🔞🔞🔞
"Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila?" Kata Minho. Tapi Chan tak semudah itu. Padalah pria itu sedang mabuk tapi tenaganya masih sangat kuat.
" Iya memang aku gila, aku gila karenamu" kata Chan lalu kembali menautkan bibirnya pada Minho.
Minho hanya terdiam, dia tak bisa percaya perkataan Felix waktu itu. Pria itu hanya diam saat Chan menyentuh tubuhnya.
"Chan sadarlah" kata Minho sambil menangis, dia sangat takut melihat Chan buas seperti itu.
"Diam Minho, nikmati saja. Kau pasti juga membutuhkannya" kata Chan dia membuka kancing piyama Minho satu persatu sampai terlihat dada dari pria itu.
Minho sangat ingin memberontak, tapi Chan kembali menautkan bibirnya dan melumatnya semakin kasar.
Hingga ada darah mengalir di sudut bibir Minho. Pria itu meringis kesakitan.
"Minho maaf" Chan langsung melepaskan semuanya secara bersamaan. Dia lalu mengacak kepalanya frustrasi.
Lalu mundur dan akhirnya jatuh dari atas kasur. Pria itu pingsan.
***
Minho mengompres dahi Chan yang sekarang. Setelah kejadian tadi, dia menaklukkan perbuatan Chan. Dia sedang mabuk dan dia juga hampir terkena hipotermia.
Minho sudah mengobati lukanya, dan ya dia tak bisa sepenuhnya percaya pada omongan Chan tadi. Mungkin saja dia tadi habis kencan dan dia dicampakkan oleh pacarnya, lalu dia melihat Minho dan melampiaskannya.
Minho memikirkan alur cerita itu dalam pikirannya.
Tiba-tiba mata Chan terbuka, Minho terkejut dan juga agak canggung.
"Minho apa yang aku lakukan tadi, maaf ya. Aku tidak bisa" kata-kata Chan terpotong.
"Iya aku tau kau tidak sadar, jadi lupakan saja" kata Minho sambil tersenyum.
Chan agak kecewa sebenarnya, dia rasa Minho memang tidak bisa menyukainya. Apa dia harus pasrah dan berpisah dengan pria itu.
"Kau tidurlah, dan minum ini. Aku akan keluar sebentar" kata Minho lalu bangun dari kursi itu.
Tapi tangannya ditahan oleh Chan, Minho lalu menatap manik mata pria itu.
"Kau akan tidur di sini kan? Tolong jangan pergi" Tanya Chan.
Minho menganggu sambil tersenyum, lalu dia melepaskan tangan Chan dengan lembut.
"Aku ingin minum air" kata Minho lalu dia keluar .
*
"Apa yang dia katakan itu benar? Apakah aku bisa percaya dengan orang mabuk? Bagaimana jika itu salah, bagaimana jika di juga meninggalkan aku?" Minho membatin sambil menatap dirinya di depan cermin.
"Sebelum itu terjadi aku akan meninggalkannya" gumamnya.
Setelah itu dia langsung naik ke lantai dua, pria itu menuju kamarnya.
Dia melihat Chan yang masih belun tidur tengah menatap nya dari sana.
Minho naik ke kasur kosong sebelah Chan dan menidurkan dirinya di sana.
"Tidurlah" kata Minho sambil memejamkan matanya. Chan menurut dia mematikan lampu tidur di sampingnya dan berbaring.
Chan tak bisa tidur, dia terus memandangi wajah Minho yang tertidur lelap itu. Pria itu sangat takut jika Minho akan merasa risih karena kejadian tadi.
"Minho-ya aku menyukaimu, jadi jangan tinggalkan aku" bisik Chan laku dia mengecup pipi mulus itu.
***
"
Tuan Bang apa anda tidak apa-apa?" Tanya dokter itu pada Chan yang diam bengong menatap ke arah jendela.
"Tuan Bang?" Chan terkejut menyadari namanya tengah dipanggil oleh pria itu.
"Maafkan saya" kata Chan sambil membungkuk memberikan hormat pada pria tinggi di depannya itu.
Pria terkekeh melihat Chan yang sangat formal jika berbicara dengannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kau bisa cerita jika kau mau" kata pria itu sambil tersenyum.
"Aku baik-baik saja Tuan Mark" kata Chan pada pria yang bernama Mark itu.
"Panggil Hyung saja, sudah lama kau bekerja di sini masih saja kaku" kata Mark pada pria itu.
"Baiklah Hyung" kata Chan sambil tersenyum pada pria tampan itu.
"Ahh aku ingat, pria manis yang waktu itu apa dia suamimu?" Tanya Mark. Mendengar itu Chan menaikan salah satu alisnya.
"Hah? Yang mana maksudmu?" Tanya Chan memastikan .
"Tingginya sama denganmu, aku rasa dia seorang dokter. Namanya kalau tidak salah Lee Min. Ah aku lupa" kata pria itu.
"Ah Minho" kata Chan singkat.
"Iya itu dia, wah di mana kau bertemu dengannya? Dia sangat manis. Kau sangat beruntung mendapatkan nya" kata Mark pada Chan.
Chan menghela napasnya, wajahnya menjadi lebih layu dari tadi.
"Kenapa? Ada masalah? Apa kalian bertengkar?" Tanya Mark saat melihat ekspresi Chan.
Chan hanya menggeleng, dia lalu menatap pria itu. Chan pikir dia butuh teman yang bisa diajak curhat saat ini. Lalu dia memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Mark.
*
"Jadi intinya kau menyukai dia?" Tanya Mark sambil menatap pria di depannya itu dengan intens.
"Aku rasa iya" jawab Chan singkat.
"Lalu bagaimana dengan dia? Apa dia juga menyukaimu? Atau ya singkatnya apa dia tau perasaanmu?" Tanya Mark seperti seorang psikolog.
"Aku rasa tidak" kata Chan dengan putus asa.
"Apa maksudmu? Cepat ceritakan lagi" kata Mark semakin serius.
"Aku rasa dia tidak menyukaiku" kata Chan . Mendengar itu Mark memikirkan sesuatu.
"Apa kau ingin berpisah?" Tanya Mark lagi, mendengar kata "berpisah" membuat Chan menjadi kesal.
"Tidak" katanya singkat.
"Hm kalau begitu katakan padanya, perasaanmu dan kau tidak mau berpisah dengannya" kata Mark.
"Apa ini akan berhasil?" Tanya Chan dengan mata berkaca-kaca.
"Lakukan saja!" Kata Mark.
***
TBC
Wah gimana di gais, Chan mau cerai. Apa aku harus ceraikan ya?
Gimana menurut kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
VET VS DOCTOR || BANGINHO✔️
Fiksi PenggemarBANGINHO FANFICTION *Note: Sebelum baca wajib follow akun author. Makasih Aku benci kau! Ujar Chan Aku lebih benci kau! Jawab Lee Know Mampir aja dulu siapa tau suka ;) WARNING -BXB -MPREG