Episode 25

934 109 3
                                    

Semangat bacanya yaa

Chan meraba ke samping tempat dia membaringkan diri mencari keberadaan Minho di sana. Namun yang dicari tak ada di sana. Dia membuka matanya memastikan. Dan benar saja Minho tak ada.

Pria itu langsung keluar dari kamar itu, dia mendengarkan suara alat dapur yang begitu berisik. Pria itupun  berpikir pasti itu adalah Minho.

Namun sayang saat Chan sampai di sana. Bukan Minho melainkan ibu Minho yang ada di sana.

"Ahh Chan kau sudah bangun rupanya" kata wanita itu saat melihat Chan.

"Di mana Minho bibi eh Ibu?" Tanya Chan sambil melihat di sekeliling.

"Minho tadi bilang ingin jalan-jalan pagi" kata wanita itu sambil mencuci alat dapur yang baru saja dia pakai  untuk memasak.

"Terima kasih ibu, aku pamit" kata Chan.

Chan berlari menyusuri jalanan pagi yang lumayan sepi itu. Melihat pemandangan itu dia jadi mengingat masa kuliahnya dulu.

Saat-saat itu dia masih sering bertengkar dengan Minho. Dulu Chan sangat jengkel setiap kali  bertemu dengan pria itu. Tapi sekarang berbeda 180 derajat. Dia malah sering merindukannya sekarang. Memang benar kata orang benci dan cinta itu setipis benang.

Chan melihat seorang pria yang berjongkok di bawah pohon sambil mengelus seekor kucing liar.

"Minho-yaa" teriak Chan agar pria itu menoleh padanya.

Minho menoleh dia tersenyum dan melambaikan tangannya.

Chan ikut tersenyum dan kakinya seperti terhipnotis untuk berjalan ke sana mendekati pria itu.

"Kenapa kau meninggalkanku?" Tanya Chan kesal.

"Kau demam semalam, jadi aku tidak mau mengganggu mu" kata Minho sambil mengelus bulu kucing itu.

"Dasar jahat" ujar Chan dengan bergaya pura-pura marah pada Minho. Sedangkan pria yang ada di sampingnya itu hanya terkekeh melihatnya.

"Chan sebaiknya kau pulang, Tuan Mark meneleponmu tadi. Dia bilang kau harus menghentikannya hari ini soalnya dia sedang sibuk" kata Minho. Tapi bukannya mengangguk Chan malah menggeleng seperti anak kecil.

Bukannya gemas, Minho malah memukul pundak pria itu dan mencubit pipinya.

"Berani membantah?" Kata Minho sambil mencubit pipi Chan.

Chan sangat menikmati sentuhan itu, yang mengakibatkan aegyonya semakin menjadi-jadi.

"Baiklah" kata pria itu lalu Minho melepaskan pipi Chan yang sudah merah.

"Wah pipimu sangat sensitif ya, padalah aku tidak keras mencubitnya kenapa sangat merah dan merona ya" kata Minho menerawangi wajah Chan yang memerah. Sebenernya kulitnya tidak bermasalah tapi dia malu sekarang.

"Sudahlah ayo pulang, kau harus bersiap-siap. Aku juga tidak jadi menginap lima hari. Ada sesuatu yang harus aku lakukan nanti" ujar Minho.

"Apa kau akan datang nanti ke pernikahan Han?" Tanya Chan pada pria itu.

"Tentu saja, aku diundang langsung olehnya" kata Minho singkat sambil berjalan.

"Ayo kita datang bersama nanti" kata Chan sambil membuntuti pria itu.

"Call"

***

Minho membantu mengemasi barang Chan. Agar dia cepat pergi dari sana.

"Apa kau sudah memberikan keluargamu?" Tanya Chan pada pria itu.

Minho menggeleng, lalu di kembali memasukan pakaian Chan.

VET VS DOCTOR || BANGINHO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang