Episode 16

765 107 4
                                    

Hai vote dulu hayuk gais

Semua orang bertepuk tangan saat mendengar mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi.

Dua diantaranya adalah Minho dan Chan. Mereka uang menjadi nomor satu di fakultasnya.

Senyuman merekah di bibir Minho saat mendengar namanya begitu juga dengan Chan. Keluarga mereka semua ada di sana untuk menyaksikannya.

Tapi kemudian pandangan Minho teralihkan pada sesuatu di balik pohon.

"Bukankah itu Jisung dan .... Hyunjin?" Batinnya dari atas panggung.

Minho lekat melihat kedua insan itu, untuk memastikan juga akan hubungan mereka.

Mata Minho melotot saat melihat kedua pria itu tengah berciuman sekilas. Saat cepat, sampai orang-orang yang ada di sekitar mereka melewatkannya. Tapi tidak dengan Minho.

Dia menghela napasnya toh, dia tak bisa berbuat apapun. Apalagi sekarang dia sudah berstatus suami orang. Walaupun belum ada yang mengetahui selain keluarga mereka.

Minho memainkan cincin yang melingkar di jarinya itu, dia tak bisa tidak sedih melihat kejadian tadi.

Chan yang berada di sampingnya ternyata tak melewatkan hal itu juga. Dia menatap Minho sekarang, sampai dia terkejut saat dia diberikan penghargaan.

***

Minho berjalan saat turun dari taksi ke rumah barunya, wajahnya nampak lebih dan lelah. Dia sengaja tidak berangkat satu mobil dengan Chan.

Saat sampai di depan rumah Chan sudah di sana bersama Berry anjingnya.

"Guk guk" Anjing itu mengetahui kedatangan Minho. Ekornya tak berhenti bergerak.

"Maaf Berry kita main nanti saja" ujar Minho lemas lalu dia langsung masuk ke dalam tanpa basa-basi dengan Chan.

Chan hanya menggeleng tanpa peduli dengan Minho, toh itu bukan urusan dia.

"Kau denganku saja Berry-yaa" kata Chan sambil mengelus anjing kecilnya itu.

Sudah sore menjelang malam, Minho masih tak keluar dari kamar. Chan agak khawatir tapi dia takut akan mengusik pria itu. Jadi dia diam saja, pria itu tengah memasak sekarang.

Tapi tak beberapa lama kemudian Minho turun dari kamarnya dan menuju ke dapur. Dia langsung berjalan ke arah galon air dan langsung meminumnya.

"Aku akan keluar" katanya datar pada Chan, pria itu mengangguk lalu melanjutkan memasaknya.

"Jangan pulang larut" ujar Chan, tapi tak ada jawaban dari Minho.

*

Minho saat ini sedang berada di klinik terdekat dari rumahnya, dia saat ini ingin mencari tempat magang. Dia membuang jauh-jauh pikiran buruk itu.

Lebih baik dia mencari tempat untuk bekerja sekarang ketimbang mabuk-mabuk untuk menghilangkan frustasi.

Sampai malam hari dia tak juga menemukan satupun, dia lalu duduk di depan sebuah taman. Di sana sangat sepi karena sudah malam.

Minho sebenarnya hanya ingin sendirian sekarang, dia ingin memenangkan pikirannya dan menikmati suasana sepi nan sunyi.

"Aku akan di sini sampai malam" gumamnya, lalu dia duduk di sana mengambil ponsel dan mengoneksikan wifi terdekat di sana.

Di sisi lain Chan tengah makan bersama Berry, makanannya berasa tak enak karena dia kepikiran dengan Minho.

"Kenapa dia belum pulang"

"Apa dia mabuk-mabuk?"

"Nanti kalau bibi tahu aku pasti mati"

"Atau mungkin dia bunuh diri karena putus cinta?"

"Hah bagaimana ini Berry"

Chan berpikir negatif, untuk meluruskannya dia langsung mengambil jaket dan pergi ke luar untuk menyusul Minho.

Chan tak menggunakan mobil karena sudah malam, pasti Minho tak akan pergi jauh dari sini.

Chan berlari sampai banyak keringat di dahinya, dia benar-benar olahraga malam sekarang. Dan dia melihat seorang pria yang asik bermain dengan ponselnya tengah duduk di bawah pohon.

Pria itu langsung berlari ke sana dan berdiri di depan pria itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Belum Chan bertanya sudah di dahului oleh Minho.

Chan agak salah tingkah, dia malu jika ketahuan tengah mengkhawatirkan bebuyutannya itu.

"Hmm aku tengah berolahraga, kenapa kau bertanya?" Tanya Chan dengan nada formal.

"Kau terlihat aneh soalnya, baiklah lanjutkan olahraga mu. Aku akan pulang" kata Minho lalu dia bangun dan membawa semua barangnya.

Chan curiga dengan map yang dibawa oleh Minho, tanpa basa-basi dia mengambilnya.

"Ehh apa yang kau lakukan!" kata Minho terkejut. Chan tak merespon dia membaca berkas yang ada di dalam sana. Dan sebuah gelakan tawa terdengar.

"Kau pasti di tolak kan?" Pria itu tertawa sambil memegangi perutnya. Minho malu, dan dia langsung mengambil map itu pada Chan lalu pergi.

Tapi langkahnya berhenti, dia berbalik dan menatap pria itu serius. Seketika Chan berhenti tertawa.

"Aku sudah datang ke pengacara tadi, dia bilang kita harus mempertahankan pernikahan ini sampai enam bulan. Maafkan aku tapi tak ada pilihan lagi, setelah itu kau akan terbebas dariku" jelas Minho pada Chan. Sedangkan yang diajak bicara hanya mengangguk paham.

Setelah mengatakan itu Minho langsung pergi dari sana.

***

Kata "pengangguran" adalah yang paling tepat saat ini untuk Minho. Kenapa tidak? Karena dia belum juga mendapatkan pekerjaan karena belum menyandang gelar doktor.

Dia ingin meliburkan dirinya selama satu bulan ini, setelah itu dia akan kembali melanjutkannya.

Tapi berbeda dengan Chan, sekarang saja dia sudah dipekerjakan di sebuah klinik hewan yang tak jauh dari rumah mereka. Karena pemilik klinik itu masih keluar kota, maka dia diamanatkan untuk menjaga klinik itu sambil melatih keterampilannya.

Chan sangat antusias dan ini tak dia lupakan untuk meledek Minho yang masih diam kalem di rumah.

"Berry kau tolong jangan nakal dan jaga tuan Lee agar dia aman di rumah" ledek Chan pada Minho.

Minho hanya diam, dia masih asik dengan acara televisi pagi.

"Aku pergi!" Ujar Chan berlari di hari pertamanya.

***

TBC

Jangan lupa makan dan vote yaww

Jangan lupa makan dan vote yaww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng banget sumpah 🤩

VET VS DOCTOR || BANGINHO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang