EPILOG

158 10 17
                                    


•EPILOG•

~oO~

1 januari 2001..

 Jam mulai menunjukan pukul 23.05 Nada masih saja duduk di meja belajarnya. Masih dengan hal yang sama Nada masih saja terus menang novel miliknya pemberian dari Agiel. Mimpinya sudah tercapai namun mimpinya bersama bersatu dengan Agiel malah pupus begitu saja. Lampu ruangan masih menyala, kertas-kertas beserta novel ada di depan mata Nada. Ruangan sunyi tidak ada satupun suara yang terdengar selain decitan suara pulpen yang ada digenggamannya. 

 Aktivitasnya terhenti kala mendengar suara langkah kaki menuju kamarnya. Nada menyunggingkan senyuman ciri khasnya. "Novelnya di baca terus, yah?" Nada terkekeh sendiri.

 "Belum bisa tidur, ih!" Nada menggerutu kala Dev merampas novel miliknya. 

"Baca boleh, tapi tau waktu dong!" Sindir Dev. 

 "Bentar doang, ya? Nanti bonusnya aku pijitin kamu, deh!" Rayu Nada. Setiap kali Nada rindu pada Agiel, ia selalu saja membaca novel itu. Agiel seperti dilahirkan kembali kala melihat isi lembaran novel.

 "Bener?" Mata Dev berbinar. Nada mengangguk serius menatap Dev, suaminya sekarang. Ia tidak menyangka bahwa Dev lah yang menjadi suaminya. Ia kira Dev hanya orang asing dan akan selamanya menjadi asing, tapi kali ini beda. Cowok itu serius ingin memiliki Nada dan sekarang, mereka memutuskan berumah tangga, menjalin hubungan serius, Nada milik Dev, Dev milik Nada.

 Mereka berdua sudah menikah sejak 6 bulan yang lalu. Pernikahan sederhana tapi membuat kesan yang sangat tidak akan bisa dilupakan keduanya. Nada dan Dev, belum memutuskan untuk mempunyai anak terlebih dahulu, ia masih ingin melanjutkan kuliahnya nanti. Lagi pula Dev juga tidak keberatan dengan menundanya. Ia masih tidak bisa merelakan Agiel, tapi ia juga sadar. Agiel sudah pergi dan tenang bersama sang penciptanya.

 Tidak ada yang abadi, semua akan kembali, tidak ada yang bisa menghalangi garis takdir. Semuanya akan terjadi tanpa diketahui siapapun dan kapanpun itu.

 "Kenapa?" Nada tersentak kala Dev langsung memeluknya dari belakang.

 Nada menggeleng. "Kangen Agiel, ya?" Dev tidak keberatan jika Nada masih terus memikirkan Agiel. 

 "Maaf," lirih Nada menundukan kepalanya tidak berani menatap Dev.

 Dev mengecup puncak kepala Nada. "Gak apa-apa sayang. Aku gak masalah, wajar dong kamu kan udah sahabatan sama dia udah lama jadi kamu punya ikatan yang besar banget," Nada menjadi istri yang bersalah. Sudah mempunyai tanggung jawab tapi terus saja memikirkan masa lalunya.

 "Makasih udah mengerti aku. Tapi, tenang aja hati aku cuma buat kamu, Dev!" Dev tersenyum simpul. Ia bahagia dan sangat beruntung bisa memiliki Nada selamanya.

 Tidak ada yang bisa mendekati Nada karena Nada sudah menjadi miliknya bahkan semua orang pun sudah tahu jika Nada dengan Dev sudah menikah.

 "Aku juga cinta sama kamu, sayang!" Entah sudah keberapa kalinya Dev terus mengatakan kalimat yang sama kepada Nada. Kalimat-kalimat Dev memiliki makna yang mendalam baginya, awalnya memang mereka menjalin pacaran hanya dua bulan saja seterusnya Dev memutuskan untuk mengikat Nada menjadi istrinya. 

  Dan hingga hidup bahagia sampai saat ini, mereka saling mencintai satu sama lain, tidak ada keraguan masing-masing. Tuhan telah mengabulkan doa Nada yang ingin hidup bahagia bersama orang ia cintai. Kerapuhan telah berganti kebahagiaan. Tidak ada yang bisa memisahkan antara Dev dan Nada

 Nada sangat bersyukur begitupun Dev. Tuhan mengirimkan Dev untuk Nada, diantara beribu cowok yang ada didunia, Dev mungkin manusia pilihan tuhan yang terbaik untuk berdampingan menjalin kasih hingga nanti bersama-sama. 

 "Makasih kamu udah beri aku kesempatan buat milikin kamu, Nad!" Ujar Dev membelai rambut Nada dengan gerakan yang lembut, membuat Nada terhayut dalam suasana.

 "Gak perlu makasih Dev, kita memang seharusnya mungkin seperti ini, takdirku takdirmu. Kita tidak akan pernah terpisahkan lagi, dan aku mencintaimu selamanya." Kata Nada yang sedari tadi mengulas senyuman manisnya.

"Aku juga cinta kamu Nad, pertahankan terus yah, semoga kita terus baik-baik aja."

Tepatnya hari ini aku merasa sangat bahagia akhirnya aku bisa bersatu dengan Dev sang peramal saat SMA dulu, dia yang pernah meramal bahwa kita akan bertemu d kembali di sebuah ayunan yang tepatnya berada dihalaman rumahku bukan sebagai teman maupun sebagai sahabat lagi, melainnkan Dev sebagai suamiku, dan aku adalah sebagai istri dari Dev. Terimakasih sudah mempertemukanku dengan seseorang yang mau menerimaku apa adanya. Teruntuk Agiel yang jauh di sana, aku tidak akan pernah melupakanmu sampai kapanpun itu, hari ini aku juga merindukanmu, aku sangat berterimakasih karena kamu pernah menjadi pelindungku di setiap waktu sebelum Dev hadir, semoga kamu tenang di sana.

~S E L E S A I~












Cinta Masa Sma ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang