B a g i a n t u j u h

106 20 0
                                    

Part 7. Hujan Dan Kenangan.

Sulit memang mencintai tapi tidak untuk dimiliki, berpura-pura tidak peduli padahal menaruh hati.

Harus menjadi orang yang kuat bila sudah dihadapkan fase seperti ini.

-Nada Nabillah-

~oOo~

 Di malam hari ini sedang duduk di kursi panjang di depan teras belakang rumahnya ditemani secangkir susu hangat, dan buku diary berwarna biru. Lembar demi lembar terbuka lebar, banyak kisah yang ia tuliskan dalam buku ini. Tentang kisahnya yang begitu rumit, tentang kehidupan yang tak kunjung membaik, tentang air mata yang tak kunjung surut, tentang hal yang ia alami sekarang sekarang ini.

  Ia gemar menulis maka dari itu ia menuliskannya di buku ini jika suatu saat nanti waktu berganti dan semuanya tak lagi sama ia bisa mengenangnya membaca ulang tentang kisahnya bukan mereka ulang.

 Kini Cewek itu membuka tutup bollpoint dan menancapkannya pada lembar yang masih bersih tanpa noda tinta. Jari-jari lentiknya mulai menari-nari di atas buku diary entahlah ia sedang menulis tentang apa.

Hei, kamu! Yang pernah terlintas dalam sebuah pikirku, kamu yang selalu buat aku tertawa, kamu yang ada saat aku butuhkan. Membawaku atas semua perilaku dan sikap manismu yang selalu kamu tunjukan padaku. Bersamamu aku selalu merasakan bagaimana rasanya mempunyai sayap lalu diterbangkan. Tapi, sayang. Kita ini hanyalah sebatas sahabat saja? Karena rasa lebih hanya ada pada diriku bukan keduanya.

 Disisi lain Agiel sedang berada di kamarnya sedang uring-uringan tidak jelas memikirkan sifat Nada yang selalu berubah-ubah seperti bunglon, kadang Nada bersikap manis, kadang pula ia bersifat cetus padanya. Pikiran Agiel kalut hanya memikirkan Nada seorang. Ia tidak mengerti mengapa Nada menjadi seperti ini padanya.

  Agiel mengingat hari-hari yang ia jalani. Setaunya Agiel tidak pernah melakukan kesalahan apapun yang membuat Nada menjadi begini. Ia hanya bertemu dengan Nanda setelah itu ia kembali lagi dengan Nada. Agiel menggelengkan kepalanya. "Gak, gak! Gak mungkin Nada cemburu gara-gara gue dekat dengan Nanda. Lagi pula gue sama Nanda gak ada apa-apa juga. Dan gue sama Nada cuma sahabat mana mungkin dia ada rasa ke gue. Kita juga udah janji gak bakalan suka satu sama lain," bodoh! Begitu saja tidak peka.

  "Apa mungkin yah Nada lagi ada masalah pribadi, maka dari itu dia sikapnya kadang berubah-ubah, eh tapi dia kalo ada masalah apapun pasti curhat ke gue tau ini, ga tau Aarrgghh——" Agiel mengacak rambutnya gusar. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Nada.

  "Cewek emang susah dimengerti astaga!" Pungkas Agiel. Menatap frame foto Nada yang tengah tersenyum menatap ke arahnya.

Seseorang mengetuk pintu kamar Agiel.

 "Masuk aja gak dikunci," ujar Agiel kala mendengar suara ketukan berasal dari depan kamarnya.

 Ternyata itu adalah Vionita mamah dari Agiel. "Eh, mamah." Agiel langsung membereskan tempat tidurnya yang sedikit berantakan.

 "Kamu kenapa sih Giel, ko tadi tadi mamah perhatikan kamu itu uring-uringan gak jelas, terus tadi kenapa teriak-teriak sambil manggil nama Nada?" Agiel diserang pertanyaan dari Mamanya.

 Mungkin ia harus menceritakan semuanya kepada Vionita. "Mah, kenapa cewek selalu sulit untuk dimengerti?" tanya Agiel tiba-tiba.

 Vionita terkekeh melihat anaknya yang baru kali ini mau membahas soal cewek. Biasanya Agiel selaku cerita kejadian-kejadian pada teman cowoknya saja. "Cewek memang susah untuk dimengerti dan dipahami, hati mereka dalam sedalam palung yang sukar untuk diselami. Karena cewek adalah makhluk yang unik."

Cinta Masa Sma ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang