9 : Tentang Nathan

390 81 27
                                    


"Bukannya dia yang sering nungguin Putri di depan kelas, ya?"


Anya pikir, rasa kagumnya pada Atarafka ketika bertemu beberapa minggu yang lalu di lapangan hanya berlangsung sesaat. Namun nyatanya, gadis itu malah jadi sering memikirkan Ata, bahkan semakin dibuat penasaran oleh anak itu.

Apalagi ketika beberapa hari yang lalu ia melihat sendiri Ata mengantar pulang temannya paskibra, Nala. Tanpa sadar membuatnya malas mengerjakan tugas, uring-uringan sendiri, bahkan tidur larut malam hanya untuk stalking instagram sang gebetan.

Beberapa menit yang lalu Chelsi pergi memesankan ayam geprek untuknya dan Nasya, membuat ia dengan santainya duduk di salah satu bangku kantin bersama dengan Nasya seraya menonton video di youtube, channel selusin cogan.

Bibirnya menyunggingkan senyum tipis ketika menemukan sebuah konten yang menampilkan Ata dengan Samudra sebagai pemerannya. Sesekali jemarinya tergerak untuk menangkap screenshot, apalagi saat Ata dengan visual sempurnanya memenuhi layar.

"Dih, senyum-senyum sendiri."

Anya kontan menoleh ketika Chelsi tiba-tiba dengan sengaja menyenggol lengannya. Lantas senyumnya diulas lebar-lebar. "Apasih, ganggu."

Karena penasaran, Chelsi memajukan badannya, mencoba melihat apa yang sedang ditonton oleh Anya. Lantas mencebikkan bibirnya ketika menemukan Ata yang tengah diacak-acak rambutnya oleh Samudra. "Suka beneran?"

Anya terdiam, masih fokus dengan video yang ditontonnya, lantas mengendikkan bahunya tak acuh. "Iya kali," kekehnya kemudian. Mengundang cibiran dari Nasya yang tengah menikmati salad buah yang dibawanya dari rumah.

"Nggak jadi mundur?" tanyanya.

Anya kontan mendongak, beranjak dari duduknya lantas menoyor pelan dahi gadis itu. "Yang kemaren bilang suruh berjuang dulu siapa?"

Mendengar itu Nasya tergelak, mengingat lagaknya dia kemarin yang dengan antusiasnya menyuruh Anya untuk berjuang dulu meskipun tahu Ata sepertinya tengah gencar mendekati Nala. "Pake tuh, cara gue."

Chelsi kontan menyilangkan tangannya di depan dada. "Jangan, Nya, jahat," serunya.

Tentu saja membuat Nasya lagi-lagi tergelak. Sarannya supaya Anya lebih baik memberitahu soal perasaan gadis itu pada Ata ke Nala dan meminta Nala untuk menjauhi gebetannya itu sejak kemarin ditolak mentah-mentah oleh Chelsi. Katanya, tak sportif.

Itu pun didukung oleh argumen Anya yang menyatakan kalau bersaing harus menggunakan cara yang sehat. Lagipula kalau memakai saran Nasya kan namanya pemaksaan.

Melihat tingkah kedua sahabatnya, sepasang bola mata Anya berputar malas. "Tau tuh Nasya, aneh-aneh aja," gerutunya sambil terus menonton video.

"Canda, Nya. Lagian belum pasti kan kalau mereka punya hubungan beneran?"

Anya terdiam, lantas melirik Nasya yang duduk di hadapannya. Semalam Haidar memberitahunya sesuatu, dan kenyataan itu yang kini membuatnya semakin yakin untuk tetap berjuang mendekati Ata. Pikirnya, selama belum terlambat dan masih bisa menggunakan cara sportif, tak masalah kan?

[1] Tiramisu CheesecakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang