuat Saga limbung, namun belum kuat cukup untuk membuat Saga ambruk.
Arsen yang memanfaatkan kelengahan Saga, akhirnya menguatkan dirinya agar tidak ragu untuk kembali memukul kepala Saga dengan lampu di genggamannya.
Berkali-kali lampu tersebut dengan telak menghantam Saga, entah di bagian kepala, punggung, atau lengannya.
Perbuatan Arsen akhirnya mampu membuat Saga ambruk dan pingsan setelahnya. Hingga kemudian Theo datang dan mengangkat kepala Saga untuk diletakkan di pahanya. Theo lantas mengamati luka di area kepala Saga yang diperoleh Saga dari pukulan-pukulan Arsen barusan.
Sekarang Arsen masih berbaring kelelahan. Tadi setelah melihat reaksi Theo yang hanya diam saja, Arsen lantas kembali dibuat pundung. Karena hal itu Arsen lalu mulai merebahkan tubuhnya di lantai dekat Theo duduk dengan wajah tertekuk sedih.
"Bang... Arsen takut sama Bang Danthe..."
Hening
"Arsen mau ayah sama bunda..."
Sebelum Arsen melanjutkan kalimatnya, Theo kemudian memotong.
"Nggak usah sama ayah bunda. Abang lo udah banyak masih kurang emang ?"
"Arsen takut sama Bang Saga..." Arsen mulai berkaca-kaca saat mengatakannya. Ia kembali mengingat kejadian tidak mengenakkan yang Arsen peroleh saat bersama Saga.
"Lo nggak perlu takut lagi."
"Lo udah berhasil kan lawan dia. Nggak ada yang perlu lo takutin lagi."
"T-tapi bang,"
Tukk
Sebuah kalung baru saja dilemparkan oleh Theo ke arah Arsen.
"Pake."
"Saga nggak bakalan ngelukain lo lagi kalo lo pake itu."
Arsen lantas melaksanakan perintah Theo masih dengan posisi berbaringnya.
"M-makasih bang. Engg... Arsen mau pulang. Arsen nggak mau disini bang..." Arsen susah payah mengumpulkan nyalinya untuk meminta Theo agar membawanya pulang.
Hening kembali
Permintaan Arsen hanya diabaikan oleh Theo yang kemudian meninggalkan keheningan yang panjang di antara keduanya. Arsen sudah sangat lelah untuk kembali meminta pulang pada Theo, hari ini benar-benar hari yang sangat berat bagi Arsen.
Di tengah keheningan mereka saat ini, kelopak mata Arsen mulai memberat. Entah karena kelelahan, luka fisik, atau kekecewaan akan sikap Theo, Arsen dibuat tidak sadarkan diri. Hingga sebelum menutup matanya, yang terlintas di pikiran Arsen adalah
'Bang Askar... Bang Theo sama Bang Danthe nyeremin banget~'
To be continued
'Kata siapa Danthe nyeremin :v '
-Theo yang friendly :')Notes :
Kayanya udah mau end nih :v
See you next time
jateng , 07-12-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
S h i t B l i n g !
Teen FictionArsen selalu merasa dirinya sebagai anak tunggal meskipun ia memiliki 3 orang kakak laki-laki. Ia yang selama ini menjadi anak manis dan penurut berubah drastis hingga menjadi berandalan semenjak satu tahun kepergian orang tuanya, mereka memutuskan...