B a g i a n s e b e l a s

102 13 0
                                    

Part 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 11. Possessive boys

Meski kaki beranjak pergi tapi kata hati tidak pernah rela dan siap menjalaninya. Meski mulut berkata pergi dan raga juga tidak pernah siap melakukannya.

-NadaNabillah-

~oOo~

Berkilo-kilo meter dari situ, keadaan yang sangat berbeda terjadi. Di sebuah lapangan sekolah yang berisi tiga lapangan futsal dan basket. Figo duduk dengan gelisah di tribun penonton. Sama sekali tidak tertarik untuk ikut bermain. 

  Kepalanya dipenuhi kecemasan akan kondisi Nada yang katanya "pingsan" saat olahraga berlangsung.

 Ia ingin menjenguk dan mengetahui kondisi Nada sekarang, tapi ia belum bisa keluar dari tempat latihan, apalagi dengan pelatih yang galak itu. Bisa-bisa Figo di out dari SMA MORIZ. Eh, mana bisa Figo anak yang punya gedung sekolahan!

 "Nada, gimana?" Tanya Agiel tiba-tiba. Berdiri di samping Figo.

Cowok itu menggeleng. "Gue belum sempat jenguk dia,"

Figo menatap Agiel dengan serius saat ini.

  "Giel, lo pernah ngerasa gak, sih? Kalo Nada itu suka sama lo?" Hampir saja Agiel tersedak minuman yang sudah sampai di mulutnya.

 "Gue... gue gak tau. Mana mungkin Nada suka sama gue." Agiel menyahut arah pembicaraan dari Figo.

 "Cepetan. Gue udah laper nih." Dia gerakkan kelima jarinya yang sejak tadi terbuka lebar-lebar, meminta Nada Segera menyambut uluran tangannya itu. Tapi karena cewek itu tetap terdiam, akhirnya Figo meraih satu tangan Nada. Dengan paksa ditariknya cewek itu sampai berdiri.

 "Elo tuh reaksinya emang suka lambat ya? Dasar kebiasaan," Figo terus saja mencibir sambil menarik Nada ke arah pintu.

 Diiringi seluruh teman sekelasnya yang menatap ternganga, Nada dibawa anak lainnya ke luar kelas. Cewek itu berjalan dengan wajah sedikit menunduk. Bukan cuma teman-teman sekelasnya yang shock, tapi juga seluruh siswa kelas sebelas yang menyaksikan adegan itu.

 Banyak dari mereka yang bahkan tidak mampu menyembunyikan kekagetan itu dan menatap keduanya dengan mulut ternganga! Kenapa sih pake gandeng-gandeng segala? Keluh Nada dalam hati. Dia jalan berdua dengan Figo sang anak dari yang sudah menciptakan kegemparan, masih tambah digandeng pula. 

 Di depan temen-temen sekelas sih masih nggak apa-apa. Tapi kalo di depan seluruh murid kelas sebelas begini, Nada nggak bisa membayangkan dia mesti gimana nanti. Pasti bakalan terus diperhatiin dan bisa jadi bakalan ditanya-tanyain.

 Kemudian Nada berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Figo, tapi malah menyebabkan cowok itu menguatkan cengkraman jari-jarinya di pergelangan 

Cinta Masa Sma ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang