9# Dumbfounded

7.6K 815 80
                                    

Setelah dibawa pergi oleh Theo semalam dari rumah Alna. Arsen langsung dibawa Theo menuju rumah sakit, untuk diobati dan melakukan pemeriksaan. Theo tidak ingin benturan semalam memberi akibat buruk pada Arsen ke depannya. Arsen pun yang masih benar-benar syok hanya diam dan menurut pada Theo sejak semalam.

Danthe tidak pulang ke apartemen semalam, begitu juga dengan Askar. Arsen bahkan tidak yakin apakah Askar mengetahui insiden yang baru saja terjadi atau tidak. Arsen kini sedang duduk dengan bersandar pada kepala ranjang, sementara Theo sudah pergi entah kemana dari tadi pagi.

Ya

Arsen bolos, ini sudah cukup siang dan Arsen ada di apartemennya. Arsen sebenarnya ingin pergi sekolah tadi pagi, namun Theo melarangnya untuk pergi ke sekolah. Setidaknya Arsen harus istirahat satu hari di rumah, begitu yang dikatakan Theo tadi pagi.

Namun Arsen tetaplah Arsen.

Meskipun Arsen takut dengan abangnya, Arsen juga tetap merasa kesal dengan abangnya. Yah walau Arsen tidak berani menunjukkannya secara langsung di depan abangnya. Arsen yang kesal karena tadi pagi tidak diijinkan ke sekolah pun juga tidak bisa menunjukkan kekesalannya pada Theo. Arsen melampiaskan dengan bolos.

Bolos yang benar-benar bolos.

Ya, alfa

Ia tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Arsen bahkan tidak memberi kabar pada teman-temannya, iya Arsen kekanakkan. Arsen juga belum memberi tahu teman-temannya tentang kejadian semalam.

Arsen kini sedang melamun, dan sekali lagi Arsen bahkan masih syok atas kejadian semalam.

Brakk

Arsen memukul kasur dengan cukup tenaga.

"What the hell was going on ?"

Haa, nampaknya Arsen baru saja sadar setelah rasa syoknya usai.

"Gila gila, apa-apaan nih abang gue aneh banget gila."

"Aduh tuh tante-tante juga kesurupan apa sih semalem, gila semalem tuh kaya mimpi banget."

"Hebat semalem gue kok bisa ya diem aja, gak pingsan gitu ?!"

"Gila gue kudu cerita ke Celcius nih, ini gue berasa kaya di film-film misteri deh. Gue berasa kaya detektif conan astaga, kenapa hidup gue drama gini sii."

"Kenapa gue punya tiga abang yang tiga-tiganya beda ibu sama gue?! Kenapa gue ga deket sama mereka?! kenapa mereka galak sama gue?! Terus juga kenapa gue disuruh tinggal sama mereka ya tuhan ?!"

Nah kan, Arsen baru sadar dan langsung mengeluarkan uneg-uneg yang belum tersampaikan sebelumnya.

"Ya Allah ga boleh gitu, bersyukur kok jadi anak bunda sama ayah. Bersyukur juga punya abang-abang kaya mereka. Astaga bersyukur Arsen, bersyukur !"

Nah, Arsen benar-benar seperti bocah kan sekarang.

"Gue gamau gara-gara semalem gue jadi mau mati kena tumor otak, gamauuu. Gak gak, gue ga pengen jadi tokoh utama yang bakalan mati. Gak, ini bakal gue bikin happy ending."

Ceklek

Suara pintu yang terbuka, tunggu siapa yang datang.

Tap

Tap

Tap

Danthe baru saja pulang masih dengan pakaian semalam. Arsen sontak saja membulatkan matanya terkejut.

Tunggu

Danthe juga sama terkejutnya seperti Arsen. Namun sedetik kemudian tatapan terkejut Danthe berubah dan nampak memberikan untuk Arsen.

S h i t B l i n g ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang