B a g i a n t i g a p u l u h

67 10 0
                                    

Part 30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 30. Porak-poranda.

Kumohon, jika tidak memiliki rasa apapun padaku. Jangan bersikap terlalu baik kepadaku, bersikaplah sewajarnya saja. Karena aku mudah salah paham. Dan agar aku tidak lagi menaruh harapan lagi padamu, yang belum tentu pastinya.

-NadaNabillah-

~oOo~

 Hujan di sore hari ini mengingatkan Nada pada sosok Agiel, sosok yang selama ini menjauhinya. Masa dulu yang pernah terukir indah di bawah naungan derasnya hujan kini kembali teringat, tentang segala sikap yang selalu Agiel tunjukan kepadanya, dari yang manis, hingga ke pahit, Nada sudah merasakan rasa itu dengannya. Kini sikap Agiel berubah drastis seperti air hujan dicampur dengan es batu; dingin, seperti menguliti kulit secara perlahan.

 Susah melupakan seseorang kalau mempunyai kenangan  yang menyangkut dengan adanya 'hujan' jika hujan turun tentu pasti akan teringat kembali tentangnya. Dan kali ini Nada pun merasakan hujan yang menyakitkan. Beberapa kali Nada berusaha melupa. Tapi, dengan kehendaknya hujan turun membuatnya kembali teringat masak-masak indah dengan Agiel, duduk berdua menikmati sepoian angin yang menyertai rintikan hujan. Tapi, kini hanya seorang diri duduk dibalik jendela kamar, menatap nanar pada genangan yang menaruh sebuah kenangan.

 Ingin melupakan. Namun, semakin melupakan semakin malah menjadi teringat, rasa ini membuat Nada terbelenggu mendekap seperti di balik jeruji besi yang di dalamnya terdapat sebuah sel bukan sel pertahanan, melainkan sebuah sel-sel kenangan yang membuatnya kembali terkepung oleh para penjaga untuk tidak keluar dari tempat seharusnya. Tapi, Nada ingin keluar meski batas rasa ini tidak bisa ditentukan kapan berakhirnya, ia ingin secepatnya berakhir agar Nada bebas melakukan apapun dan tidak seharus melibatkan rasa yang tidak seharusnya muncul.

 Nada tersentak ketika kamarnya terbuka lebar menghasilkan suara. 'Krek!!' Nada pun menoleh mendapati sang Mamah yang sedang berdiri diambang pintu dengan senyum simpulnya. "Mamah udah siapin makan buat Nada, ayo makan?! Dari tadi pagi loh Nada belum makan-makan," ajak Sinta prihatin melihat Nada menjadi diam seperti ini. Ia tidak paham apa yang sedang terjadi pada Nada. Sedari tadi Nada hanyalah diam duduk di kamar sambil menatap ke arah luar halaman.

"Nada udah kenyang, Mah," tolak Nada dengan halus.

 "Kamu kenapa? Ada masalah? Udah dua hari loh diem terus. Dan kenapa Agiel jarang ke rumah? Kamu masih baik-baik saja kan sama Agiel?" Nada tidak menggubris deretan pertanyaan dari Sinta. Ia bingung harus menjawab seperti apa. "Sayang?" Sinta menyadarkan Nada.

 "Eh, gak ada apa-apa kok, Mah. Nada baik-baik aja sama Agiel, Mamah gak perlu risau, nanti aja makannya Nada udah makan tadi di kantin bareng Aldara." Setelah mendengar tuturan dari Nada pun Sinta merasa sedikit lega. Ia turun ke dapur membereskan makanan, disimpan dengan baik untuk Nada nanti jika sudah merasa lapar kembali.

Cinta Masa Sma ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang