Episode 07

755 115 8
                                    

Sebelum baca vote dulu hayuk, belajar menghargai karya seseorang

***

"Aduhh gimana ni gue malu banget" batin Minho saat sudah tau keadaan yang sebenarnya.

"Apa gue pura-pura pingsan aja ya" batinnya.

Minho langsung melemaskan tubuhnya untuk berpura-pura pingsan. Hal itu membuat Felix menjadi panik dan meminta bantuan pada Chan.

"Hyung tolong bantuin aku, bawa Minho" kata Felix sambil panik. Chan sebenarnya gak mau, tapi dia kasihan melihat Felix.

"Minho? Kalian kenapa?" Terdengar suara yang tidak berdosa itu dari balik kamar mandi.

"YOI cepet tolongin dia, dia mabuk lalu pingsan" kata Felix saat melihat Han datang .

"Lah kok bisa?" Han langsung membantu mereka untuk membawa Minho.

"Kok bisa pingsan sih? Dan kok ada lo Chan, bukannya lo bebuyutan sama Minho" tanya Han dengan nada yang tidak berdosanya.

"Tadi Minho Hyung gak sengaja ci.."

"Felix!" Chan menghentikan kata-kata Felix, cukup mereka saja yang tau kejadian tadi.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Han merasa ada keanehan.

"Gak ada, Nih bawa pacar lo pulang" kata Chan menyerahkan Minho pada Han.

***

Setelah kejadian itu Minho tak pernah bertemu dengan Chan di kampus, bukan tidak pernah melainkan menghindari pria itu.

Karena kejadian tersebut membuat Minho sangat malu sampai di ubun-ubun. Memang tak ada yang mengetahui kecuali mereka bertiga. Tapi Minho tetap saja malu.

"Hyung aku ada urusan sebentar, hyung duluan aja ya" kata Felix sambil memegang ponselnya. Hal itu membuat Minho cemberut.

"Yaudah deh, hati-hati ya lix" kata Minho. Felix tersenyum lalu dia pergi dari sana.

"Masa gue sendirian lagi sih" gerutu Minho saat Felix pergi dari sana. Dia kemudian mencari tempat yang teduh untuk bersantai sejenak.

Mata hari yang terik, mambuat Minho berkeringat seketika. Dan juga panas yang muncul juga dalam dirinya.

"San lo di mana?" Tanya Minho lewat telepon.

"Woi gue sibuk, nanti ya" jawab San singkat.

"Jangan bilang lo lagi pacaran" kata Minho.

Tutt

Telepon terputus, Minho mengambil napas panjang. Dia benar-benar kesal saat ini. Kalau saja dia pulang bareng Yunho tadi, pasti sudah sampai di rumah.

"Aku tunggu di sini ya, jangan telat lagi"

Minho mendengar suara itu dari balik pohon tempat dia berteduh saat ini. Suara itu benar-benar familiar. Minho mengendap-endap untuk mengintip untuk memastikannya.

Saat menengok dia melihat pria dengan rambut cokelatnya, Minho langsung berbalik arah saat pria itu mengetahui kehadirannya.

Dia pura-pura bermain ponsel saat ini untuk menghindari pria itu. Sialnya, pria itu sudah ada di depan Minho. Wajah Minho semerah tomat, dia hanya menunduk sambil pura-pura memainkan ponselnya.

"Lo kenapa?" Suara berat itu terdengar, Minho hanya diam padalah dia sudah mendengarnya.

"Ahh gue tau, lo malu kan ketemu gue" kata pria itu dengan nada menggoda.

"ENGGAK!" Minho langsung menentangnya. Bibirnya memang bisa berbohong tapi wajahnya tidak. Hal itu membuat Chan tertawa melihat tingkah pria itu.

"Duh males" Minho langsung pergi dari sana dengan wajah merahnya. Tapi tiba-tiba Chan menarik tangan Minho.

"Lo suka gue ya?" Tanya Chan pada pria itu. Seketika raut wajah Minho berubah.

"Enak aja lo, emang gue mau sama lo?" Kata Minho dengan senyum miringnya itu.

"Gue juga gak pernah tertarik sama lo ya, gue itu dah punya tunangan" kata Chan membela dirinya.

"Gue gak nanya ya, yang pasti tunangan lo itu pasti jelek kayak lo" kata Minho lalu dia langsung pergi dari sana.

"EHH ENAK AJA LO, TUNANGAN GUE CANTIK, IMUT DAN BAIK" Teriak Chan saat Minho menjauh dari sana. Tapi sama sekali tidak ada respon dari Minho.

"Ngeselin banget itu anak" gumam pria Bang itu.

***

"Lino lo dimana? Gue nungguin ni" tanya Yunho di telepon.

"Gue lagi siap-siap, tunggu ya. Pesen aja dulu tiketnya" kata Minho sambil mengikat tali sepatunya.

"Oke deh beneran ya, jangan lo tipu gue lagi" kata Yunho laku dia langsung memutuskan telepon.

"Dasar jomblo" gumam Minho sambil mengambil tasnya.

(Dia gak nyadar gais, dia jomblo juga)

"Ibu aku berangkat!" Kata Minho keluar dari kamarnya. Tapi tak ada sahutan dari wanita itu.

"Mau ke mana?" Tanya ayah Minho yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ibu kemana?" Tanya pria manis itu pada ayahnya. Pria paruh baya itu tiba-tiba memegang pundak anaknya.

"Ibumu deman, kau akan pergi dengan ayah kan bertemu dengan calon tunangan mu" kata ayah Minho. Tapi kemudian Minho menurunkan tangan ayahnya itu.

"Ayah sudah aku bilang kan, aku tidak mau dijodohkan" kata Minho kesal.

"Tapi ini sudah keputusan saat kau kecil Minho. Anak teman ayah itu baik, jadi kau tak usah khawatir" kata pria itu.

"Tapi ayah aku tetap tidak mau" kata Minho lalu pria itu langsung pergi dengan perasaan jengkelnya keluar rumah.

***

Yunho heran melihat Minho dengan wajah masamnya, bukan Yunho namanya jika tidak ingin tau.

"Filmnya jelek ya?" Tanya pria itu memancing suara Minho. Minho hanya menggeleng tanpa menyahut. Yunho mulai merasa aneh pada temannya itu.

"Lo kenapa No?" Tanya pria yang berharga Jung itu.

"Gak kenapa kok, gue pengen pulang aja" kata Minho dengan nada lemah. Tidak biasanya Yunho melihat temannya seperti itu.

"Lo bisa cerita sama gue kalau ada masalah" kata Yunho.

"Hmm gue gak mau dijodohin" kata Minho tiba-tiba membuat pria itu terkejut.

"Hah dijodohin? Udah abad ke 20 ini masih berlaku itu perjodohan?" Tanya Yunho yang membuat temannya itu menjadi kesal.

"Lo pikir gue mau?!" Kata Minho kesal. Dia tak menyangka ada butiran air mata jatuh di pipinya.

"Ehh jangan nangis, maaf gue ngegas tadi" kata Yunho sambil mengusap lembut pundak temannya.

"Kalau lo gak siap, jangan aja No. Bilang aja sejujurnya sama orang tua lo" kata Yunho memberikan saran pada temannya.

"Seandainya gue bisa Yunho"

***

Tbc

Jangan lupa vote dan komen.

Kalau udah lebih dari 20 vote baru up, semakin cepat semain baik.

See you 

Kalau mau dobel Up please komen :)

VET VS DOCTOR || BANGINHO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang