Jangan lupa vote ya
Minho tengah memasak di dapur, tapi tiba-tiba dari belakang Chan memeluknya. Pria itu menyandarkan dagunya di bahu milik Minho.
Minho hanya diam, dia merasa agak tidak enak badan hari ini. Untung saja dia libur hari ini.
"Ada apa dengan mu?" Tanya Chan yang menyadari wajah Minho yang aneh.
Pria itu hanya menggeleng dan melanjutkan memasaknya. Chan melepaskan rangkulannya lalu berjalan ke samping Chan menatap pria itu dengan intens.
Chan juga memeriksa dahi pria itu, tapi tak ada tanda-tanda hangat atau demam.
"Kau tunggu sebentar ya!" Kata Minho tiba-tiba membuat Chan terkejut lalu pria itu langsung berlari ke kamar mandi.
"Brueekk" Chan dengan jelas dapat mendengar itu.
Pria itu mematikan kompor dan menyusul Minho yang ada di kamar mandi.
"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Chan sambil mengelus-elus punggung pria itu. Minho terengah-engah karena semua tenaganya terkuras karena muntah.
"Tidak, aku hanya kurang istirahat" kata pria itu menyangkal lalu dia pergi dari sana.
Chan mengekor kemana pun suaminya berjalan. Hal itu membuat Minho merasa risih.
"Chan apa kau tidak bekerja?" Tanya Minho spontan pada pria itu. Chan agak terkejut lalu dia mendekat pada Minho.
"Melihat kondisimu, aku akan izin saja" kata pria Bang itu.
"Sudah kubilang aku baik-baik saja" ujar Minho. "Dan parfume apa yang kau pakai kenapa sangat menyengat?" Lanjutnya.
Chan langsung mengendus pada dirinya, aneh padalah dia memakai parfume seperti dia biasa pakai.
"Aku rasa kita harus ke dokter" kata Chan.
"Tidak, aku baik-baik saja" kata Minho melanjutkan membersihkan debu di meja ruang tamu. Chan sebenarnya agak kesal, Minho sangat sulit diatur.
"Baiklah kalau begitu" kata Chan.
***
Saat itu Chan tengah asik bermain catur di halaman rumah bersama Felix. Dia sengaja mengundang pria itu agar ada yang dia ajak bicara. Setelah dia tadi diomeli oleh Minho karena tidak membersihkan bungkus camilan semalam.
"Di mana Hyung?" Tanya Felix, dia belum sempat masuk ke dalam.
"Hmm aku tidak tahu, aku rasa dia masih bersih-bersih" kata Chan sambil mengangkat salah satu bidak itu.
"Apa kalian bertengkar?" Tanya Felix.
"Tidak sebenarnya, tapi dia mengomeli ku tadi. Dia suka marah-marah akhir-akhir ini" jelas Chan pada Felix adiknya.
Mendengar itu pria manis itu hanya terkekeh. Dia baru tahu jika Chan bisa juga takut pada orang.
"Dia juga pucat dan kadang muntah. Padalah saat aku kerok tidak ada tanda-tanda masuk angin" jelas Chan sambil meraih cangkir kopi yang akan dia seruput.
"Hmm aku rasa kau akan punya anak dalam waktu dekat" kata Felix dengan santainya. Chan menyemburkan semua kopi yang masuk ke mulutnya itu.
"Apa? Yang benar saja?" Pria itu tak percaya.
"Kau bawa dia ke rumah sakit untuk memastikannya" ujar pria itu. Chan agak termenung, apa benar yang Felix katakan. Seketika senyuman lahir di bibirnya.
"Nanti saja, aku rasa dia belum bisa didekati" kata Chan.
Mereka lalu melanjutkan permainannya, saat itu Felix yang menang.
"Blank!!" Terdengar suara pecahan kaca dari dalam. Chan langsung berlari ke dalam. Begitu juga dengan Felix dia mengekor kakaknya dari belakang.
"Minho ada.. Minho!" Teriak Chan saat melihat Minho sudah terbaring tak sadarkan diri di lantai. Chan langsung menghampiri pria itu dan menggoyangkan tubuhnya agar terbangun.
"Felix bantu aku" ujarnya.
***
Sudah satu jam mereka menunggu tapi tidak ada kabar dari dokter yang tengah menangani Minho. Chan sangat khawatir sampai kakinya tidak bisa berhenti dihentikan.
"Tuan Bangchan" terdengar namanya dipanggil Chan langsung bangun dari kursi dan berlari ke arah dokter yang keluar dari pintu itu.
"Iya bagaimana keadaannya?" Tanya Chan.
"Dia hanya kelelahan dan kandungannya juga masih kuat" kata dokter itu. Seketika bola mata Chan membulat begitu juga dengan Felix yang mendengarnya dari belakang Chan.
"Apa? Dia hamil?" Tanya Chan memastikan. Lalu dokter itu mengangguk sambil tersenyum pada Chan.
"Anda akan menjadi seorang ayah" kata dokter itu lalu dia mengusap bahu lebar pria itu.
"Baiklah anda sudah bisa menjenguknya, saya pergi dulu tuan. Selamat ya" Dokter itu lalu pergi dari sana meninggalkan kedua pria yang masih menganga itu.
"Aku akan jadi ayah?" Gumam Chan.
"Aku akan jadi paman?" Gumam Felix.
Lalu mereka menatap satu sama lain, dan tawa kebahagiaan tak bisa ditahan. Dengan cepat kedua pria itu berlari masuk ke dalam.
Chan melihat Minho masih tertidur, pria itu duduk di samping pria itu s ambil memegang salah satu tangannya.
"Minho-ya ayo bangun aku punya kabar gembira" kata Chan sambil mengelus tangan itu.
"Kabar apa?" Tanya Minho tiba-tiba bangun.
"Kita akan punya anak" kata Chan sambil memeluk pria itu. Minho hanya tersenyum melihat reaksi Chan.
"Wah apa yang harus aku lakukan saat melihat ini?" Gumam Felix melihat pemandangan di depannya itu.
"Aku rasa, aku harus keluar" lanjutnya.
***
TBC
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
VET VS DOCTOR || BANGINHO✔️
Fiksi PenggemarBANGINHO FANFICTION *Note: Sebelum baca wajib follow akun author. Makasih Aku benci kau! Ujar Chan Aku lebih benci kau! Jawab Lee Know Mampir aja dulu siapa tau suka ;) WARNING -BXB -MPREG