Happy New Years Semuanya
Kalau gak kuat skip aja ya, permisi, permisi. Sedih soalnya
*
Chan sengaja meninggalkan ponselnya di dalam tas, dia tak ingin melihat siapa yang telah menghubungi dirinya.
Semenjak pesta pernikahan Jisung fan Hyunjin, Minho memutuskan untuk menetap di rumah orang tuanya.
Pria itu tak mengijinkan Chan untuk ikut, ataupun menghubunginya. Jelas itu membuat Chan sangat kecewa.
Tapi entah apa yang terjadi tadi pagi, Minho mengirimkan pesan seperti ini.
"Chan besok kau datang ya ke gedung X , di kantor tuan Park ada tulisan namanya di sana kau tanya saja di sana. Sangat penting, kau akan tanda tangan di surat ini"
Chan frustasi membacanya, nasib malang tak bisa dihindari. Dia tak bisa menyelamatkan pernikahan nya.
Pria itu tak membalas pesan dari suaminya, kini dia melupakannya dengan bekerja.
Karena hal itu Minho meneror Chan dengan panggilan yang tak berhenti-henti dari tadi.
***
"Tuan Minho, bagaimana apa dia bisa dihubungi?" Tanya pria itu pada Minho. Minho hanya mengangguk sambil terus menelepon Chan.
"Saya rasa Tuan Bang tidak menyetujui perceraian ini, bagaimana jika kalian jangan dulu melakukannya" kata pria itu membujuk Minho.
"Tapi.. ini adalah kemauan" kata-kata Minho dipotong oleh pria itu.
"Tuan sebaiknya pikirkan sekali lagi ya, pikirkan perasaan Tuan Bang dan diri anda. Saya harap kalian tidak berpisah" kata pria itu. Minho lantas mematikan ponselnya dan merenungkan sesuatu.
"Apa yang harus saya lakukan sekarang?" Tanya pria itu dengan raut wajah sedih.
"Anda temui dulu tuan Bang, pastikan apakah kalian harus berpisah. Setidaknya anda harus memberikan kesempatan padanya" jelas pria itu.
"Baiklah" jawab Minho.
*
Minho tidak menemukan Chan di rumah, anjing kecil itu juga tidak ada di sana. Pasti pria itu tak pulang beberapa hari ini.
"Pasti dia di tempat kerja" kata Minho tak lupa dia membawa berkasnya.
Minho di tengah perjalanan, pria itu menghubungi Felix untuk memastikan apakah Chan ada di sana.
"Hyung tidak ada di sini, hanya Berry"
"Sebaiknya Hyung menemui dia, aku rasa pria itu sedang putus asa sekarang. Chan hyung pria yang baik, dia tak akan penyakitimu. Percayalah padaku Minho Hyung"
Setelah itu Felix menutup teleponnya, fiks Chan ada di Klinik hewan sekarang.
*
Minho tak mencari Chan di tempat kerja, dia tak ingin pria itu terganggu karenanya. Pria manis itu memutuskan untuk menunggu di pinggir jalan dekat taman yang searah rumah mereka.
Sebelumnya dia sudah menelepon Mark bos Chan. Minho menyuruh Chan untuk memulangkan Chan hari ini. Karena Minho terdengar genting, akhirnya Mark setuju.
Hampir satu jam menunggu, akhirnya yang ditunggu muncul juga.
Chan berjalan dari arah berlawanan dengan Minho.Saat pria itu menyadari keberadaan Minho, dia seketika berbalik arah menjauh darinya. Tapi Minho mengejarnya, sampai jarak satu meter sekarang.
"Chan tunggu jangan pergi" kata Minho, tapi pria itu tak mau berhenti.
"Awwww" teriak Minho, membuat Chan menoleh dan menghampiri Minho yang menjongkok.
"Kau kenapa?" Tanya pria itu panik, tapi Minho hanya diam. Dia mengambil berkasnya.
"Kau jahat kenapa kau tidak datang tadi?" Tanya Minho, seketika Chan membuang muka dari pria itu.
"Kalau kau ingin bertemu denganku karena itu, sebaiknya kau pergi sekarang" kata Chan bangkit dan berjalan kembali.
Minho bangun juga tak kalah gercep, lalu dia menahan lengan Chan.
"Hai! Dengarkan aku dulu" kata Minho, Chan hanya bisa menghembuskan napas panjang dan berbalik menatap pria itu.
"Hmm?" Chan berdehem.
"Chan ini, aku hanya ingin menepati janjimu yang dulu" kata Minho sambil menyerahkan berkas itu. Pria Bang itu menatap berkas dan mengambilnya dari tangan Minho.
"Baiklah kita tanda tangan di rumah saja" kata Chan lalu dia menyeret Minho untuk pergi pulang.
Sesampainya di rumah, setelah mereka berdua masuk, Chan mengunci pintu rumah dan membuangnya asal.
Minho terheran melihat aksi pria itu, dia melihat Chan terlihat sangat kesal sekarang. Tapi setidaknya Chan mau tanda tangan.
Pria Bang itu duduk di sofa dengan membawa berkas itu, dia juga mengambil pulpen untuk dipakai tanda tangan.
Sebelum itu pria itu juga membaca isi berkas itu. Minho hanya bisa menelan ludahnya duduk di samping Chan.
Sebenarnya dia agak gugup saat Chan mendekatkan pulpennya di kertas itu dan membuat tanda tangan di atas nama.
"Christopher Bang Chan"
Setelah menandatangi semuanya, Chan memberikan berkas itu pada Minho.
"Ini, apa kau puas?" Tanya pria itu dengan nada dingin. Tapi sebelum Minho mengambilnya, dengan cepat Chan merobek semuanya menjadi dua bagian lalu membuangnya ke arah belakangnya. Minho terkejut melihat itu.
"Chan apa yang kau..?" Chan langsung menautkan bibirnya pada Minho, melumatnya dengan lembut.
Karena datangnya tiba-tiba, Minho hanya mematung sekarang ditengah ciuman itu.
Saat Minho ingin melepaskan, Chan menahan bagian kepala pria itu lalu mendorongnya agar ciuman mereka semakin melekat.
"Nikmati saja, ini kemauanku" kata Chan di sela-sela ciumannya. Minho seperti terhipnotis, pria itu menurut lalu dia menutup matanya dan menikmati setiap cumbuan Chan.
Semakin lama, semakin memanas ciuman mereka semakin panas. Bukan hanya Chan tapi Minho ikut berpartisipasi di sana membuat Chan sempat terkejut, tapi baguslah.
Chan menindih pria itu, hingga Minho jatuh ke sofa. Ciuman masih tertaut, tangan Chan mengerayangi dada pria manis itu membuat Minho menjadi geli dan saat Chan meremas nipple, pria itupun tak sengaja mengelurkan desahan kecil.
"Jangan" ujar Minho saat, Chan menaikan sweter yang Minho pakai.
"Kalau begitu ayo kita lakukan di kamar, sayang" bisik Chan.
***
TBCTunggu Chap berikutnya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
VET VS DOCTOR || BANGINHO✔️
أدب الهواةBANGINHO FANFICTION *Note: Sebelum baca wajib follow akun author. Makasih Aku benci kau! Ujar Chan Aku lebih benci kau! Jawab Lee Know Mampir aja dulu siapa tau suka ;) WARNING -BXB -MPREG